"Sudahlah, ayah, Dean memang tidak melakukan apapun padaku." Anna berusaha membujuk ayahnya yang masih saja setia menatap Dean dengan begitu tajam, membuat Dean bergidik ngeri seketika.
"Lalu bagaimana kau bisa pingsan tadi? Lelaki itu pasti melakukan sesuatu padamu, bukan, Anna?" Ferry menatap Putrinya sedikit menuntut.
Anna menggeleng kencang. "Aku tidak berbohong. Saat aku masuk kamar untuk melihat keadaan Dean, kepalaku tiba-tiba terasa pening." Anna memainkan jari-jarinya seraya menunduk dalam. Ia benar-benar gugup sekarang. "Da–dan akhirnya aku tak sadarkan diri."
Ferry memicingkan matanya. Dilihat dari manapun bahkan oleh siapapun sudah terlihat jelas dari tingkah gugupnya bahwa Anna tengah berbohong. Terlebih lagi Ferry sudah sangat mengenal Anna mengenai respon tubuhnya pada seorang laki-laki. "Ayah sangat mengenalmu, Anna. Kau akan terjatuh pingsan jika disentuh oleh laki-laki manapun selain ayah." Suaranya datar, membuat Anna gelagapan seketika.
Sedangkan Dean melongo. Apa tadi katanya? Jatuh pingsan jika disentuh oleh laki-laki manapun?! Lalu bagaimana Dean bisa menyentuh gadis cantik itu jika belum lewat 1 menit saja gadis itu sudah terkulai tak sadarkan diri. Sialan! Dean tidak mau jadi perjaka tua!
Tunggu, apa?
"Sialan! Sialan! Sialan! Apa yang aku pikirkan!" Dean histeris dalam hatinya.
Perkataan Jack justru membuat suasana semakin panas. "Kau benar-benar penjahat wanita, Dean."
Ferry menggeram marah. "Kau benar-benar tidak tahu diri. Aku sudah menolongmu dan ka–"
"Sudahlah, ayah, jangan buat suasana jadi semakin panas. Iya, memang aku pingsan karena bersentuhan dengan Dean, tapi itu hanya ketidaksengajaan saja, ayah, tidak seperti yang kau pikirkan." Anna berucap seraya mengelus lembut lengan Ferry. "Lagipula jika memang Dean melakukan sesuatu yang kurang ajar padaku, ia pasti sudah melakukannya padaku saat aku tak sadarkan diri, bukan? Tapi nyatanya ia justru menolongku, membaringkan tubuhku di atas ranjang," sambung Anna lagi. Kali ini gadis itu berusaha mati-matian agar tidak terlihat gugup dan berbohong.
Dean mengerjap. Benar juga, kenapa ia tidak menyentuh gadis itu saat gadis itu tengah tak sadarkan diri? CK, Dean menyesal tidak melakukannya.
Menyadari pikiran anehnya, tanpa sadar Dean memukul-mukul kepalanya dengan sangat frustasi. "Sialan! Sialan! Aku harus segera pergi dari sini sebelum otakku semakin gila!"
"Hei, Dean, ada apa denganmu?"
Dean memandang Ferry lalu menggeleng pelan. "Tidak ada, kepalaku tiba-tiba terasa berdenyut nyeri saja."
"Mungkin kau masih memerlukan sedikit istirahat. Baiklah, aku memaafkanmu soal yang tadi," ujar Ferry seraya bangkit dari posisi jongkoknya.
Dean bernapas dengan lega.
"Jack, temani kakakmu di sini hingga ia membaik, aku akan pergi ke halaman rumah sebentar untuk mengambil belanjaan yang tadi aku beli." Ferry melangkah ke luar kamar.
Anna berdiri dari posisi duduk di atas ranjangnya. "Ka–kalau begitu, a–aku akan memasak untuk makan siang." Anna berlari terbirit-birit ke luar dari kamar. Meninggalkan dua manusia serigala itu yang masih memandang kepergian Anna.
Dean mulai melangkah dan terduduk di atas ranjang, diikuti oleh Jack yang duduk di sampingnya.
"Kau mencium bau itu?" Jack membuka suara.
Dean mengangguk samar. "Ya, bau yang sangat memabukkan hingga membuat sisi serigalaku lepas kendali," jawabnya lalu mengerang frustasi.
Jack mengernyit. "Bau yang sangat memabukkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Manusia Priyago {The Black Wolf}
WerewolfBertepatan dengan hari penggulingan pemerintahan lama di kerajaan ras serigala, Dean terpaksa harus mengembara mencari seseorang yang dijuluki dengan gelar manusia priyago untuk diserahkan pada kepala sukunya dan mendapatkan harta demi kelangsungan...