chapter 3

12.7K 695 124
                                    

.
.
.

Keadaan Seokjin saat ini tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Tubuh dan persendiannya tak dapat digerakkan karena ikatan erat pada setiap inci tubuhnya.

Namjoon mengikatnya dengan sangat rapi. Bahkan simpulnya terasa sangat kuat, membuat tubuh telanjang Soekjin agak memerah karena pergesekan tali dengan kulitnya.

Kedua tangannya terikat di belakang, sedangkan kedua lututnya menumpu berat badannya di ranjang, dengan postur menungging.

"Namjoon, lepas. Ahn!" Belum sempat Seokjin memprotes kembali, mulutnya telah dipasang gag ball yang mencegahnya bersuara.

Matanya masih tertutup rapat oleh sehelai kain.

“Just enjoy it, baby." Namjoon mendesah dengan suara berat tepat di telinga Seokjin. Refleks telinga Seokjin memerah sebagai reaksinya.

Namjoon tampak mengagumi hasil karyanya sesaat. Seokjin nya kini terengah, setengah tak berdaya di atas ranjang.

Tubuh yang terikat kini terlihat gelisah dan panik. Seokjin mulai bernapas dengan irama terputus. Surai coklatnya terlihat acak-acakan, terkulai lemas di atas sprei berwarna merah pekat.

Dengan pemandangan selezat itu, Namjoon tak bisa berdiam lebih lama lagi. Segera diambilnya lube di dalam nakasnya. Menuangkannya seperti menuangkan sirup maple di atas lubang panas Seokjin yang kini terekspose.

Memalukan. Sungguh memalukan.

Seokjing mencoba berontak, namun sungguh dia tak dapat menggerakkan badannya barang sedikitpun.

Mukanya kian memerah, bukan hanya menahan malu. Mungkin juga karena posisi kepalanya yang lebih rendah dari pinggangnya, membuat aliran darah mengalir deras ke bagian bawah. Air liur terlihat mulai menetes, melewati celah gag ball pada kedua sudut bibirnya.

Lubangnya tak mampu banyak menampung lube. Cairannya mulai luber melewati pantat sintalnya.
Terus mengalir ke bagian selatan tubuhnya. Hampir menetes ke sprei jika saja Namjoon tak sigap menyapunya terlebih dahulu.

Jari panjang Namjoon mulai bergerak seduktif, menjamah kedua bola yang menggantung di antara organ intim Soekjin.
Sapuannya mengantarkan rangsangan seperti sengatan listrik kepada yang tengah terikat.
Mata Seokjin membelalak kaget sebagai respon, walau hanya pekat yang menyapa pandangannya kini.

Jemari Namjoon terus menyiksa Seokjin. Tangan kanannya mulai menyapu kedua bongkahan sintal yang mengkilap karena lube. Terus meremas dengan sedikit kuat, sedangkan tangan kirinya tak dibiarkan menganggur. Diraihnya organ intim Seokjin yang sudah setengah menegang, mengurutnya seperti gerakan memerah susu sapi.

"Ahn! Ah..hah.." Seokjin makin melesakkan kepalanya di atas sprei merah. Menyalurkan libido yang sudah tak tertahan. Rangsangan itu nyatanya benar-benar membuat Seokjin gila dan hampir menumpahkan sperma-nya.

"Aku belum melakukan apapun, dan kau sudah akan keluar saja.." Namjoon menghentikan gerakannya seketika dan direspon erangan lemah sebagai tanda protes dari Seokjin.

"Perlu kuingatkan lagi sepertinya. Ini hukuman, baby. Hanya aku yang boleh menikmatinya." Namjoon mendesah berat tepat di telinga Seokjin, menjilat sedikit cupingnya, menciptakan sengatan-sengatan kecil yang membuat bulu kuduk meremang.

Sesaat kemudian, suara gemerincing terdengar begitu jelas di telinga. Tak butuh waktu lama, sengatan dingin mulai menyapa organ intimnya.

"Huh!!"

Jantung Soekjin seolah akan merosot ke dalam perut. Ia sangat panik. Tubuhnya mulai bergetar hebat.

"Ssh..tenang sayang. Rasanya akan semakin sakit jika kau banyak bergerak." Namjoon memasang sebuah cock ring pada organ intim Soekjin yang saat itu mulai menegang.

## PUNISHMENT ## [NamJin] - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang