It's an extraordinary thing to meet someone who you can bare your soul to and accept you for what you are.
( Edward Cullen, Twilight. )
—
Suyoon terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin yang mengucur deras dari atas hingga bawah tubuhnya. Kepalanya masih terasa pusing, jantungnya terus berdetak dengan kecepatan yang lebih cepat dibanding biasanya, dan ia merasa sangat tidak aman berada di sekolah.
Yang terakhir Suyoon ingat adalah Jinyoung mendekatkan wajahnya sembari mengenggam kedua tangan Suyoon erat dengan sentuhannya yang lebih dingin dari sentuhan Guanlin dan sentuhan Jinyoung terasa membekukan seluruh tubuh Suyoon, sebelum semuanya menjadi gelap.
Suyoon merasa sangat takut setelah Jinyoung menjelaskan kehadirannya yang adalah karena Suyoon tahu akan adanya keberadaan vampir secara tidak sengaja — dan tidak seharusnya Suyoon dibiarkan hidup oleh Guanlin dan kakaknya pada saat kejadian itu terjadi.
Bunyi hentakan kaki terdengar dari luar korden yang menutupi kasur UKS yang Suyoon tempati sebelum korden terbuka dengan pelan tetapi tetap membuat Suyoon mengarahkan kepalanya cepat dengan wajah yang panik, ia takut Jinyoung kembali untuk benar-benar menghabisi nyawanya dengan menghisap semua darah miliknya.
Namun beruntung, Guanlin lah yang muncul di hadapannya dengan tas dan file miliknya. Wajahnya terlihat cemas melihat keadaan Suyoon yang tidak karuan seperti ini, karena seharusnya, Suyoon terlihat lebih segar setelah beristirahat bukanlah sebaliknya.
"Lin..."
Suyoon tidak lagi peduli dengan gengsi ataupun sakit hatinya, yang ia inginkan sekarang hanya Guanlin berada di dekatnya.
Tas dan file milik Suyoon segera ia taruh di lantai sebelum menghampiri Suyoon dan memeluknya. Perasaan Guanlin sudah bercampur aduk antara panik melihat keadaan Suyoon, takut mendengar tentang apa yang terjadi kepadanya, dan senang karena Suyoon memeluknya kembali dengan erat.
"Hey, hey. Kamu kenapa?" Guanlin mengusap keringat dingin dari dahi Suyoon.
"Kamu gak bakal bunuh aku kan, Lin?" Suyoon kembali bertanya meski pertanyaan Guanlin belum terjawab.
Mata Guanlin melebar mendengar ucapan Suyoon. Ia yakin pasti Jinyoung telah mengatakan semuanya kepada Suyoon hingga Suyoon menjadi seperti ini. Entah seberapa lengkap informasi yang Jinyoung katakan padanya, tetap saja itu membuat manusia seperti Suyoon takut. Satu-satunya nyawa milik mereka dipertaruhkan, siapa yang tidak takut dengan itu?
"Suyoon, aku udah pernah bilang kan ke kamu. Kalau aku mau bunuh kamu, aku bakal ngelakuin itu dari dulu." Jelas Guanlin.
"Janji kamu gak bakal bunuh aku?" Suyoon menaikan dahinya untuk menatap Guanlin.
KAMU SEDANG MEMBACA
touch.
FanfictionSuyoon menyukai Guanlin walau sentuhan Guanlin selalu terasa sangat dingin untuknya.