Part 05

202 2 0
                                    

Part5

Hampir seminggu sudah kejadian tersebut dan febby juga tak pernah keluar dari kamarnya, dia lebih memilih untuk mengurung dirinya di kamarnya karna inilah yang bisa lakukan.

"loe jangan seperti ini terus, kita sedih tahu melihatnya" ucap lia yang begitu perihatin dengan keadaan febby yang seperti ini terus.

"ya feb, kamu gak kasian apa sama bokap loe yang seperti itu terus" setuju wilda dengan ucapannya lia.

Febby masih tetap saja diam, dia tak mengubris ucapan dua sahabatnya yang begitu perihatinnya.

"ini semua gara-gara faldo, cowok brengsek itu harus di kasih pelajaran" dendam lia sambil mengepal tangannya yang begitu kesal dengan sikapnya.
.
.

Lia dan wilda mencari keberaaan faldo di kampus dan .....

"eh loe tuh ya kurang ajar banget jadi cowok, bejat banget, gak punya hati sama sekali" sembur lia ketika menemukan faldo yang tengah bersama teman-temannya termasuk dengan perempuan tersebut.

"maksud loe apa ngomong gitu hah?" tanya faldo dengan nada kasar pula.

"loe punya hati gak sih.. Loe tega-teganya ngehancurin hidup sahabat gue?" sungutnya dengan kejam.

"terus loe gak terima gitu hah??" tanya faldo lagi.

"loe emang kurang ajar, loe tuh cowok gak punya hati sama sekali, gue paling jijik sama cowok bangsat seperti loe, semoga tuhan membalas semua perbuatan kejam loe febby" sumpah lia dengan keras dan dengan seketika tangan faldo hampir saja menyambar wajah cantiknya tapi....

"loe kalau emang bener cowok jangan berani mukul cewek" stop seseorang dengan menahan tangan faldo yang hendak menyambar wajah lia.

Laki-laki itu mendorong tubuh faldo dengan kasar membuat faldo terjerambak ke belakang.

"loe siapa hah berani ikut campur dengan urusan gue???" jengkel faldo melihat cowok gondrong tersebut.

"gue dzikri kenapa hah?" ketus laki-laki itu.

"lebih baik loe pergi dari sini dan jangan pernah gangguin mereka karna kalau sampai ganggu mereka, loe akan tahu akibatnya" usir laki-laki itu yang bernama dzikri dengan nada sinis.

"awas, gue gak akan pernah melepaskan loe, loe dan loe" ancam faldo sambil menunjuk lia, wilda dan dzikri bergantian.

"dasar cowok pecundang, berengsek, gak punya hati sama sekali, lebih baik loe mati saja biar di dunia ini gak ada cowok bejat seperti loe lagi" teriak lia ketika faldo dkk pergi.

Faldo menatap lia dengan tajam dan setelah itu pergi dari mereka.

"thank ya atas bantuin gue barusan" ucap lia ketika faldo telah pergi.

Dzikri, laki-laki itu hanya menatap lia dan setelah itu pergi begitu saja tanpa mengubris ucapannya lia membuat lia heran sama laki-laki yang baru dia kenal.

"dasar aneh" celetuk lia.

Sedangkan dengan wilda... "astajimmmmmm... Guanteng banget tuh cowok" puji wilda yang begitu terkesemsem dengan laki-laki berambut sebahu.

Lia menggeleng melihat tingkah sahabatnya yang satu ini yang membuatnya sedikit mengherankan, bagaimana tidak? Semua cowok pasti dia bilang ganteng apalagi di lebih-lebihkan membuat lia ilfeel sendiri melihatnya.

"idhihhh...Lebay loe da" ejek lia.

Surya siang telah berganti menjadi rembulan malam yang menemani Febby malam ini, semilir angin menyelumuti tubuhnya yang tengah berdiri di balkon kamarnya dengan memakai teentop berwarna biru langit dan cenala oblong yang sedikit melonggar.

"papa manggil kamu di ruang tamu" ucap Zahra yang tiba-tiba saja di belakangnya.

Febby hanya menoleh sejenak dan kembali mengalihkan pandangannya ke depan pagar balkon.

"aku tahu ini sulit buat kamu tapi kamu juga gak boleh patah semangat karna laki-laki itu malah akan semakin buas" nasehat Zahra, dia mendirikan tubuhnya di dekat Febby.

"ada apa Bokap gue manggil gue?" tanya Febby mengalihkan ucapan Zahra. Nampak gadis itu tak menyukai jika Zahra menyinggung Faldo yang sudah menghancurkan hidupnya.

"gak tahu" jawab Zahra.

"ok loe duluan saja nanti gue nyusul" suruhnya.

Zahra mengangguk, dia melangkahkan kakinya menuju pintu kamar Febby untuk keluar dari kamar tersebut.
.
.

Febby menuruni anak tangga dengan perlahan, di lihatnya Papa, Bunda, Zahra dan Asran duduk di ruang tamu untuk menanti kehadirannya.

"ada apa?" tanyanya setelah dia duduk di sofa kecil yang hanya bermuat satu orang.

"Papa dan Bunda meminta kamu berkumpul disini, soalnya asran ingin ngomong sesuatu sama kita" jawab Papanya.

Febby menoleh ke Asran yang duduk bersama Papanya, nampak ada sesuatu akan terjadi di antara mereka?

"ok saya disini ingin berkata sesuatu sama Om, Tante, Zahra dan loe Feb" Ucap Asran mengawali pembicaraannya.

"tapi sebelumnya saya minta restu kepada Om dan Tante karna saya akan meminang salah satu putri Om dan Tante" tambahnya, nampak Asran begitu gugub mengungkapkan keinginannya.

"pasti mas asran mau melamar aku" batin Zahra tersenyum. Dia melirik Asran dengan malu-malu dan begitu meyakinkan bahwa Asran akan meninangnya.

"emang siapa yang mau kamu minang di antara Zahra dan Febby ran?" tanya Pak Beni.

"saya ingin..................... "
.
.
.

Siapakah yang akan di pinang Asran?
Zahra kah?
Atau malah Febby??
.
.

TUNTUN AKU DALAM HIJRAHMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang