Part 08

184 4 0
                                    


"bagaimana keadaan Febby?" tanya Lia pada Asran yang kebetulan Febby beberapa hari ini tak masuk kuliah.

"baik" jawab Asran.
"tuh dia.." tunjuk asran ketika melihat Febby berjalan menuju arahnya.

Lia dan Wilda menolah dan  "Febby" peluk mereka dengan begitu rindunya karna tak jumpa.

"kenapa Loe beberapa hari ini gak masuk sih?" tanya wilda melepaskan pelukannya.

"sorry" cuma itu yang keluar dari mulutnya.

"Kita ke kelas saja yukk.. " ajak Lia dengan menggandeng tangan Febby tapi entah kenapa langkahnya berhenti ketika melihat...

'itukan cowok itu, ngapain sama Hidayah?' batin Lia.

Laki-laki yang bersama Hidayah itu terus melangkah menghampirinya dan..

"Dzikri" sapa Asran yang ternyata mengenal laki-laki itu.

Asran dan Laki-laki yang dia ketahui namanya Dzikri itu saling merangkul seakan lama tak jumpa.

"Loe kapan kembali ke jakarta?" tanya Asran.

"minggu kemaren, Gue berusaha nyari Loe tapi gak pernah ada" jawab Dzikri.

"Sorry" Asran merasa tak enak.

"oh ya, Gue denger Loe mau nikah ya. Gue tebak deh, pasti Loe bakal nikah sama Zahra kan?" ucap Dzikri menebak calon pengantinnya.

Asran nampak melirik Febby yang sengaja mendengarkan pembicaraannya dengan Sahabat lamanya tapi..

"Kita bicara disana yuk" ajak Asran menunjuk kursi yang kosong.

Asran berjalan sambil sesekali melirik Febby yang terbengong di tempatnya.

'sepertinya Dia bener mencintai Zahra' batin febby.
.
.

Febby duduk bersandar di sebuah pohon rindang yang berada di belakang sekolah, nampak tak jauh darinya Lia dan Wilda asyik bergurau. Ada apa dengan Febbu?

"Loe kenapa sih Feb?" tanya Wilda menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

"Gue gak papa" jawab Febby.

"gak papa tapi muka Loe kayak gitu mulu dari tadi" sahut Lia menatapnya.

"huh.. Apa salah ya dengan keputusan Gue untuk menikah sama Si Cowok nyebelin itu?" jujurnya.

"gak salah Feb, klo Loe gak nikah sama Dia. Gimana nasib Anak Loe nantinya? Si bajingan itu juga gak akan pernah mau bertanggung jawab sama Loe kan. Jadi Loe jangan sia-sia kan kesempatan ini" timpal Lia.

"tapi Zahra mencintai Asran" cetus Febby membuat kedua sahabatnya terkejut.

"Zahra suka sama Asran?" Ulang Wilda, Febby mengangguk.

"mangkanya itu Gue bingung, Gue harus apa?" lirihnya.

"Loe yang tenang saja, Gue yakin dengan berjalannya waktu Zahra akan melupakan Asran dan Loe sama Dia  bisa hidup bahagia nantinya" Wilda menengkan tapi Febby malah menggeleng.

"Gue sudah memutuskan setelah Gue melahirkan, Gue akan minta cerai sama Dia" tuturnya membuat Kedua sahabatnya semakin terkejut.

"Loe serius Feb? nanti gimana nasibnya anak Loe jika Loe pengen pisah sama Dia?" tanya Lia yang heran dengan keputusan Febby.

"Gue yakin Gue bakal bisa hidup tanpa bantuan Dia" yakin Febby.

Kedua sahabatnya hanya menatapnya dengan nanar, sungguh tragis sekali keadaan Febby. Pasti Febby begitu merana karna ini semuanya?

"ya sudah Loe jangan pikirkan itu dulu, lebih baik kita ke kantin saja yuk, laper nih" ajak Lia.

"setuju" sahut Wilda girang.

Tiga sahabat tersebut menuju kantin dengan bercanda dan tak sengaja mata Febby menangkap seseorang yang tengah duduk bermesraan dengan seorang perempuan, siapa lagi kalau bukan Faldo dan perempuan tersebut yang Dia ketahui namanya Sania.

Febby diam seketika ketika Faldo menatapnya dan perlahan menghampirinya tapi dengan seketika Dia palingkan wajahnya dan melangkahkan kakinya menuju kursi tanpa memperdulikan kehadiran mantan ke kesihnya itu.

"sudah kenak Gue saja sombongnya minta benget" celetuk Faldo duduk di sebelahnya.

Febby diam, memilih untuk fokus pada buku besar yang baru saja dia keluarkan dari ranselnya.

"hey mantan pacar" Faldo memiringkan dagunya Febby agar melihatnya.

"Loe marah sama Gue karna Gue ninggalin Loe begitu saja?" tanya Faldo menatapnya sinis.

Lia yang begitu geram dengan tingkah laki-laki bajingan tersebut, langsung menimpuknya dengan kaleng minuman yang dia ambil dari ibu kantin.

"berani Loe sama Gue hah?" bentak Faldo pada Lia yang duduk menghiraukan ocehannya.

"Lhooo????????" Faldo hendak saja memukul Lia tapi tiba-tiba sebuah tangan menahannya membuat semuanya terkejut.

"Loe jangan pernah kasar sama perempuan" cetus Laki-laki itu dengan mendorong tubuh Faldo.

Lia yang jelas mengenal suara tersebut tak berani menoleh, dia memilih untuk menunduk.

"Loe lagi Loe lagi" ketus Faldo melihat laki-laki jangkung berdiri di hadapannya.

"Saya hanya gak suka Loe bersikap semenah-menah ke perempuan" timpal Laki-laki itu.

Faldo begitu marah bahkan dia hendak menonjok tapi di Asran datang dan mencegahnya.

"Kamu itu selalu bikin masalah di kampus ini" heran Asran.

"haha.. Pahlawan kesiangan datang" celetuk Faldo menatap Asran sinis.

Faldo melirik Febby yang berdiam diri dan dengan tiba-tiba Dia menarik Febby begitu saja dengan  kasar.

"Kamu mau bawa kemana Febby?" cegah Asran menahan tangan Febby.

"apa hak Loe ngelarang Gue hah?" balas Faldo.

"jelas ini hak Saya karna Febby adalah Calon Istri Saya, jadi sekarang lepaskan Dia" timpalnya.

Asran menarik tangan Febby untuk keluar dari kantin sedangkan Faldo begitu terkejut ketika mendengar jika Febby adalah Calon Istri dari Dosennya sendiri sekaligus musuh terbesarnya.

TUNTUN AKU DALAM HIJRAHMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang