MOMENTUM

4.7K 117 2
                                    

Setiap hati selalu menyimpan sebuah nama. Termasuk aku. Namanya memang sudah lama tersimpan, tapi tidak tahu bagaimana dia. Banyak perempuan yang mendekatinya dengan berbagai cara. Ya, setiap orang punya caranya sendiri untuk mencintai, dan aku memilih bertahan dalam diam, orang-orang menyebutnya jatuh cinta diam-diam.

"Indi". Panggilnya dari tempat ia duduk. Aku tidak menyangka ia mengetahui namaku. Kami belum pernah berbicara sebelumnya walaupun berada di kelas yang sama. "Gue kurang ngerti materi ini, ajarin ya ?" ia menyodorkan buku cetak matematika mengenai statistik. Ia tahu aku cukup menguasai pelajaran ini. Kedua sudut bibirnya terangkat membentuk senyum padaku. Aku membalasnya dengan senyum terbaikku.

"Begini caranya......" aku menjelaskan tiap apa yang aku tuliskan. Ia pun mengangguk mengerti. Aku menatapnya, namun tak lama. Biasanya aku hanya menatap dari jauh, kini begitu dekat. Membuat jantung ini berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Makasih.." ucapnya sambil terenyum. Nafasku terhenti sejenak saat melihat senyumnya. Ia kembali duduk karena guru akan memulai pelajaran.

**

Sepulang sekolah aku selalu pergi ke kedai es krim, melepas penat setelah terpaku dikursi sekolah selama berjam-jam. Ku duduk di meja paling pojok dekat jendela ditemani semangkuk es krim vanilla dan novel. Suara hujan diluar jendela bagaikan alunan musik yang meneduhkan, menyempurnakan hariku.

Hari sudah sore dan hujan mulai reda, menyisakan dingin yang menusuk kulit. Aku pun memutuskan untuk pulang dengan berjalan menyusuri trotoar jalanan sambil menghirup bau khas yang ditinggalkan hujan. Tiba-tiba sebuah motor berhenti, menepi ke trotoar dimana aku berjalan. Tunggu, sepertinya aku mengenali motor itu, dan benar saja, ternyata itu Bayu. Dia tersenyum untuk yang kedua kalinya padaku. "Kok jalan kaki ?" Tanya Bayu.

"Iya, rumah gue nggak jauh dari sini".

"Ayo naik, Gue antar sampai rumah!" Pintanya.

"nggak usah, makasih." Tolakku. Ketika aku mau berjalan lagi, tiba-tiba dia menahan langkahku dengan berdiri didepanku. Jambulnya tampak bergerak saat diterpa angin jalanan.

"Ayolah, lagian kita searah". Ditariknya tanganku. Tiba-tiba saja jantungku berdetak dengan kencang. Hari ini aku bersentuhan dengannya. Selama ini aku hanya menyentuhnya lewat do'a. Aku tak melawan tarikan tangannya. Aku menikmati setiap detik momen ini. Sesampainya didepan rumah, aku mengucapkan terimakasih.

Sejak hari itu aku dan dia jadi sering berbicara. Dia lebih sering menoleh kebelakang untuk menatapku. Tidak, lebih tepatnya menoleh kebelakang saat ia sadar aku sedang menatapnya. Seperti biasanya, aku langsung mengalihkan tatapanku dengan cepat. Pipiku terasa memanas saat dia menatap balik. Aku salah tingkah dibuatnya.

JATUH CINTA DIAM DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang