Hinata POV
Hari ini sangat panas sekali, tubuhku seakan terbakar. Itu sebabnya aku tidak merasa nyaman berada disini, di samping lapangan untuk melihat para pemain baseball, padahal aku tidak terlalu menyukai olahraga.
Andai saja sahabatku tidak memaksaku untuk ikut, mungkin aku sudah berada di perpustakaan untuk membaca beberapa buku. Namaku Hyuga Hinata, aku berada di Fakultas Bimbingan Konseling di salah satu Universitas di Jepang, saat ini aku di tahun pertama.
Baseball sangatlah populer di jepang, banyak sekali yang menyukai olahraga ini. Saking populernya bahkan para anggota Baseball memiliki fans nya sendiri.
Saat ini Pelatih Baseball membutuhkan seorang asisten perempuan, bukan untuk melatih tapi untuk membantu mempersiapkan kebutuhan anggota. Aku tidak terlalu minat tapi sahabatku memaksaku untuk ikut mengisi formulirnya.
"Sudah selesai?" Tanya Sakura
"Sudah dari tadi. Kenapa tidak kau sendiri saja yang mengikuti. Lagipula kita tidak akan terpilih. Bahkan kita tidak mengerti olahraga Baseball." Jawabku.
"Sangat sulit untuk menjadi asisten pelatih, mereka akan merekrut asisten di tahun pertama dan akan diganti jika asisten itu lulus. Mungkin lebih lama jauh lebih baik. Sulit untuk mendapat kesempatan ini kau tau."
"Terserah." JawabkuAku tidak terlalu minat karna ini adalah awal tahunku di kampus, seharusnya aku lebih banyak belajar bukan.
Aku melihat ke arah lapangan, mereka berlatih sangat serius padahal hanya sebuah latihan. Kadang aku berpikir, bagaimana bisa mereka berlatih padahal mereka juga harus belajar dan mengerjakan tugas, tapi sekarang aku melihatnya mereka berlatih sangat keras.
Tentu saja Baseball kami sangat terkenal karna selalu menang di setiap pertandingan, dan sekarang aku mengerti mengapa pemain kami sangat hebat mereka berlatih dengan keras dan serius.
"Kau lihat pemain itu?" Tanyaku pada Sakura
"Yang mana?"
"No punggung 10."
"Oh dia, kenapa memangnya?"
"Tidak, hanya saja permainannya bagus sekali. Aku merinding melihatnya haha dan juga rambutnya berwarna kuning jadi terlihat bersinar."
"Kau benar, kau tau dia satu tingkat dengan kita. Dan hanya dia satu satunya yang menjadi pemain inti di angkatan kita. Permainannya begitu hebat, dia sangat serius. Banyak perempuan yang menyukainya, tapi dia terlihat sangat cuek dan masa bodo. Jadi tidak ada yang berani mendekati dia." Jelasnya
"Pantas saja, dan lihat bukankah itu Uciha Sasuke? Aku baru tau dia anggota Baseball juga." Ujarku.
"Ahh jangan jangan karna dia? Kau belum moveon darinya Sakura?" Lanjutku.Sakura hanya diam, kulihat sembrutan merah di pipinnya. Ohh dia sangat menggemaskan.
"Ten-tentu saja tidak, aku juga baru tau." Jawab Sakura sedikit gagap.Aku hanya tertawa dalam hati, Sakura sangat menyukai Uciha Sasuke. Bahkan dari jaman Junior High School sampai sekarang. Cintanya begitu tulus, terkadang aku iri kepadanya.
Aku kembali melihat para pemain Baseball, ah mataku kembali melihat ke no punggung 10. Aku dapat melihat, permainannya begitu bagus pukulannya pun sangat keras. Mungkin itu alasannya seorang junior bisa ikut bertanding bersama pemain inti, sangat sulit karna kebanyakan junior hanya sebagai cadangan, tentu saja mereka harus berlatih lebih keras lagi.
Setelah semuanya selesai mengisi formulir, kami pun pergi meninggalkan lapangan. Tapi pelatih menyuruh kami untuk kembali lagi pukul 3 sore, hari ini adalah hari sabtu jadi tidak ada kegiatan mengajar, itu sebabnya jam kami free.
Aku dan Sakura pergi ke kantin untuk membeli beberapa makanan dan minuman. Kantin sangat penuh padahal hari bebas, mungkin karna segara di adakan pertandingan Olahraga Nasioanal jadi banyak yang berlatih dan juga banyak para atlit lain mengerjakan tugas kuliah, tentu saja mereka harus mengerkajakan segera karna nanti mereka akan di sibukan dengan latihan, yang di mulai dari pagi sampai malam.
Di Kantin sangat penuh jadi kita kembali kelapangan sekalian melihat permainan Baseball itu adalah ide Sakura. Kami duduk di bangku penonton paling depan, agar dapat melihat dengan jelas para pemain atau agar dapat melihat Ucihanya dengan jelas.
Mataku kembali melihat kearahnya, nomor punggung 10. Permainannya dan tatapannya sangat membara, pukulannya begitu keras. Mataku terus fokus pada permainan mereka, banyak para anggota yang merasa kelelahan. Mungkin karna mereka berlatih dari pagi, seharusnya mereka beristirahat.
Waktu berjalan dengan cepat, tanpa sadar sudah pukul 3 kami kembali berkumpul di samping lapangan. Menunggu pengumuman siapa yang akan menjadi asisten pelatih, tentu saja aku tidak berharap.
Setelah kami semua berkumpul, pelatih pun datang berdiri dihadapan kami dengan membawa kertas.
"Setelah aku lihat dan pikirkan, aku sudah memilih satu nama." Seru pelatihPadahal aku tidak berharap, tapi tetap saja aku merasa degdegan. Ku lihat para pemain Baseball telah selesai bermain, dan ikut berkumpul bersama kami.
"Yang akan menjadi asisten pelatih kami adalah ... Hyuga Hinata dari fakultas Bimbingan konseling."
Aku kaget sungguh, bagaimana bisa aku yang terpilih. Aku melihat ke arah sahabatku aku takut dia marah. Dan dia sangat senang sekali.
"Oh bagaimana bisa kau yang tidak minat tapi kau yang terpilih, tapi selamat yahh untukmu." Ujarnya dan memelukku.Pelatih kembali berbicara
"Kami membutuhkah konseling untuk anggota kami, dan kami yakin jika pilihan kami benar. Kalian boleh pulang kecuali Hyuga Hinata."Aku merasa gugup, sungguh ini pertamakalinya aku bersama dengan para pemain Baseball.
"Apa kau pernah mengikuti sebuah organisasi sebelumnya?" Tanya pelatih.
"Belum sensei, tapi saya akan belajar kepada sensei dan yang lain. Jadi mohon bantuannya." Jawabku. Walaupun aku tidak terlalu minat untuk menjadi asisten pelatih, tapi karna aku sudah terpilih aku harus bersungguh sungguh. Aku tidak ingin mengecewakan sahabatku dan fakultasku..
.
.Hari sudah mulai larut, setelah aku berkenalan dengan anggota Baseball pelatih memberitahuku tugas yang harus aku kerjakan. Pelatih memberiku daftar biodata anggota lain, dan juga besok aku harus kembali ke kampus.
Aku lupa kalo hari ini malam minggu, kereta sangat penuh mungkin karna banyak yang pergi untuk berkencan. Bahkan aku tidak kebagian duduk, sungguh melelahkan.
"Tadaima." Sapa ku 'kenapa rumah sepi sekali apa kaasan belum pulang?'-batinku
Aku berjalan menuju dapur, kulihat makan malam sudah tersaji tapi kemana kaasan yah. Lebih baik aku ke kamar untuk membersihkan badanku
'Ahh segar sekali' aku sudah menyelesaikan ritual malamku, perutku terasa lapar lebih baik aku ke dapur untuk makan.
"Oh Kaasan darimana?" Tanyaku
Aku melihat kaasan yang sudah ada di dapur, bikin kaget saja."Hinachan kau sudah pulang rupanya, tadi kasan ke supermarket membeli gula. Jadi sekalian deh belanja." Jawab kaasan
Aku hanya ber'oh' ria. Aku sudah lapar jadi aku langsung mengambil makananku.
"Itadakimasu." Ucapku
Makanan kaasan emang tiada duanya.
"Kaasan besok aku akan pergi ke kampus yah."
"Untuk apa? Bukannya besok libur. Jika hanya belajar lebik baik di rumah saja."
"Aku terpilih menjadi asisten pelatih kaasan, jadi aku harus kesana berkumpul dan ikut melihat pertandingan mereka." Jelasku.
"Oh baguslah Hinachan sekarang kau jadi banyak kegitan. Jika selesai segeralah tidur oke."
"Baik kaasan. Oyasuminasai kaasan." Ucapku dan mencium pipi kaasan.Hari ini lelah sekali lebih baik aku segera tidur, tapi sebelum aku tidur aku melihat biodata para pemain. Sebenarnya aku sangat payah mengingat nama, jadi aku lebih memilih mengingat nomor punggung mereka.
.
.
.
Halo semua saya baru di sini. Semoga kalian suka dengan ceritaku
Banyak typo dan sebagainya
Aku harap kalian dapat menikmati ceritaku ini.
Bye bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Not Fall In Love (END)
RomanceMari untuk tidak saling jatuh cinta Mari tidak membuat janji Senyummu membuatku sakit Maafkan aku NarutoxHinata