Part 10

175 3 1
                                    


Di saat Dzirwan merarapi nasib cintanya karna penolakan dari Hidayah, tiba-tiba sebuah sapu tangan tersodor di hadapannya membuatnya langsung mendongakkan kepalanya.

"ini buat Loe karna tangsin dong cewok tampan kayak Loe nangis cuma gara-gara di tolak seorang cewek"  ucap orang itu yang tak lain adalah Lia.

Dzirwan diam menatap Gadis itu yang tiba-tiba saja duduk di hadapannya membuatnya terheran.

"Loe jailangkung yaa? kok tiba-tiba saja muncul?" tanya Dzirwan sedikit menyeletuk.

"enak saja kalau ngomong. Gue bukan jailangkung tapi neneknya jailangkung" timpal Lia sambil menunjukkan deretan giginya.

"gak lucu" ketus Dzirwan. Laki-laki itu berdiri dan tiba-tiba saja pergi tempatnya tapi dengan sapu tangan yang di berikan oleh Lia?

"Gue gak nyangka, tuh Cowok malu-malu kucing" celetuk Lia ketika melihat sapu tangannya di embat oleh Dzirwan begitu saja.
                 ...............

Akad nikah Febby-Asran akhirnya di gelar, acara yang seharusnya di gelar begitu mewah itu hanya di selenggarakan sesederhana mungkin, tak ada tamu undangan selain keluarga terdekat ataupun acara resepsi yang begitu menghebohkan karna Febby sendiri tak mau jika di laksanakan terlalu besar-besaran, hanya akan membuatnya kecapekkan saja.

Zahra, Gadis itu hanya menundukkan kepalanya untuk menutupi kesedihannya selama ini. Dia berusaha tegar melihat orang yang di cintainya akan menikahi Saudara tirinya sendiri.
.
.

"selamat yaa Febby sekarang Kamu sudah menjadi Nyonya Asran" ucap Lia dan Wilda begitu girangnya.

Dengan wajah yang di tekuk, Febby menganggukkan kepalanya.

"Tuh muka kenapa sih kok di tekuk begitu?" tanya Lia melihat wajah sahabatnya di tekuk seperti itu.

"gpp" jawab Febby yang masih tertekuk.

"senyum dong, ini kan hari bahagia Loe" timpal wilda sambil menyerka senyuman miliknya.

"ish.. Apa sih Loe" Febby sedikit kesal.

"lebih baik kalian makan-makan dulu saja sana dari pada gangguin Gue disini" suruh Febby.

"ahhh.. itu bener" sahut wilda girang.

"dasar makan terus di pikiran Loe" timpal Lia geleng-geleng melihat sikap sahabatnya.
.
.

Di saat Lia hendak mengambil makanan, tiba-tiba sebuah tangan tak sengaja memegang tangannya membuat dia begitu terkejut.

Lia mendongakkan kepalanya, melihat siapa pemilik tangan tersebut dan Dia semakin terkejut ketika pemilik tangan tersebut adalah milik Dzirwan yang memang tak sengaja memang tangannya.

Entah kenapa jantungnya begitu berdegub kencang, matanya bertatap dengan kedua mata milik Dzirwan yang kecoklatan.

"ehm.." dehem wilda yang di sebelah Lia membuat keduanya tersadar.

"sorry" ucap Dzirwan merasa bersalah.

Lia hanya diam saja, Dia begitu salah tingkah.

"Dzirwan" panggil seseorang membuat mereka menoleh.

"Fahri, Hidayah" sapa Dzirwan yang ternyata sahabatnya pula.

Fahri adalah sahabatnya dan Asran yang baru pulang dari Australia dan datang khusus untuk pernikahan Asran.

"Asran mana?" tanya Fahri.

"tadi Gue lihat sama Om Beni, Papa mertuanya" jawab Dzirwan.

"okk.. Gue kesana dulu ya. Nanti Kita ngobrol-ngobrol lagi" pamit Fahri. Dzirwan mengangguk mengiyakan sahabatnya.

Setelah kepergian Fahri, Dzikri pun menghampiri Hidayah yang datang bersama Fahri.

"Kita kesana yukkk.." Ajak Dzirwan dengan merekahkan senyumannya.

Hidayah hanya mengangguk sedangkan wajah Lia dengan seketika berubah menjadi kusut seperti pakaian yang belum di setrika.

"kenapa Loe?" tanya Wilda dengan menyenggol lengannya membuat Lia tersentak kaget.

"apa sih Da bikin orang terkejut saja" sebal Lia dengan meninggalkan Wilda begitu saja.

"ihh.. Kok malah ngambek gitu sih, pke ninggalin Gue segala lagi" celetuk Wilda.

TUNTUN AKU DALAM HIJRAHMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang