O.5

240 75 5
                                    

I realized slowly that his words should frighten me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I realized slowly that his words should frighten me. I waited for that fear to come,
but all I could seem to feel was an ache for his pain.
( Bella Swan, Twilight. )

Setelah pertemuan singkat dengan Jinyoung, untuk pertama kalinya semenjak kedua remaja itu menjalin hubungan dekat, mereka tidak saling berbicara dengan satu dan lainnya selama perjalanan ke rumah Suyoon — dan kesunyian seperti ini bukanlah yang mereka inginkan, namun tidak satupun mencoba untuk memecahkannya hingga perjalanan berakhir.

"Lin, mampir gak?"

"Kamu kenapa gak bilang aku kalo kamu pernah ketemu dia?" Guanlin bertanya kembali kepada Suyoon dengan raut wajahnya menunjukan perasaan yang kurang baik. Matanya pun tidak tertuju kepada Suyoon, melainkan helm yang Suyoon berikan sebelumnya.

Suyoon mencoba menelan ludahnya karena tenggorokan yang terasa kering secara tiba-tiba. Rasanya seperti telah tertangkap basah melakukan kejahatan, tapi memang Suyoon salah apa? Karena menyembunyikan pertemuannya dengan Jinyoung?

"Aku gak tau dia bakal muncul lagi." Jelas Suyoon pelan.

"Jadi kalo kamu tau dia bakal muncul lagi, kamu baru bilang ke aku gitu?"

Mata Suyoon berkedip-kedip sebelum terkekeh pelan sembari menggelengkan kepalanya heran dengan pertanyaan Guanlin yang terdengar kekanak-kanakan barusan.

"Suyoon, aku serius nanya kamu." Sergah Guanlin, seketika membuat kekehan Suyoon berhenti karena suara lantangnya. "Kamu tuh bisa serius gak sih?"

Tidak pernah sebelumnya Guanlin bicara dengan nada yang keras kepadanya dan sekarang, aura Guanlin terasa dingin membuat Suyoon merasa sedikit takut, apalagi sekarang Guanlin berdecak pelan sebelum mengacak tatanan rambutnya kesal.

Suyoon meraih ujung kemejanya dengan tangan yang sedikit bergemetar, "Lin, kamu kenapa?"

"Kamu yang kenapa!" Guanlin membentaknya tanpa sadar, "Kamu harusnya cerita ke aku kalo kamu ketemu orang kayak gitu. Dia bahaya buat kamu, Suyoon! Kamu gak seharusnya ngobrol sama dia. Apa karena dia ganteng jadi kamu gak bilang ke aku? Atau karena omongan manis dia bikin kamu seneng?"

Mulut Suyoon ternganga mendengar ucapan Guanlin kepadanya barusan. Ia tidak ingin mempercayai apa yang sedang terjadi sekarang. Pertama, Guanlin terus-terusan membentaknya. Kedua, ia menuduh Suyoon yang tidak-tidak. Ketiga, mengapa Guanlin meledak-ledak seperti ini hanya karena ia tidak memberi tahu pertemuannya dengan Jinyoung?

"Jadi kamu mikir aku cewek yang kayak gitu, Lin?"

Guanlin mengangkat satu bahunya, "Girls love those cheesy kinds of stuff, aren't they? I mean, kamu suka hal-hal berbau romantis kan? Emang aku gak tau pikiran kamu? Ha."

Tawa yang dipaksakan terdengar dari bibir Suyoon. Berbulan-bulan ia menjalin hubungan tanpa status dengan Guanlin dan Guanlin hanya menganggapnya seperti itu. Mungkin Guanlin menganggap rendah semua manusia. Sepertinya, hati Suyoon hanya cukup tahu sampai sini saja, karena jika dilanjutkan lagi, Suyoon hanya akan menyakiti dirinya.

touch.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang