satu

1K 41 4
                                    

semoga dicerita ini ngak mengecewakan yaaa.
happy reading.

Mimpi apa semalam sampai-sampai prilly dipanggil keruang kepala sekolah. Bel istirahat berbunyi teman sekelasnya memberi tahu kalau ia dipanggil ke ruang kepala sekolah. Dan kini dengan langkah beratnya ia berjalan ke ruang kepala sekolah. Tanda tanya besar ada dikepalanya ada apa kepala sekolah sampai memanggilnya. Sering prilly berbicara dengan kepala sekolah tapi hanya diruang guru atau perpustakaan. Maklum Prilly termasuk salah satu murid berprestasi di SMA GARUDA BANGSA. Ia sering menyabet juara olimpiade. Ia selalu mengukir nama baik sekolahnya dengan prestasi-prestasinya. Tak jarang ia menerima pujian-pujian dari guru pembimbing dan murid lainnya. Hampir setiap upacara namanya dipanggil untuk menerima penghargaan maupun piala yang ia menangkan di olimpiade. Tak heran seluruh penghuni SMA GARUDA BANGSA mengenalnya sebagai siswa berprestasi.

Langkahnya terhenti didepan pintu bercat coklat yang tertulis ruang kepala sekolah. Dengan ragu ia mengetuk pintu yang berdiri kokoh di depannya. Prilly berusaha menampilkan senyumnya saat pintu hendak di buka. Namun senyumnya luntur melihat siapa yang membuka pintu. Siswa seumuran dengannya yang membuka pintu, wajahnya tak asing menurut prilly tapi ia tak tahi siapa namanya. siswa itu mengeser tubuhnya supaya prilly bisa masuk. "udah ditunggu sama pak Burhan" prilly mengangguk mendengarnya dan langsung masuk, siswa tersebut langsung menutup pintunya dan ikut berdiri disamping prilly.

Pak Burhan yang melihat keduanya langsung tersenyum. "duduk dulu" Pak Burhan mempersilahkan keduanya duduk. Dengan kompak keduanya menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Pak Burhan. "kalian udah saling kenal kan?" tanya pak Burhan menatap keduanya bergantian.

"udah pak" Prilly ingin menjawab tapi kalah cepat dengan siswa yang disampingnya.

Pak Burhan mengangguk paham "bapak sengaja manggil kalian kesini buat bicarain olimpiade bulan depan, gini olimpiadenya kelompok, dari hasil musyawarah guru-guru semua setuju kalian yang mewakili sekolah kita. Bapak harap kalian setuju" jelas pak Burhan yang tak pernah melepas tatapannya dari kedua murid berptestasinya.

"kami pasti mau pak" sekali lagi siswa yang disamping prilly yang menjawab. Prilly mendengus kesal sedari tadi cowok disampingnya selalu mengambil keputusannya sendiri padahal ia juga ikut andil.

Senyum lebar terukir diwajah Pak Burhan "kalau begitu kalian bisa belajar bersama mulai besok, Kalian akan dibimbing bu Retno dan Pak Surya" mata prilly membulat sempurna. Dia akan belajar bareng sama cowok tengil ini. sedangkan cowok disampingnya tampak semangat "siap pak kita akan berusaha semampu kita". Prilly hanya bisa menghembuskan nafas jengah. "kalau begitu kita permisi dulu pak" pamit cowok disamping prilly sembari mulai bangkit. Mau tidak mau prilly juga ikut bamgkit dan membungkuk sebentar ke arah pak Burhan kemudian keluar rungan disusul cowok yang menurutnya sangat menyebalkan.

Prilly langsung berjalan menuju kelasnya karena jam istirahat tinggal hitungan detik akan berakhir. Namun langkahnya terhenti karena cekalan di tangannya. "nama gue aliando syarief lo bisa panggil gue ali" cowok tadi mengulurkan tangan kanannya ke arah prilly.

Prilly memutar matanya malas "lo udah tahu nama gue kan? jadi yaudah gue mau ke kelas" jawab prilly jutek, moodnya sudah rusak sedari tadi. sedetik kemudian ia mulai melangkah namun langkahnya terhenti lagi "apa lagi?" tanya prilly menatap tajam ke arah ali.

Ali menyengir lebar "minta no hp lo dong, biar mudah kasih info tentang belajar barengnya" Ali menyerahkan ponselnya ke prilly. Dengan malas prilly mulai mengetik no ponselnya, kemudian ia mengembalikan ponsel ali tanpa suara. Ali tersenyum senang "gue harap kita bisa meraih juara di olimpiade nanti" ucap ali dengan semangat. Prilly hanya menjawab dengan deheman dan langsung pergi.

Ali tersenyum miring melihat respon prilly. Jadi benar sang juara sekolah itu cuek dan dingin. Terbukti seorang Aliando di cuekin. Meskipun agak bad ali sering ikut olimpiade meskipun tak selalu menjuarainya. Jadi senakal-nakalnya ali masih ketutup dengan kepintaranya. Bukan hanya di bidang akademik ali juga sering memenangkan juara dalam bidang nonakademik karena ia aktif mengikuti ekstra dan organisasi. Tak heran ia banyak teman dan terkenal.

Ting

prilly menglihat ponselnya. Dahinya mengerut menerima pesan dari nomor tak diketahui.

pulang sekolah gue tunggu di perpustakaan. sama bu Retno disuruh belajar bareng dulu. Hari ini bu retno ada acara.

begitulah isi pesan yang ia terima. Tak butuh waktu lama ia bisa menebak siapa pengirim pesan tersebut. jari-jari lentik prilly bergerak sebentar.

oke

balasnya tak mau membuak kata-kata yang berbelit.

ia tak habis fikir ia harus belajar bersama dengan orang yang belum ia kenal sama sekali.

MAAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang