Chapter 4

10 3 0
                                    

*nandini* : "fei... Aku takut....", tangisnya lalu memeluk fei dengan sangat erat membuat fei merasa agak sesak, namun fei menenangkn nandini dengan membelai rambutnya.

*fei* : "sudah madam... Tidak terjadi apa-apa kan??... Semuanya baik-baik saja...."

*ishani* : "fei....", tangisnya ikut memeluk fei, saat ini ia benar-benar sangat ketakutan.

*fei* : "sssttt... Sudah sudah....", ucapnya.

Fei mnenangkan ishani dan nandini yg masih terisak ketakutan, dan sepertinya fei tak ada pilihan lain selain menemani mereka pulang.

Ia pun mengambil ponselnya lalu mengirim pesan singkat kepada temannya untuk tidak menunggunya karena ia ada urusan penting, setelah itu ia menghapus air mata mereka.

*fei* : "skarang kalian pulang, aku yang akan menemani kalian... Jangan menangis lagi...."

*ishani&nandini* : "terimakasih baby...."

Fei mengantar nandini dan ishani pulang ke apartemen mereka, setelah sampai fei minta diri untuk pulang ke rumah kontrakannya.

*fei* : "madam... Kakak... saya pulang dulu..."

*ishani* : "fei menginaplah disini... Temanilah kami fei, kami benar-benar takut...."

*nandini* : "aku mohon baby...."

*fei* : "tapi...."

*ishani* : "please baby....", pintanya.

*fei* : "baiklh malam ini saya akan menemani kalian tapi besok pagi saya harus pulang....."

*ishani&nandini* : "terimakasih baby....."

Ishani dn nandini mengajak fei untuk masuk ke apartemen mereka,mereka menyambut fei dengan sangat baik, dan fei terlihat nyaman.

Fei masuk ke salahsatu kamar yg disediakan oleh ishani, lalu ia merebahkan tubuhnya. Di saat ia hampir tertidur, ia mendengar sebuah lagu yg sangat familiar di telinganya. Ya!! Itu adalah lagu Bintang Kehidupan yg dilagukan oleh idolanya, dan lagu itu terdengar di sana, diapartemen sebelah. Tak terasa, air mata fei mengalir dengan derasnya.

Ishani dan nandini baru selesai mandi, setelh berdandan, mereka berniat untuk masuk ke kamar fei, karena mereka ingin mengenal fei lebih dekat lagi, setelah apa yg dilakukan fei.

Nandini mengetuk pintu kamar fei, fei terkejut lalu sesegera mungkin ia menghapus tangis yg sejak tadi tak mampu berhenti. Ia tak mau terlihat rapuh dihadapan semua orang.

*nandini* : "fei...", panggilnya, ia membawakn segelas juice untuk fei yg dibuatnya sendiri.

Fei keluar setelah membasuh mukanya, lalu membuka pintu untuk nandini masuk.

*fei* : "ada yang bisa saya bantu madam??..."

*nandini* : "tidak fei... Boleh kami masuk??.... Ini aku bawakan juice untukmu...."

*fei* : "tentu saja madam, ini apartemen anda jadi anda berhak masuk kemanapun... Tidak usah repot-repot begini madam, saya jadi tak enak karena merepotkan anda...."

*ishani* : "fei... Kau telah banyak membantu kami... Ini tidak seberapa dibandingkn dngan apa yg telah kau lakukan untuk kami...."

*fei* : "sudahlah no..eh kk..kak... Lupakan...."

Fei mengajak nandini dan ishani masuk, lalu membawa mereka duduk di kasurnya.

*ishani* : "aku sayang kamu fei....", ucapnya tiba-tiba yg membuat fei terkejut dan shock.

*fei* : "apa??...", tanyanya bingung, lalu iapun menatap ishani dengan tajam,membuat yg di tatap menjadi salah tingkah dan gemetar.

*ishani* : "ehm...tidak apa-apa fei... Maaf...."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MERE JEEVAN KI PRAKASHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang