Tuan kau itu darimana,
Ketika tubuhku masih terjaga
Dengan suara desingan pena dan kertas disana-sini
Dengan cerita yang beku karena tahun-tahun musim dingin yang lalu
Menjelma sayup-sayup angin malam yang lembab
Kau masuk melalui jendela kayu kamarku yang sudah kropos dimakan rayapTuan kau itu apa
Dengan mudah kau menghidupkan lagi bunga pekarangan rumahku
Yang sebenarnya sudah pernah mati-matian ku hidupkan kembali tapi tak bisa
Maka ingin kumilik kau
Belum sempat aku memasungmu tapi kau hilang sore itu bak sihir
Bunga yang semestinya harus ku petik kini kering dan layuTuan kau itu siapa,
Kukira kau datang dari bintang kedua
Kukira kau dikirim semesta untuk menghangatkan apa-apa
Tapi tak lain kau hanya sebatas fatamorgana di pelupuk mata
Yang keberadaannya hanya untuk bercanda
Yang keberadannya tidak pernah benar-benar nyata.[ps.in 2018, 18th of september]
KAMU SEDANG MEMBACA
FINE
PoetryTiap-tiap kita memiliki keresahan yang tidak bisa di utarakan, sebab menulislah. Tidak ku beri nama, bebas diberi label apa Tapi ingat, ini rahasia, jangan dibaca. [ps]