Halaman 3: It's okay

121 16 0
                                    


"Gua cuma mau tanya tentang Miyabi ramen yang terkenal enak di daerah Tokyo. Why you hit me like that!"
Ucap Jae sembari menunjukkan foto di snsnya yang berisi iklan Miyabi Ramen.

"Aku.. Aku.. mikir kalo kamu itu hentai, gomen.."

"Hentai?" Jae segera membuka kamus di ponselnya. Ia mencari kata kunci Hentai yang saat mengetahui artinya, membuat Jae sadar pantas saja dia di pukul. Hentai dan Miyabi, mungkin Momo mengira Jae sedang membicarakan tentang bintang film panas itu.

"Wahh Jinjja momo chan.."

"Gomen ne.." ucap Momo meminta maaf lagi. Kali ini mata gadis itu terlihat memerah seperti akan menangis.

"Momo chan, lo gausah nangis gua ga marah lo pukul gua. Wajar kalo lo pukul gua karna salah ngira.."

Namun gadis itu malah terisak semakin kencang. Jae menjadi lebih bingung, apa kata katanya benar benar menyakiti hati gadis itu. Tapi Jae merasa jika dia tidak banyak bicara sedari tadi.

"Sir can you give me some Kleenex ?" ucap Jae kepada sopir taksi karna Jae tidak membawa tisu kemana mana. Jae segera memberikan tisu itu kepada Momo. Tiba tiba saja Jae menjadi merasa bersalah tanpa tau apa penyebabnya.

"It's okay Momo, gue ga apa apa"

Ucap Jae sembari menepuk nepuk pundak gadis itu.

🐤🐤🐤🐤🐥

"Iyah Mam Jae udah sampe di Asrama. Jae mau mandi dulu oke, i'll go Tomorrow.. Mm.. Bye mam i love you too.."

Ucap Jae sebelum memutus telpon dari Ibunya yang menelpon sesaat setelah sampai di asrama barunya itu.
Memang luas kamar di asrama itu tidak seluas kamar di rumahnya. Tapi Jae bersyukur setidaknya ia dapat menggunakan kamar itu sendirian. Tidak ada teman sekamar, sama dengan tidak ada yang akan mengganggu tidurnya.

Takk.. Takk..

"Sumimasen..." tiba tiba, suara ketukan pintu disertai teriakan seseorang dengan suara yang terdengar "kawaii" membuat Jae segera berjalan ke arah pintu.

"Anyeong.."

Sapa gadis itu tepat di depan pintu di sertai tangannya yang berpose hai, membuat Jae menatap gadis itu sejenak. Dari atas hingga bawah stylenya memang sangat berbeda dengan Momo, pikir Jae.

"Anyeonghaseyo.." jawab Jae bingung.

"Jae Oppa, selamat datang di Japan JYP agensi"

"Apa gua dalam masalah? Edera i need you guys.." batin Jae.

"Arigatou.." Jawab Jae dengan nada canggung.

"Eoh Oppa.. Kenalin nama aku Sana. Aku denger Oppa di jemput Momo kan? "

"Darimana lo tau gue Jae?" tanya Jae bingung dan merasa aneh, mereka tidak pernah bertemu tapi gadis bernama Sana itu telah sampai di depan kamarnya dan menyapanya seolah mereka sudah akrab.

"Oppa, aku bakal bantu Oppa selama Oppa di Jepang. Oppa kuliah di tempat yang sama kaya aku. Ah Oppa aku pandai ngomong bahasa Korea aku juga pandai bergaul jadi.."

"Ah arraseo arraseo.. Kalo gitu kita ketemu besok yah. Gue mau mandi dulu gerah" potong Jae karna jika tidak memotongnya mungkin Sana akan bicara panjang lebar dan tidak membiarkannya pergi mandi.

"Oppa chotto matte.." cegah sana. Ia mengulurkan tangannya memberikan sebuah kantong berisi kotak yang entah apa isinya.

"Aku fans Oppa, ini hadiah dari ku semoga Oppa suka"

"Arigatou.." ucap Jae dengan ekspresi yang masih bingung.

🐞🐞🐞🐞🐞

Jae hanya terduduk di ujung ranjang berukuran mininya sembari mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kecil. Ia melihat koper dan gitarnya yang masih terbungkus kardus dan berserakan di lantai.

"Gimana cara gue selesain ini" gumam Jae yang masih meratapi kamar kecilnya yang berantakan.

"Mammy i miss you" keluh Jae dengan nafas yang ia hirup dalam dalam. Jae baru menyadari sikap sombongnya tidak berarti apa apa. Itu sama saja ia harus memulai dari nol, awal yang melelahkan.

"Kenapa harus laper sekarang si" keluh Jae sembari memegangi perutnya yang keroncongan. Jae bahkan tidak tau di mana ia harus makan dan kakinya sudah gemetar karna terlalu lelah.

"Gue bakal mati lemes nih" lagi lagi Jae bicara sendiri.

Tiba tiba lagu di ponselnya menyala nada lagu coldplay terdengar jelas pertanda seseorang tengah menelpon dengan panggilan video. Tertera nama Brian yang menelponnya.

"What's good Hyung.." teriaknya sesaat setelah panggilannya di jawab.

"I'm Hungry.." ucap Jae dengan nada lemas.

"Ah Hyung keluarlah cari makan. Yakali lo ga makan nanti pingsan" sambar si Maknae yang juga sedang bersama Brian, dan member Day6 yang lain.

"Kalo gue keluar sekarang bisa pingsan di jalan"

"Emang lo ga hapal jalan Hyung?" tanya Brian yang bicara sembari sibuk memakan kentang goreng.

"Kalian ada dimana?"

"Kita lagi nongkrong di tempat biasa, Wae? " jawab Brian santai tanpa tau Jae merasa tersiksa melihat mereka berkumpul dan bersenang senang tanpa dirinya.

"Ah gue mau pulang.." keluh Jae dengan wajah memelas. Ia baru sadar jika yang membuatnya merasa nyaman dan bersenang senang adalah teman temannya.

"Hyung.." seseorang muncul dengan kepalanya yang botak tentu saja itu Sungjin.

"Anyeong.., Gimana sama Momo?"

"Gimana apanya?" tanya Jae bingung dengan pertanyaan Sungjin yang tersirat dan ambigu.

"Gimana dia baik, cantik juga kan?"

"How can you.."

Takk.. Takk..

"Wait.."

Tiba tiba suara ketukan membuat Jae menghentikan bicaranya dan segera berjalan ke arah pintu.

"Konbanwa.. Jae.. Ssi.."

Next page

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Next page...

Leave your vote & comments
Sorry reader buat b inggris saya yg jelek saya hanya ingin menambah kuat karakter Jae dalam cerita ini. Jika ada salah kata mohon kritik dan sarannya ❤

Tokyo in love (After we meet) Day6xtwiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang