Mentari telah bersinar menderang di ufuknya membuat semua orang kembali ke aktivitasnya tapi tidak dengan Febby yang masih terlelap dalam tidurnya pagi ini.
"febby" panggil papanya sambil membuka selimut yang menenggelamkan tubuhnya. Baru Beberapa jam dia tidur, dengan sadisnya papanya membangunkannya.
"febby bangun, sudah jam berapa ini?" bentak papanya melihat febby yang masih tak bergeming di tempat tidur.
"febby kamu gak kuliah tha kok sampai jam segini gak bangun-bangun?" sembur papanya lagi dengan menarik tubuh febby.
"apa sih pa?" lirih febby yang masih tak bergeming.
"bangun, kamu ini udah pulang pagi dan sekarang kamu malah enak-enak.an masih tidur, tuh kamu contoh zahra dia jam 3 sudah bangun" sungut papanya dengan memaksanya untuk bangun.
"apa sih pa? ngapain juga papa pake beda-bedain aku sama dia? aku sama dia ya jelas beda. Aku ya aku, dia ya dia" sahut febby tak suka.
"gimana papa gak bedain kamu sama zahra sedangkan kamu sendiri seperti ini, mau jadi apa nantinya kamu hah?" seru papanya.
"jadi orang lha pa" jawab febby.
"kamu tuh ya di kasih tahu orang tua, malah ngejawab terus, tuh contohin zahra, dia..... "
"stop pa stop, jangan bedain aku sama dia lagi" potong febby kesal karna semakin hari dia semakin saja di bedakan dengan saudara tirinya.
Febby bangkit dari tempat tidurnya, perlahan dia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi tanpa mengubris ucapan papanya yang masih nyerocos.
.
.Setelah memakai pakaian Hemm kotak-kotak, celana jins dan tak lupa pula airpond yang selalu melingkar di lehernya, febby perlahan menurunkan kakinya dari tangga ke tangga.
"febby sarapan dulu" tawar bundanya di ruang makan. Febby hanya meliriknya dan memilih untuk kembali ke aktivitasnya yaitu ke kampus.
.
.Febby melangkahkan kakinya menuju keluar rumah, di hirupnya udara pagi yang masih begitu segar di sekitarnya tapi...
Brakkkk...
"Asran......." teriak febby ketika Sebuah kepulan sampah mengenai tubuhnya, untung saja hanya dedaunan membuat penampilannya masih begitu bersih tapi sampah tetaplah sampah membuatnya jorok.
"apa manggil-manggil nama gue, kangen ya?" PD laki-laki bernama asran tersebut. membuat febby seketika meludah.
Asran adalah tetangga febby yang rumahnya hanya berjarak beberapa langkah saja, laki-laki tampan nan coll membuat semua para kaum hawa terbius sama pesonanya apalagi dia seorang dosen muda satu-satunya kampusnya.
"idhihhh.. Gitu amat loe feb" ngeri asran melihat reaksinya.
'untung saja gue lagi bad mood ribut dengan nih cowok, kalau gak udah gue cincang nih' batin febby berusaha sabar dengan sikap asran yang begitu menyebalkan untuknya.
"assalamualaikum..Pagi om, bunda" sapa asran ketika melihat kedua orang tua febby keluar dari rumah.
"waalaikum salam.." jawab mereka dengan kompak.
"wahh.. Semakin romantis saja nih om beni sama bu da suci kayak aku sama febby..Hhhhe" canda asran dan dengan seketika raut wajah febby berubah menjadi semakin ganas.
"udah stress loe" ejek febby sambil melangkahkan kakinya begitu saja. Sedangkan asran hanya tertawa puas karna pagi ini dia bisa mengerjain febby dengan lancar dan sentosa.
.
."kenapa loe feb?" tanya seorang gadis berpenampilan seperti anak rock, memakai kaos hitam dan celana jins di padu dengan jaket hitamnya. Sebut saja namanya Lia atau lebih tepatnya, Lia soraya.
Lia mendudukkan dirinya di kursi kayu di tempatnya. Memang mereka berada di sebuah rumah kayu tempat mereka biasa ningkrong karna inilah tempat bisu kebahagian dan kesedihan mereka.
"ada apa sih?" tanya gadis yang membawa minuman kaleng dan melemparnya ke febby. Sebut saja namanya wilda, gadis manis yang paling famenim di antara mereka bertiga. Meskipun mereka berbeda 80% tapi dengan itu persahabatan mereka kompak sampai saat ini.
"sebel banget gue di rumah, apalagi tuh tetangga gue si dosen stress. Masak nih ya gue di lempar sama sampah, emang di kira gue tempat sampah" ceritanya dengan sedikit sebal mengingat kejadiannya bersama asran.
"haha.. Kok bisa sih?" tanya wilda lagi dengan dengusan tawa yang menggelegar.
"tau tuh.. " jawab febby.
"emang tuh dosen gak ada habis-habisnya ya ngerjain loe feb, coba deh loe inget-inget.... "
Febby mengingat kejadian demi kejadian tentang dia yang selalu di kerjain oleh asran bahkan asran tak tanggung mengerjainnya, entahlah apa yang sedang di pikiran asran saat ini yang pasti febby begitu benci pada laki-laki tersebut.
"hmmm.. Tapi ya meskipun dia suka ngerjain loe, gue rasa dia itu jatuh cinta lho sama loe feb, soalnya kita selalu memergoki dia curi pandang ke loe" selah wilda membuyarkannya tentang ingatan itu.
"loe sudah gila, mana mungkin cowok itu suka sama gue" cetus febby.
"suah ahh. Kita kekampus saja yuk, udah siang nih" ajak lia dengan semangat 45 nya.
"gak ahh.. Males, loe saja gih" tolak febby. Gadis itu malah menidurkan diri di kursi panjang yang sedari tadi dia duduki.
"loe sakit ya feb?" tanya wilda khawatir.
"gak, gue hanya masuk angin saja, gue cuma pengen istirahat sekarang" jawabnya.
"ok, nanti pulang kampus kita anterin ke rumah sakit yaa" pesan lia.
"gak usah, nanti kalau gue udah baikan saja ke rumah sakit" tolaknya febby.
Inilah febby yang memang tak mau merepotkan siapa saja termasuk sama kedua sahabatnya sendiri.
"ok, kita pergi dulu ya" pamit lia menarik tangan wilda.
"dada febby... Cepat sembuh yaa"
KAMU SEDANG MEMBACA
TUNTUN AKU DALAM HIJRAHMU
Kort verhaalBagaimana jika seorang remaja anak jaman now di nikahkan sama seorang asisten dosen yang sangat terkenal dengan kealimannya bahkan dia bisa menuntun gadisnya menuju ridhonya allah. #Lifa