21. Tolong

1.4K 35 0
                                    

"Jika hanya untuk berada
didekatnya harus mengalami luka
Sesakit ini aku tidak akan pernah menyesal
Namun
Cukup aku saja jangan dia"

♡Aira Cecilia Wiliano♡

***

"Sedangkan kau, orang yang kau benci masih hidup sampai dengan sekarang, lihat lah diri ku masih sehat, namun"Kata Aira terhenti , namun pandangannya seakan tersimpan beribu kesedihan di matanya." Jiwa ku telah lama mati".Kata Aira dengan penuh kesedihan.

Lama mengeluh kesah tetang semua yang dirasakan dengan menumpahkan semuanya melalui Air mata yang dari tadi terus mengalir begitu saja, tapi ia meras sedikit aneh karna pria yang sedari tadi di ajak bicara tidak ada memberikan respon sama sekali.

"Damian apa ka..-"Kata Aira beralih menatap Damian, namun terpotong karna Damian yang sudah tidak sadarkan diri.

Aira sedikit bergerak kearah Damian "Damian Damian..."panggil Aira sedikit menepuk pipinya.

Namun Damian sama sekali tidak memberikan respon  dengan panik Aira meminta tolong tanpa memikirkan bahwa belum tentu ada yang mendengarnya.

"TOLONG....TOLONG...."Teriak Aira meminta tolong namun seperti perkiraan bahwa tidak seorang pun yang datang untuk merespo teriakan Aira.
Entah apa yang akan terjadi pada pria itu namun semua yang terjadi di dunia ini hanya akan terjadi sesuai kehendak yang kuasa jika tuhan berkata semua akan baik-baik saja maka siapapum tidak akan dapat mencegahnya namun jika ada kata sebaliknya maka terimalah.

"Ya tuhann tolong bantu kami , setidak nya selamat kan dia "Ucap Aira yang kini hanya bisa pasrah dengan keaadaan.

Aira mencoba meraba denyut nadi Damian namun ia merasa denyut nadinya begitu lemah bahkan hampir tidak terasa.

"Toloooooonggg.....!!!!"Teriak Aira semakin kerass berharap siapa saja yang ada disana akan mendengar teriakan nya dan segera menolong mereka.

Namun perasaan putus asa semakin membuncah di hati Aira, di fikirannya tidak ada jalan lain melainnkan meninggalkan Damian dan mencoba mencari pertolongan.
"Bertahan lahh aku akan segera kembali,dan percaya lahh aku tidak akan pernah meninggalkan mu"Kata Aira berkata tepat di wajah pucat Damian dan menghapus kasar Air mata yang entah sejak kapan terus mengalir di pipi nya.

Aira langsung bangkit meninggalkan Damian sendirian di tengah hutan yang dia sendiri juga tidak tahu tepatnya dengan keyakinan dan sebuah mantra yang kuat dihatinya bahwa semua akan baik-baik saja.

"Semua akan baik-baik saja  iyaa aku yakin semua akan baik-baik"yakin Aira  terus sepanjang jalan dan selalu memegang kalung pemberian ibu Damian.

Aira terus berjalan dengan modal berharap tuhan akan berbaik hati padanya dan mengirimkan sesorang malaikat untuk membatu mereka. Setiap akar, batang bahkan lubang dihiraukan aira saat langkah demi langkah dilaluinya, dimatanya semua saki itu tiada artinya dibandingkan sakit yang sedang di alami Damian pada saat ini.

"Tolong.... apakah ada orang disini" teriak Aira teruss tanpa henti berharap di setiap sudut akan ada yang mendengar teriak perih bercampur sakitnya.

"Tolllooooonggg argghhhh.... awww"ringis Aira saat tersandung sebuah akar besar yang membuat dirinya terjatuh, namun tidak membuat usahanya terhenti Aira terus berjalan dengan tujuan dan tekat yang sama.
"Toloooonggggg.... tolonglahhh kumohon tolonglah kami" teriak Aira yang entah kesekian kalinya.

Namun merasa sudah terlalu jauh tapi belum juga ada terlihat tanda-tanda bahwa ada seseorang atau pun pertolongan yang terlihat.

"Kemana lagi"Tanya Aira pada dirinya sendiri yang masih terus berjalan mengikuti kemana langkah membawanya.
Saat berheti sejenak Aira melihat ada sebuah jalan yang terlihat seperti sering di lalui berbeda dengan jalan-jalan yang sedari tadi di laluinya.

"Jika ada sebuah jalan seperti itu berarti tempat ini sering di lalui"fikir Aira, dan mengarah ke jalan itu untuk mengikuti arahnya.

Benar saja beberapa menit mengikuti alur jalan itu Aira melihat dua orang yang sedang sibuk menumpuk kayu mereka terlihat seperti sepasang suami istri, mungkin jika di perhatikan sudah cukup umur jika dikatakan kakek dan nenek, namun masih sanggup untuk melakukan pekerjaan kasar.
Senyum kelegaan terlihat di wajah cantik Aira dengan cepat ia melangkah mendekati Dua orang itu.

"Permisi kek, nek" tegur Aira sedikit gugup.

Kedua orang tua itu yang tidak menyadari kehadiran Aira sedikit terkejut"siapa kamu, sedang apa dihutan seperti ini"tanya istri pria tua itu.

"Maaf mengejutkan kalian berdua, saya tersesat di hutan ini kek , nek"jujur Aira.

Kedua orang tua itu memandang penampilan Aira yang sangat memperihatinkan.
"Tersesat..?"tanya pria tua itu.

"Iya saya tersesat saya ingin meminta pertolongan kepada kakek dan nenek"Kini Aira sudah menumpahkan Air matanya.

Melihat Aira yang menangis membuat istri dari pria itu tidak sampai hati, lalu mendekat kearah Aira. "Kenapa kau menangis sayang...?, kau tidak perlu khawatir kami akan menolong mu"kata wanita itu menenangkan Aira lalu melirik kearah suaminya seakan meminta persetujuan.

"Iya kami akan membantu mu nak tidak usah khawatir, ikut lah dengan kami "kata pria itu dengan tulus.

"Ta..tapi..."kata Aira sedikit sesugukan.

"Tapi apa nak, tidak baik bagi perempuan sendirian di hutan seperti ini"kata nenek itu pada Aira.

"Seseorang sedang terluka disana"tunjuk Aira kearahh dari mana ia berjalan sedari tadi.
"Sebenarnya dia yang lebih membutuhkan pertolongan, aku mohon selamtkan dia kek, nek, sekarang keadaan nya sedang keritis dan tidak sadarkan diri, jika tidak segera di tolong aku takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan  ku mohon "Kata Aira dengan kedua tangan ia simpuh untuk memohon kepada sepasang suami istri itu.

Sepanjang hidup Aira baru pertama kali dalam hidupnya memohon belas kasihan kepada seseorang seperti saat ini, tanpa rasa malu yang ada hanya  ketulusan.

"Siapa yang terluka, dimana dia nak"Tanya cepat kakek tua itu.

"Mari ikut lah kek aku akan menunjukan di mana dia"kata Aira lalu berjalan menunjukan arah dimana Damian berada.
Aira masih ingat dimana dia meninggalkan Damian dengan seadaan yang tidak sadarkan diri.
Lama berjalan kini mereka  bertiga sudah sampai di tempat di mana damian berada.

"Itu dia kek, nek "tunjuk Aira.

Aira langsung berlari kearah Damian dengan tatapan sedih dan terus  menangis.

Kakek dan nenek itu mengikuti Aira dan mencoba mendekat dan memeriksa keadaan Damian "yaa tuhan dia sangat lemah nak"Kata Pria tua itu kepada Aira.

"Lalu bagaimana kakek, apakah dia bisa selamat..?, kumohon selamat kan lah dia aku akan melakukan apapun tapi tolong selamatkan lah dia" Kata Aira meyakinkan kedua orang tua itu bahwa apapun akan dilakukannya agar Damian kembali pulih.

"Nanti saja kita bicarakan lebih baik segera kita bawa dia agar bisa mendapat kan pertolongan secepatnya, kasihan jika terlalu lama seperti ini"

"Iya lebih baik kita bawa dulu nak"kata wanita tua itu untuk menenagkan Aira.

Aira yang tidak mampu berkata hanya menganggukan tanda mengiyakan perkataan  kakek dan nenek itu.

Mereka memapah Damian dengan Aira berada di sebelah kanannya dan kakek berada di sebelah kirinya sedangkan nenek berjalan di belakang mengiringi mereka.

"Selamat kan dia tuhan, apapun kan ku berikan pada mu asalkan kau menyelamatkannya, bahkan jika kau menginginkan nyawaku kembali aku ikhlas memberikannya "Batin Aira dan untuk kesekian kalinya Air mata nya mengalir untuk menyaksikan segala kesakitan yang ada.

***

Kembali lagi nii...😊😊
Jangan lupa vote dan comentt yaa
.
.
.
.
Maaf jika masih banyak kekurangan dalam hal tulisan maupun jalan cerita karna ini baru cerita autor yang pertama...😁😁
.
.
.
.
Salam manis dari
.
.
Suci Rahmadani br Sebayang...😍😘

THE FIGHT LOVE AIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang