1: Are You A Model?

1.4K 128 19
                                    

Mumet.

Kepala Taehyung ingin pecah rasanya.

Inspirasi tak kunjung datang, padahal sebentar lagi Fashion Week digelar. Ia harus menyerahkan desain pada penjahit perusahaannya.

Lama ia merenung. Kemudian memutuskan untuk pergi ke kafe favoritnya. Refreshing pikiran, katanya.

Ia ambil jas yang tergeletak di pinggiran sofa. Menaruh buku sketsa kecil dan pensil ke dalam kantongnya. Kamera kesayangan pun turut ia bawa. Kemudian berjalan menuju pintu. Tak lupa ia kirim pesan singkat untuk sekretarisnya di ruangan sebelah.

Para karyawan yang berpapasan dengannya akan membungkukkan badan mereka. Memberi hormat pada atasan. Beberapa karyawan wanita terlihat mencoba mengakrabkan diri. Siapa tahu esok hari gajinya meningkat.

Taehyung melanjutkan perjalanannya. Dua blok lagi, dan ia akan sampai pada tempat tujuan. Bangtan Cafe.

Tampak bangunan bertingkat tiga di hadapan pemuda berambut pirang. Bangunan bergaya klasik abad pertengahan, bercat putih dengan kolom-kolom berukuran besar menopang balkon di lantai dua. Plang nama cafe tersemat rapi pada railing balkon.

Terdengar gemerincing bel dari pintu yang didorong. Aroma sedap menyambut indera penciuman. Para pramusaji mengucapkan salamnya. Taehyung balas dengan tersenyum, kemudian memilih tempat duduknya.

Satu set coffee table bulat berbahan kayu berukuran sedang dengan dua kursi yang berhadapan, menjadi pilihannya. Terdapat kaca besar dengan ukuran dua meter dikali dua meter pada sisi kirinya.

Pramusaji datang dan mencatat pesanannya. Seporsi spagetti carbonara dengan segelas milkshake coklat. Setelah Sang pramusaji berlalu, Taehyung mengeluarkan buku sketsa serta pensil miliknya.

Pemuda itu menyandarkan badan pada sandaran belakang kursi. Mencoba bersantai sembari menikmati pemandangan yang tersaji di depannya.

Sesuatu menarik perhatiannyaㅡ lebih tepatnyaㅡ seseorang. Pemuda dengan rambut hitam legam, sedang berdiri menyandar pada dinding bangunan di sisi lain jalan. Kaus putih dan jaket hitam yang agak kebesaran menutupi badannya. Dipadu dengan jeans hitam yang memeluk kakinya dengan sempurna.

Gayanya simple, memang, tapi pemuda itu membuat baju yang dipakainya terlihat fancy.

Mungkinkah ia seorang model?

Lama Taehyung memandangi. Tak sadar bila pramusaji telah menaruh pesanannya di atas meja.

Pemuda berambut hitam di seberang sana merogoh sakunya, mengambil telepon genggam. Raut wajahnya berubah masam, alis tebal bertaut, bibir bawah dicebikkan. Lucu. Tampaknya ia sedang kesal.

Lama Taehyung berdebat dengan pikirannya, akhirnya ia memutuskan untuk mendekati pemuda itu. Buku sketsa dan pensil kembali dimasukkan dalam saku. Tak lupa menyambar milkshake di atas meja.

Selembar kertas kuning bergambar seorang wanita kaligrafis ia letakkan pada meja kasir. Taehyung melangkah keluar dengan terburu, khawatir pemuda itu tak lagi ada di tempatnya. Menghiraukan ucapan terima kasih dari penjaga kasir.

Taehyung melambatkan langkahnya ketika ia melihat pemuda itu masih berdiri pada tempatnya. Mengambil kartu nama di dalam dompet.

Langkahnya berhenti di depan si pemuda yang masih sibuk dengan telepon genggam di tangan.

Taehyung berujar, "permisi."

Mengalihkan atensi si pemuda padanya. Kepalanya mendongak, ingin tahu siapa yang telah mengganggu kegiatannya. Jemari-jemari lentik berhenti mengetuk layar telepon genggam.

Ethereal | TaejinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang