1. Pertemuan

70 10 7
                                    

Saat ini sedang jam istirahat di SMA Tunas Bangsa, banyak murid yang pergi ke kantin untuk mengisi kekosongan perut mereka, tetapi tidak dengan Nabila yang sibuk memikirkan ekskul apa yang ia ikuti nanti, dan Nesya yang melamun entah memikirkan apa.

"Eh, lo mau ikut ekskul apa Sya?" tanya Nabila membuyarkan lamunan Nesya, Nabila adalah sahabat baru Nesya. Nesya baru mengenal Nabila beberapa hari lalu sejak Masa Orientasi Siswa atau bisa juga disebut MOS.

Nesya terbangun dari lamunannya, "Gue kayaknya ga bakal ikut ekskul apa pun deh," jawab Nesya menatap sahabatnya itu.

"Loh kok gitu?" tanya Nabila mengerutkan dahinya pertanda bingung terhadap sahabatnya itu, "Gue ga mood aja gitu ikut ekskul hehe," Nesya nyengir memperlihatkan gigi nya yang rapih.

"Oh gituuu, yaudah sekarang anterin gue ke ruang osis yu, gue mau kasih surat pendaftaran ekskul, nanti keburu masuk," Nabila langsung menarik pelan tangan Nesya keluar kelas menuju ruang osis, tanpa pikir panjang Nesya berjalan di belakang sahabat nya itu.

Mereka berjalan di koridor bawah sekolah, tidak ada percakapan di antara mereka berdua, Nabila yang sibuk mengedarkan pandangan matanya mencari ruang osis, dan Nesya yang sibuk memperhatikan laki laki tinggi yang sedang bermain basket di lapang basket sekolahnya.

Tidak banyak orang yang berada di sana, mungkin karena 10 menit lagi pelajaran akan di mulai.

Brukk!
Tiba tiba saja Nesya terjatuh karena bertabrakan dengan seorang laki laki yang lebih tinggi darinya, "Aduhh," rintih Nesya, "Lo nggak apa apa, Sya?" Nabila membantu sahabatnya untuk berdiri.

"Punya mata ga sih?! hati hati dong kalo jalan!" Nesya tidak menjawab pertanyaan Nabila, Nesya membersihkan tubuhnya dari debu yang berada di lantai koridor sambil marah marah kepada laki laki tersebut.

Tidak ada respon dari laki laki itu, dia terus berjalan tak memperdulikan Nesya yang masih marah marah.

"Kelas berapa sih lo?! sok jual mahal amat! awas aja kalo gue tau kelas lo bakal gue datengin lo!" Nesya berjalan cepat bermaksud menyusul laki laki itu, namun di tahan oleh Nabila, "udah sya udah, tahan emosi lo," Nabila menenangkan sahabatnya yang mulai emosi, Nesya pun mulai tenang, tetapi masih tetap mengomel membuat perempuan di sampingnya terkekeh kecil melihat tingkah Nesya.

Tapi tetap saja tak ada respon dari laki laki itu, dia terus berjalan santai entah kemana, mungkin ke kelasnya.

Nesya yang sudah tenang pun kembali melihat ke lapang basket untuk melihat apakah laki laki tinggi itu masih ada atau sudah pergi, dan ternyata laki laki itu sudah pergi dan membuat Nesya mengomel untuk yang kesekian kali.

"Tuh kan ilang," ketus Nesya, "Gara gara manusia es itu sih! awas aja!" tambahnya lagi, Nabila menarik kecil lengan Nesya sebelum amarah Nesya semakin menjadi, "Udah ah marahnya, kita cari ruang osis lagi, nanti keburu masuk terus kita dihukum," ucap Nabila, Nesya hanya menurut sambil mengerucutkan bibirnya ketika lengannya di tarik oleh Nabila.

Karena kejadian ini Nabila tahu fakta bahwa Nesya adalah seorang perempuan yang sulit untuk menahan amarahnya. Walaupun begitu, Nesya akan menjadi wanita cantik jika ia tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.

***

"Lo pulang sama siapa, Sya?" tanya Nabila ketika berada di depan gerbang sekolah.

"Hm.. gatau deh, kayaknya sama Kak Alvin, tapi Kak Alvin ga nongol nongol dari tadi," jawab Nesya sambil menyapu pandangannya ke kumpulan murid laki laki yang berada tak jauh di belakangnya, mungkin saja di situ ada Alvin.

My Ice BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang