Bagian 1

159 18 16
                                    

Jika kehadiranku tidak dihargai
Aku bisa apa?

Seorang pria berjalan layaknya seorang raja yang diikuti antek-anteknya. Ya, nama pria itu sudah popular di penjuru sekolah SMA Putra   Bangsa. Defrin Gilbert Wilson, siapa yang tidak kenal dengan nya? Dari semua murid, guru , satpam sekolah , tukang kebun sekolah , bahkan ibu kantin sudah mengenal nama itu. Bukan karena dia anak donatur sekolah ternama. Namun juga kenakalannya yang diluar batas wajar (menurut guru).

"Def gue ke kelas duluan?" Kata Ilham salah satu temennya Defrin. Namun berbeda kelas.

"Hmm.." jawab Defrin mengerti dan tidak melirik sedikit pun.
Mereka. Defrin, Dimas, Virly, dan Gilang sedang berjalan di koridor sekolah. Mereka adalah salah satu cogan  atau most wanted sekolah SMA Putra Bangsa termasuk Ilham. Dimas Martian termasuk cowok yang cuek sama cewek dan dia paling anti dengan urusan wanita sama seperti Defrin. Sebaliknya Virly Gilbert Wilson (adek Defrin beda setahun). Dia suka ganti-ganti cewek its a playboy!!. Gilang Ramadhan, cowok yang lahir di bulan suci ini tidak menjamin kesucian otaknya. Ups.. Ilham Rizky. Cowok ter....alim diantara lainnya. Namanya aja Ilham,masa author mau ngasih watak gak baik. Hehehe.

***

Disisi lain seorang wanita rambut panjang berbandu dan manis sedang berlarian karena dia belum sempet mengerjakan PR nya. Alhasil,dia harus cepet² masuk kelas dan mengerjakan PR yang belum selesai.

Brukk...

"Lo kalo jalan bisa liat² gak sih?" Tanya seorang pria dengan nada sedikit emosi. Defrin. Ya! Pria yang ditabrak wanita itu adalah seorang Defrin Gilbert Wilson.

"M-maaff...gak sengaja"jawab cewek itu dengan kepala tertunduk lemas. Orang yang tertabrak nya seorang Defrin. Yang suka marah² gak jelas dan berusaha mengalahkan lawannya dengan serangan mautnya bagi siapa saja yang mengganggunya.

"Gpp.. lo gpp kn?" Tanya Defrin sambil memperhatikan cewek di depannya itu dari ujung rambut sampai kaki.

"Nggak" jawab cewek itu cepat,dan akan segera pergi dari sana. Dia takut kalau sebentar lagi Defrin akan berbuat yang gak akan dia tau.

"Boleh kenalan?" Tanya Defrin sekali lagi sambil melirik sedikit wajah cantik cewek itu yang sedang menunduk malu. Defrin sedikit jongkok cewek itu sangat deg-degan dengan pria dihadapannya ini, namun dia dengan sekuat tenaga menahannya dan akan pergi dari sana. Dia menengadahkan wajahnya dan...

"Pfftttt..."suara temen-temennya yang sedikit kaget dengan kejadian di depan mereka itu. Mereka menutup mulut mereka dengan tangannya. Dan sedikit mengintip kejadian itu dengan mata yang sedikit terbuka.
Wajah mereka beradu, keduanya juga kaget dan masih pada posisi nya. Defrin menatap lekat cewek  dihadapannya dengan wajah ceria. Sedangkan cewek itu hanya bisa menahan kagetnya. Dia tidak tau harus gimana. Wajahnya berjarak sekitar berapa senti saja. Cewek itu langsung membenarkan posisinya.

"Maaf" ucap cewek itu dan melangkah pergi meninggalkan pria di hadapannya itu. Defrin tidak bergeming. Dia hanya bisa senyum² sendiri. Dan melangkah pergi meninggalkan teman² nya.

"Woi lo kenapa?" Tanya Dimas dengan wajah yang so tidak tau. Dia dengan rasa tidak berdosa nya menepuk puncak kepala Defrin dan berkata " ke kelas woii" Defrin yang baru saja sadar dengan geplakan di kepala nya.
"Ogeb   lo" kesal Defrin kemudian meninggalkan temen-temennya.

"Eh lo tau gak tayo tadi ngapain?" Tanya Gilang  ke Virly cowok di tujunya.

"Apa?" Jawab Virly dengan sedikit penasaran dengan kelanjutan ucapan temen seperbegoannya ini.

"Tadi tayo jatuh ke jurang yang dalem . Dia gak bisa naik lagi, gue kasihan sama tayo. Semoga dia baik baik aja " terang Gilang  dengan nada yang di manis²in padahal aslinya menjijikannn..

"Ternyata ke begoan lo gak nurun ya lang?" Ucap Dimas yang risih dengan keadaan Gilang  yang selalu saja bego tidak pada waktunya.

"Gue sih masih baik² aja dim.  Lo ga usah khawatir. Yang ada gue khawatir sama tayo, apa dia udah keluar dari jurangnya ya?" Ucap Gilang dengan jari telunjuk yang di tempelkan pada kening nya.

"Udah lah mending kita ke kelas aja jangan mikirin dia lang ?" Kata Virly yg sekarang angkat bicara. "Lagian pasti tuhan memberikan jalan yang baik buat dia" tambah Virly dan dibalas dengan tatapan mengerikan dari Dimas.

"Heheheh udah lah kita ke kelas,bentar lagi juga bel"ajak Virly yg mulai takut dengan situasi saat ini.

"Lo aja duluan. Lo kan adek kelas gue ngapain lo mau ikut gue? Lo mau masuk ke kelas gue?"tanya Dimas  dengan sinis.
"Iya iya gue pergi" ucap virly kemudian pergi meninggalkan kedua kakak kelas nya itu.

***

Disisi lain

Seorang wanita dengan dasi yg tidak teratur sedang berdiri di depan tiang bendera. Kali ini baru pertama kali dia menjalani hukuman karena tidak mengumpulkan tugas rumahnya. Tadi sebenarnya pasti dia masih sempet ngerjain di sekolah. Namun, karena adegan yg tidak berfaedah itu dia harus menjalani hukumannya.
"Dasar cowok gila,,gue kan jadi di hukum" omel cewek itu tidak henti hentinya dengan tangan kanan yg terangkat tanda hormat pada bendera.

Nama cewek itu adalah Stevani Azahra. Dia anak kedua dari dua bersaudara. Dia memiliki seorang kakak laki laki yg bernama Stevan Zirgan. Sekarang kakak nya kelas XII. Namun kakak nya tidak sesekolah. Dia dilanjutkan ke sekolah ini karena emang dari dulu dia tertarik ke sekolah ini. Karena perbedaan sekolah antara kakak beradik ini. Membuat keduanya juga tidak pernah sepahaman. Entahlah sampai kapan kedua nya selalu selisih paham.

"Def  liat deh itu kan cewek yg tadi nabrak lu" ucap gilang pada defrin yg sedang menatap hp nya. Kelas mereka memang bisa liat langsung ke lapangan. Defrin menghentikan aktifitasnya dan menatap ke arah yg ditunjuk gilang. Ternyata benar cewek yg sedang berdiri di lapangan itu adalah cewek yg tadi menabraknya.
"Biasanya lo suka ngusik siapa pun yg udah berani ganggu lo, kok sekarang lo diem aja" tambah dimas yg juga aneh dengan kelakuan sahabatnya ini yg hanya melirik sedikit dan langsung kembali menatap layar hp nya.
"Terus mau kalian gue harus gimana?"tanya defrin masih sibuk dengan permainan di hp nya itu.
"Gimana kalo lo samperin dia terus lo ejek dia..hahaha kayaknya seru tuh" tambah Dimas . Dia pemikirannya memang sadis. Tidak memikirkan terlebih dahulu.
"Ok gue lakuin" jawab defrin yg langsung pergi meninggalkan ruang kelasnya yg sedang  tidak ada guru.
"Eh go*lok lo ngomong apaan barusan? Kalo nanti dia beneran mempermalukan cewek itu gimana" ucap Gilang  yg langsung menoyor kepala Dimas.

Lalu Dimas  tersadar dengan omongannya. "Astagfirullah nyebut gue...terus gimana donk. Gue juga bingung"
"Makannya kalo ngomong pikir dulu tai lo"
"Gue bukan tai, bangsatt"

"Lo yg bangsat" jawab gilang lalu pergi meninggalkan dimas yg sedang kebingungan

Defrin berjalan mendekati Stevani dan.......

22 okt 2k18

DefrinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang