3: This is Hard - 1

897 106 25
                                    




"Selamat pagi, domba-domba kecilku yang tersesat!"

Sebuah suara menggelegar datang dari arah pintu. Membuat Seokjin terlonjak kaget dan hampir terpeleset bila tak ada Taehyung yang menahan punggungnya.

Jungkook tak bisa menahan tawanya saat melihat kejadian yang menurutnya lucu tersebut. Seokjin malu bukan main dibuatnya. Kedua pipi memerah hingga mencapai telinga. Membuatnya terlihat seperti buah tomat yang telah masak.

Seorang lelaki bertubuh tinggi terlihat sedang berdiri dengan kedua tangan yang terlentang ke atas. Matanya menyapu ke dalam ruangan dan berhenti pada sebuah wajah asing. Kemudian menelusuri wajah itu dengan seksama.

Ia meneguk ludah ketika pandangannya sampai pada bibir sang empunya. Berwarna merah muda dengan garis bibir yang sempurna. Ia jadi penasaran bagaimana rasanya saat mengecup dua buah bibir yang tampak kenyal itu.

Seseorang berdeham, menyadarkan lamunan. Dilihatnya sang boss besar yang sedang berdiri di belakang si pemuda asing. Menatap tajam padanya. Yang ditatap, seketika menciut. Lelaki bertubuh tinggi itu tersenyum memamerkan gigi sembari menggaruk tengkuk dengan canggung.

Taehyung membenarkan posisi Seokjin yang tadi sempat oleng. Ia melepaskan cengkramannya pada lengan yang lebih tua, kemudian melangkah ke depan. "Seokjin-hyung, tiang listrik di depanmu ini adalah orang yang akan menjadi pelatihmu untuk ke depannya."

Lelaki bertubuh tinggi itu menaikkan sebelah alis matanya mendengar panggilan yanng dilontarkan oleh sang atasan pada pemuda baru. "Hyung? Berapa umurmu, Seokjin-ssi?"

Menyadari sang pelatih melontarkan pertanyaan untuknya, Seokjin dengan segera menjawab. "Umur saya dua puluh lima tahun pada bulan desember nanti."

Seokjin bingung melihat lelaki di depannya diam. Berpikir bahwa ia telah melakukan hal yang lancang, Seokjin segera membungkukkan badan, dan memperkenalkan diri kepada sang pelatih. "Selamat pagi, Pelatih. Perkenalkan, nama saya Kim Seokjin. Maaf bila saya akan merepotkan anda kedepannya. Saya mohon bimbingannya!", ucap Seokjin dengan tersenyum.

Sang pelatih tersadar dari lamunannya. Ia tersenyum lembut pada si calon murid. "Hey, jangan terlalu kaku. Karna aku lebih tua darimu satu bulan, kau harus memanggilku Chanyeol-hyung, oke?"

"Baik, Chanyeol-hyung!"

Yang dipanggil tersenyum penuh arti pada seorang lelaki yang sedari tadi menatapnya tajam. "Nah, begitu lebih baik. Bukan begitu, boss?", ia mengedipkan sebelah matanya pada sang atasan.

Taehyung menggeram. ingin sekali ia mencolok mata menjijikan itu. "Aku tidak peduli."

Chanyeol memasang raut wajah sedih. Ia menatap ke arah Seokjin, kemudian membuka lebar kedua tangannya sembari berjalan mendekati yang lebih muda. "Hiks.. boss dingin sekali padaku. Seokjinnie, peluk hyungmu yang sedang bersedih ini."

Belum sempat ia menyentuh sang pemuda, sebuah telapak tangan mendarat di wajahnya. Mendorong tubuhnya ke belakang dengan tenaga yang tak bisa dianggap remeh.

"Hei, aku tak butuh 'pelukanmu' yang barbar itu! Kau merusak suasana, dasar bocah kelinci!", Chanyeol mendengus kesal. Hilang sudah kesempatan memeluk pemuda baru.

Kalau saja tak ada Seokjin di sini, ia pasti akan 'mengajari' bocah kelebihan tenaga ini karena ketidaksopanannya pada yang lebih tua.

Jungkook memutar matanya malas melihat kelakuan sang pelatih yang terlampau berlebihan. Seperti tak pernah melihat lelaki dengan wajah tampan saja seumur hidupnya.

"Hei, tiang telepon tak berguna, aku membayarmu untuk mengajarinya dasar-dasar modeling. Bukan untuk membiarkannya mendengarkan lawakan recehmu itu."

Ethereal | TaejinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang