Dia siapa?

37 2 11
                                    

Randyorland
Cpt siap-siap.

Raniaa_
Apaan sih lo?

Randyorland
Brngkt brng gue sama Raymond, cptn.
Gue tngg d bwh 15 mnt lg.

Raniaa_
Y

Rani mematikan ponselnya. Kemudian ia mengecek kembali pantulan dirinya dicermin, dirasa sudah sempurna. Ia pun menuruni tangga menuju lantai bawah.

"Morning Dad, Mom." Sapa Rani pada kedua orang tuanya yang duduk di meja makan. Di liriknya meja makan yang diatasnya ada beberapa roti tawar beserta selainya. Rani tak berniat untuk sarapan pagi hari ini.

Nadila—ibu Rani yang memperhatikan anak sulungnya itu sedari tadi hanya berdiri saja menatap meja makan, "Kamu gak sarapan dulu?"

"Gak deh mom,next time." Rani tersenyum.
Pandangan Rani tertuju pada sosok pria yang duduk tepat di tengah-tengah meja makan, yang sedang menyantap sarapannya. Pria itu terlalu fokus dengan handphonenya, ia tidak sekalipun melirik Rani atau mungkin tidak menganggap keberadaan Rani.

Nadila hanya tersenyum tipis, anaknya itu memang sudah sering melewatkan waktu sarapan dirumah dengan alasan bisa sarapan dikantin nanti. Nadila teringat sesuatu, "Kamu ditungguin sama Randy dan Raymond di depan."

Suara Nadila menyadarkan lamunan Rani lantas ia menggangguk, lalu menatap Nadila tepat dimanik matanya, "Aku berangkat ya, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Jawab Nadila.

Rani berjalan kearah pintu, sekali lagi ia menengok kebelakang memastikan apakah pria itu sedang menatapnya sekarang atau tetap pada posisi semula. Namun yang Rani lihat adalah Nadila yang sedang berbicara serius dengan Calvin Artur— ya lelaki yang memiliki perawakan tinggi, sorot mata yang tajam, dan tegas. Tanpa membuang-buang waktu untuk menyaksikan atau mendengarkan percakapan keduanya.

Rani melangkah keluar dan menutup pintu besar rumahnya itu dengan perlahan. Lalu memperhatikan sekeliling, di luar pagar telah terparkir sebuah mobil berwarna putih. Ia tahu betul siapa yang berada dalam mobil itu. Lalu Rani melangkah pasti menuju pagar, dibukakan pagar itu oleh satpam bernama Pak Seno.

"Pagi neng."

"Pagi pak." sapa Rani ramah. "Saya berangkat ya pak." Rani pamit dengan sopan.

"Iya neng, hati-hati di jalan." Pak seno tersenyum.

Rani segera menghampiri mobil, lalu membuka pintu mobil bagian belakang dan mendaratkan pantatnya dengan mulus disana,"Gak lama kan ya?" Tanya Rani sambil mengeluarkan ponselnya.

"Gak."." ucap Randy dingin.

"Lumayan lah." Ucap Raymond dengan nada candaan.

Rani hanya terkekeh, "Kalian ini kembar tapi gak kompak, gimana sih?"

"Gak tau tuh si Randy." Raymond menyalahkan Randy.

"Apaan lo jadi nyalahin gue?" Randy yang disalahkan pun tidak terima.

Rani yang tidak ingin mendengar perdebatan diantara mereka pun akhirnya berucap, "Udah-udah, kebiasaan berantem mulu." Rani menghela nafas lalu melirik kepada sang supir. "Yaudah pak jalan aja sekarang, nanti telat." Sang supir pun menyanggupi permintaan Rani.

Rani melirik Randy yang sedang asik bermain game, "Kalian tumben nungguin gue? Biasanya juga berangkat duluan."

"Gak tau tuh si Randy, kesambet kali dia." Itu suara Raymond.

"Gak boleh gitu eh." Rani menatap tajam Raymond.

"Ren, kenapa nungguin gue?" Rani menatap Randy dan Randy pun membalas tatapan Rani. "Lo gak nyaman berangkat bareng kita?"

TemporaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang