3. Inikah Awal ?

5 1 0
                                    

" Vinsa, kau masuk pagi hari ini, kau tidak masuk kuliah ?"

" Hmm.. aku bolos Nek, sebagai ganti karena kemarin aku terlambat jadi sekarang aku sengaja bolos kuliah agar hari ini aku dapat bekerja pagi." Ucap Vinsa dengan semangat.

" Kau tidak boleh begitu sayang , itu sangat tidak baik , kau nenek pekerjakan bebas, terserah kau akan masuk pagi atau sore hari, Nenek tidak mempermasalahkan, tapi jangan sekali-kali kamu bolos lagi ya ? Pendidikan itu penting, kau harus sukses nak , jika kau sekses Aku ikut bangga "

" Nenek, anda seperti Nenek saya di Eropa, sangat menyayangi saya , terimakasih nek." Vinsa tak mampu lagi menahan tangis bahagianya dan tidak tahan lagi untuk memeluk orang yang sangat baik di depannya ini, sungguh ia tak menyangka ada orang yang sangat baik padanya di Korea ini selain Ibunya, selama Ibunya meninggal ia hidup dalam kesendirian, tidak ada keluarga lagi. Ayahnya pergi dan tidak tahu dimana. Sungguh ia merasa sebatang kara di Korea Selatan walaupun sebenarnya ada Kakek dan Neneknya di Eropa sana.

" Sudahlah nak.. jangan menangis, aku sudah menganggapmu cucuku, cucu kandungku, jangan menangis ya ? Bukankah Nenek harus menyayangi cucunya ? Jadi kau bersikap biasa saja ya ? Nanti yang lain iri melihatmu."

Menyadari perkataan Nenek Kang, Vinsa melepaskan pelukannya lalu mengelap air mata yang masih melukis pipi putihnya.

" Sekarang kerja ya ? Kau menjadi pelayan saja menyediakan makanan dan minuman untuk pelanggan ya ?"

" Tapi siapa yang akan mencuci piring ?"

" Bukankah masih banyak pekerja laki-laki ? Dengar ya ? Mencuci piring itu sangat melelahkan, dan kau tau sendiri peraturannya bukan? Ayo nak, ikuti kemauan Nenek , ini untuk kebaikanmu"

" Baiklah, lagipula Nenek ini Bosnya , aku harus menurut bukan ?" Tanyanya lalu tersenyum.

" Kau ini, sana bekerja " ucap Nenek Kang sambil tertawa kacil .

Vinsa segera melangkah pergi mengerjakan apa yang seharusnya di kerjakan. Ia mengelap beberapa meja sambil merapihkan tatanan vas bunga tisu dan yang lainnya . Setelahnya ia menyapu lantai, dan mengepel.

Semua di kerjakannya, karena memang hanya ada Vinsa dan Nenek Kang yang berada di Cafe saat ini.

Klinggggggg  Kliiinngggg

Bel pintu berbunyi menandakan ada yang masuk, Vinsa yang tengah mengepel lantai reflek menoleh melihat siapa yang datang. Dan kemudian ia melihat seorang Gadis berambut pirang lurus sebahu yang saat ini melirik tajam ke arahnya, Vinsa terlihat bingung harus bagaimana dan entah kenapa akhirnya Vinsa malah membalasnya dengan senyuman tulusnya. Sebenarnya apa yang Vinsa pikirkan ??!

Dan Gadis yang melirik tajam ke arahnya tadi langsung memutar bola matanya jengah, lalu tidak tahu dengan sengaja atau tidak Gadis berambut pirang itu berjalan melewati area yang baru saja Vinsa pel, dan akhirnya menjadi kotor kembali. Vinsa hendak mengatakan sesuatu tapi tertahan.

" Kenapa ?! Upss..kotor lagi ya ?" Tanya Gadis itu dengan nada yang dibuat-buat, lalu memiringkan salah satu sudut bbibirnya. Vinsa hanya diam saja, entah apa yang dipikirkannya namun ia tetap diam dan dengan sabar menghadapi Gadis didepannya ini.

" Selamat bekerja lagi ya ?" Ucapnya sambil melambaikan salah satu tangannya "dadah", lalu kembali berbuat ulah yang sama, membuat Vinsa mau tak mau harus mengulangi mengepel lantai dari awal.

Klinggg.. Klinggg...

Bel pintu kembali berbunyi, Vinsa lagi-lagi menoleh ke arah pintu memerhatikan siapa yang datang.

" Ups !" Serunya sambil menutup mulutnya, saat baru saja ia akan melangkahkan kakinya " Untung belum ke injak , baru di pel ya ? Pantesan basah " Gadis yang satu ini sepertinya sedikit aneh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VinsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang