"Lo suka baca novel, kan ?" Tanya Bayu tiba-tiba. Aku langsung tertarik dengan pertanyaannya. Pipiku langsung terangkat saat senyum.
"Iya. Kenapa ? suka baca juga ? Mau pinjem novel gue ?"
"satu-satu dong nanyanya. Iya gue suka baca, kadang-kadang. Nih buat lo!" sambil menyodorkan sebuah paperbag.
"Apaan, nih ?" tanyaku.
"Kemarin gue ke toko buku, terus inget lo yang suka baca novel, yaudah gue beli satu buat lo".
"Waaah, makasih yaa." Ucapku. Mataku memang menatap matanya, tapi dia tak membalas. Dia malah menoleh kearah lain. Dia tersenyum namun bukan ke padaku. Tapi ke Risa kakak kelas kami yang sedang dekat dengannya. Aku mundur dua langkah saat Risa berjalan kearah Bayu.
"Bay, kekantin yuk!" ajak Risa. Pesonanya tentu saja tidak sebanding denganku. Badannya tinggi semampai dengan wajah cantiknya. Aku tidak ada apa-apanya. Bayu hanya mengangguk setuju "Gue tinggal dulu ya, Ndi. Jangan lupa dibaca bukunya." Lambaian tangannya membuatku mengangguk.
Aku menghela nafas. Setangkai bunga indah bukan hanya satu orang yang menyukai, begitu pula dengan Bayu, bukan cuma aku yang menyukainya. Aku hanya menjadi figuran dalam kisah percintaan ini, menemani sang tokoh utama menjalani kisahnya sendiri. Tidak akan pernah jadi tokoh utama.
Mataku tertuju pada novel yang diberikan Bayu, "Jatuh Cinta Diam Diam". Hahahaha kenapa dia memberiku novel dengan judul ini ? kataku dalam hati. Seolah dia menyuruhku membaca kisahku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
JATUH CINTA DIAM DIAM
Teen FictionJatuh cinta sendirian itu tidak pernah mudah. Seperti bulan, kamu ada tapi tatapnya hanya tertuju pada bintang-bintang yang menjubahi langit.