Chapter 6

10.5K 616 294
                                    



Seperti hari-hari sebelumya, Seokjin akan terduduk di tepi ranjang sebelum atau sesudah membersihkan diri. Lalu maid muda itu akan datang untuk mengantarkan makanan dan membereskan kamar. 

Selimut tebal dan sprei akan diganti secara berkala. Yang kotor akan dibawa kembali keluar ruangan dan kamar akan terkunci secara otomatis dari luar. Beberapa persediaan sprei dan selimut tebal biasanya akan diletakkan di lemari besar bagian atas.

"Kau memasak...mandu goreng pagi ini?" Seokjin bertanya, setengah minat. 

Hanya basa-basi saja sebenarnya.

Manik Sora seketika terbuka penuh. Dia tidak sebegitu bodohnya, hingga tak menyadari situasi janggal tempat dia bekerja. Sejak hari pertama bekerja, Sora sudah menduga ada hal yang kurang beres. Namun, dia memilih diam, seolah tak tahu apa-apa.

Kim Namjoon bukanlah pribadi yang banyak bicara. Setelah tugasnya selesai, dia akan meninggalkan rumah majikannya sekitar pukul lima sore sesuai yang diperintahkan. 

Sora sesekali akan menengok ke jendela lantai atas, tempat Kim Seokjin berada -- sebelum benar-benar meninggalkan tempat kerjanya.

Tidak ada pekerja lainnya. Keadaan rumah itu begitu sepi dan Kim Namjoon memerintahkannya untuk tidak membicarakan hal yang dirasa tidak perlu dengan Seokjin. Rumah mewah itu kadang begitu terbengkalai dengan padang ilalang yang makin hari makin menutupi halaman luas di sekelilingnya.

"Kau..sudah berkeluarga?" Seokjin mencoba membuka pertanyaan kembali.

Dan Sora hanya menggeleng lalu bergegas pergi keluar kamar.

Sesaat, pintu kamar terkunci dan Soekjin ditinggalkan seorang diri kembali.

.

.

.

Seokjin terlihat mengobrak-abrik beberapa lembaran sprei di dalam lemari. Dia merentangkan, menggulung serta melilitkan ujung satunya dengan yang lain. Kini, Soekjin berhasil menciptakan sebuah tali panjang dari gabungan sprei tersebut.

Gerakannya begitu tergesa, setengah panik. Dia melempar keluar tali tersebut dari arah balkon, membuatnya terjulur hampir menyentuh tanah. Dirasa cukup, Soekjin menalikan ujung simpulnya ke pagar pembatas balkon. Sebelum turun, Soekjin hembuskan napasnya dalam-dalam. Memacu adrenalinnya dan memberanikan diri untuk turun dari atas segera.

Dengan bertelanjang kaki, Seokjin mulai menuruni balkon. Kepalanya terasa berputar ketika tubuhnya mulai bergelantung. Dengan memaksakan diri, Seokjin bersikukuh untuk turun dari atas. Dipalingkan pandangannya, mencoba untuk tidak melihat ke arah bawah kembali. Tangannya bergetar memegang sambungan sprei. Sesekali sempat terdengar suara 'krek' dari tali tersebut karena beban tubuhnya. Akan tetapi, pada akhirnya Seokjin berhasil turun sampai bawah.

Menghembuskan napas lega, Seokjin mulai berlari ke arah gerbang depan yang sialnya pasti terkunci.

Maid muda itu pasti sedang sibuk menyelesaikan pekerjaan rumah di dalam, hingga tak menyadari aksi Seokjin. Dengan membulatkan tekad, Seokjin memanjat gerbang tersebut. 

Beberapa kulitnya sempat tergores karena tertusuk ujung besi yang tajam. Namun tak dihiraukan kondisi tubuhnya kembali. 

Yang ada dipikirannya hanyalah kabur sejauh mungkin dari sana.

Kakinya begitu gemetar menapak aspal dingin tanpa alas. 

Dipaksakan tungkai kurusnya berlari setengah limbung dengan pandangan yang tak fokus. 

## PUNISHMENT ## [NamJin] - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang