Chapter 2

12.7K 742 79
                                    

Jalanan masih terlihat begitu lengang. Setelah satu jam perjalanan, laju mobil melambat memasuki areal perumahan yang terbilang cukup sepi. Hanya ada beberapa petak rumah dalam satu cluster dengan jarak yang cukup jauh antar penghuninya. 

Mobil terhenti di depan salah satu gerbang rumah yang cukup besar.

Penculik itu turun dengan langkah begitu tenang, membuka gerbangnya lalu mengemudikan mobilnya kembali, memasuki area dalam pekarangan yang terbilang cukup luas. Mesin mobil kemudian segera dimatikan.

Angin malam terasa tak bersahabat dan menusuk tulang. Namun pemuda jangkung itu tidak terpengaruh barang sedikitpun. Dengan langkah mantap, dia menurunkan kakinya guna membuka pintu belakang mobil, menemukan hasil tangkapannya sudah tak sadarkan diri disana. Sepertinya efek chloroform benar-benar telah merenggut total kesadaran Seokjin saat ini.

Dengan gerakan ringan, dia mulai menggendong Seokjin ala bridal style. Membuka pintu rumah dengan kaki kanannya dan mulai menaiki anak tangga dengan perlahan. Tak lama, sampailah ia di salah satu kamar yang telah sengaja dipersiapkan sebelumnya. Desainnya memang terkesan agak aneh. Dia mempersiapkannya dengan begitu tergesa. 

 Persetan dengan warna merah yang mendominasi ruangannya. Toh, Seokjin tak perlu melihatnya. Karena dalam prosesnya, sang submassive akan banyak memakai penutup mata pikirnya.

 Karena dalam prosesnya, sang submassive akan banyak memakai penutup mata pikirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan, ia merebahkan Seokjin di atas pembaringan. Dibukanya pengikat tali yang sejak tadi tersumpal pada belahan bibirnya, membiarkan mulut Seokjin menganga, setengah terbuka. 

Pria itu kemudian duduk di samping ranjang,melepas letih sesaat sambil sesekali menggesek-gesek bibir Seokjin dengan ibu jarinya. Pikirannya menerawang kepada kilasan setahun yang lalu. Bagaimana bahagianya mereka dulu. Saat itu, Seokjin hanya miliknya seorang. Mereka telah mengikat janji untuk menjalani hidup bersama. Cincin tunangan mereka bahkan masih ia simpan rapi di dalam nakas.

Akan tetapi, nasib tentunya tak selalu berlaku baik padanya. Disaat hari pertunangannya tiba, ia mengalami kecelakaan tunggal. Mobilnya menghindari truk yang melaju kencang ke arahnya. Refleks banting stir ke kiri, dan tanpa sadar ia telah menabrak bahu jalan kemudian terjun ke dalam jurang dengan hamparan laut dangkal di bawahnya.

Mobil seketika masuk terhisap arus dengan arah vertikal. Saat itu, dewa kematian terasa begitu dekat dengannya. Pasokan oksigen juga telah mencapai ambang minimum. Untungnya, kaca jendela samping berhasil terbuka lebar dan dengan susah payah ia berhasil lolos dari hisapan air yang mulai menenggelamkan mobilnya ke dasar laut. 

Entah mana sebenarnya batas permukaan air atau dasar lautnya. Yang bisa ia lakukan hanya menggerak-gerakkan tubuh melawan arus, mencoba lepas dari jeratan arus yang mulai menariknya ke bawah.

Cahaya terang sekelabat tampak di penglihatannya. Mungkin itu batas permukaan airnya. Dengan sisa tenaga dia mulai menambah kecepatan renangnya, namun serangan panik dan ledakan akan kebutuhan oksigen di dalam paru-paru perlahan benar-benar mulai menghilangkan kesadarannya.

## PUNISHMENT ## [NamJin] - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang