8

1.2K 157 10
                                    

Keduanya hanya terdiam saling pandang, tanpa ada suara sedikitpun mereka masih saling menatap. Sekali lagi jantung Wendy berdetak dengan cepat, tapi Wendy sadar ada detak jantung lain yang juga berdetak dengan cepat.  

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Apa yang kamu lakukan ?" tiba-tiba saja Irene memecahkan keheningan setelah adegan tatap-tatapan. Wendy yang langsung tersadar menjauhkan tubuhnya dari Irene dengan salah tingkah.

"Aah aku hanya memberimu selimut, dan juga jika kamu kedinginan kamu bisa tidur di ranjangku" tawar Wendy dengan sedikit canggung.

"Kamu berharap bisa tidur satu ranjang denganku ?" Irene tersenyum sinis.

"Aku ? Woaah pikiranmu sangat jauh sekali nona ! jika kamu mau tidur di ranjangku, aku akan tidur di sofa. Atau aku bisa tidur di kamarmu, kita tukar kamar saja" Wendy berbalik hendak berjalan menuju pintu keluar bermaksud ke kamar Irene. Irene langsung menahan dengan memegang lengan Wendy dan membuat Wendy semakin salah tingkah.

"Aku ke sini karena aku takut tidur sendiri, kenapa sekarang kamu malah mau tidur di kamarku ?" Irene menatap Wendy dengan tajam.

"Oke oke baiklah, aku sudah menawarkan ranjangku untuk kamu tempati tapi jika kamu tidak mau aku tidak akan memaksa" Wendy berbalik kemudian berbaring di ranjangnya, tapi kemudian Wendy kembali bangun dan menghampiri Irene lagi.

"Biar aku yang tidur di sofa, kamu tidurlah di ranjang" Wendy menarik tangan Irene dengan paksa, Irene hanya bisa menatap tajam wajah Wendy kemudian bebaring di ranjang.

Wendy tidak peduli dia sudah sangat mengantuk dan langsung merebahkan tubuhnya di sofa, begitupun Irene yang langsung tidur membelakangi Wendy.

2 jam berlalu, Wendy terlihat gelisah dan terbangun dari tidurnya. "Woaaah dingin sekali padahal air conditionernya sengaja aku matikan karena udara di sini sudah sejuk" gumamnya.

Kemudian dia berdiri berjalan menuju ranjang dengan keadaan setengah sadar, dia lalu merebahkan tubuhnya di samping Irene dan lalu menarik selimut yang dipakai Irene. Irene yang merasakan ada suatu gerakan membuka matanya dan melihat Wendy tidur di sampingnya. Dia seakan tidak percaya, kenapa Wendy bisa pindah ke ranjang. Irene sempat berpikir bahwa Wendy berjalan sambil tidur. Diapun membiarkan Wendy tidur di sampingnya dan satu selimut dengannya. Irene sudah tidak sanggup jika harus adu argumen dengan Wendy apalagi di tengah malam seperti ini, apalagi sepertinya Wendy memang kedinginan karena tidak sengaja kaki Irene menyentuh kaki Wendy.

Bukannya kembali tidur, Irene malah memperhatikan wajah Wendy yang sedang tertidur. Bahkan sekarang dia sadar kalau jantungnya berdegup kencang saat dia melihat Wendy setelah kejadian tatap-tatapan sebelumnya.

"Wajahnya seperti bayi jika tidur, imut sekali" ucap Irene, dia masih saja memperhatikan wajah Wendy. Semakin dia memperhatikannya, semakin berdegup dengan kencang pula jantungnya.

 Semakin dia memperhatikannya, semakin berdegup dengan kencang pula jantungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba saja Wendy membuka matanya dan membuat Irene terkejut.

"Kenapa kamu tidak tidur dan malah memandangi wajahku ?" tanya Wendy dengan suara yang sangat mengantuk.

"Memandangmu ? mungkin kamu bermimpi Seungwan-ssi ! aku terganggu karena tiba-tiba saja kamu tidur di sampingku" Irene salah tingkah, Wendy hanya tersenyum karena tahu Irene sedang mengalihkan.

Entah kenapa tiba-tiba saja Wendy langsung memeluk Irene.

"Hey, apa yang kamu lakukan ? Apa kamu gila ?" Irene berteriak berusaha melepaskan pelukan Wendy.

"Sebentar saja aku mohon, kamu sangat hangat" Wendy tetap memeluk Irene sambil memejamkan matanya. Irene pun pasrah dan membiarkan Wendy memeluknya, dia hanya tidak mengerti kenapa Wendy tiba-tiba melakukan hal itu.

Setelah kurang lebih satu menit Wendy melepaskan pelukannya kemudian menatap wajah Irene yang masih bingung diperlakukan seperti itu.

"Kenapa kamu sangat sinis padaku ? apa kamu tidak suka memiliki rekan kerja sepertiku ?" tanya Wendy.

"Apa maksudmu ? apa kamu akan terus seperti ini ?" Irene mulai risih dengan tatapan Wendy, karena jantungnya terus berdegup kencang.

Wendy hanya tersenyum, kemudian entah sadar atau tidak dia langsung mencium bibir Irene. Irene terkejut dan berusaha melepaskan ciuman Wendy. Wendy yang tersadar kemudian langsung meminta maaf atas perbuatan lancangnya.

"Maafkan aku, aku kehilangan kendali. Sekali lagi aku minta maaf" Wendy menundukkan wajahnya tak berani menatap Irene. Dia sudah bersiap jika Irene menamparnya, tapi nyatanya Irene malah menangis dan itu membuat Wendy bingung.

"Kenapa kamu menangis ? aku sungguh-sungguh minta maaf aku tidak bermaksud melakukan itu" Wendy panik.

"Kenapa kamu menangis ? aku sungguh-sungguh minta maaf aku tidak bermaksud melakukan itu" Wendy panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WHY SO SERIOUS ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang