pagi pun tiba dan saya mencoba untuk membantu ayah saya untuk mencari apa yang bisa menghasilkan uang tuk keluarga saya, meskipun hasilnya hanya sedikit tapi saya akan teteap mencobanya karna apalah daya saya hanya bocah kecil yang tidak punya pendidikan ingat saya ini hanya bocah yang baru lulus SMP, saya mencoba untuk menjadi kuli panggul dipasar, saya melakukan pekerjaan ini setiap abis sholat subuh, karena didekat rumah saya ada pasar yang ramainya hanya subuh sampai pagi. setibanya dipasar saya mencoba menawarkan tenaga saya kepada ibu-ibu ataupun para penjual tuk membawakan barang bawaannya, saya tidak menarifkan harga tenaga saya, saya rela dibayar berapapun asalkan orang-orang itu ikhlas memberikan sisa uangnya kepada saya, waktu berlalu hampir 3 minggu dan saya mulai menemukan pelanggan saya hampir setiap saat saya kepasar tuk menjual tenaga saya dia slelalu ingin saya yang membawakan barang dagangannya, ibu itu sangat baik terhadap saya meskipun saya hanya kuli yang membawakan belanjaan dia, suatu hari saya diajak mampir kerumahnya hanya untuk sekedar berkunjung menemui suaminya, awalnya saya menolak untuk ikut kerumahnya tapi saya dipaksa lantaran dia pernah bercerita tentang saya kepada suaminya, dan saya mau tak mau ikut untuk kerumahnya, setelah sampai dirumahnya ternyata suaminya sedang sakit parah, saya sempat miris melihat keadaan suaminya yang hanya bisa terkulai lemas diranjang. Awalnya saya takut untuk bertemu dengan suaminya, tapi lagi-lagi beliau memaksa saya untuk ikut saya untuk sekedar menyapa beliau, kami banyak berbicara tentang kehidupan saya yang sangat menyedihkan lalu tiba tiba dia berharap saya bisa membantunya dirumah karena dia hanya mempunyai 1 orang anak dan anaknya pun tidak tinggal dijakarta melainkan tinggal diambon maluku tengah di desa Namaelo, keluarga ini sangat berkecukupan bahkan bisa dibilang orang yang sangat kaya, coba kalian bayangkan, mobil mobil berjejer dirumahnya kalo saya tidak salah itung itu ada 4 atau lima mobil, dan yang paling saya suka adalah ada kolam renangnya, ingin sekali saya berenang, tapi saya kan hanya tamu baru yang hadir dirumah ini, dalam hati saya jika hidup saya seperti ini saya tidak perlu sampai jadi tukang kuli panggur sayuran, lebih baik saya diam dirumah belajar bisnis dengan ayah, hahahaa, hayalan yang bodoh, tidak lama setelah saya berbicara dengan suami beliau lalu saya diajak makan sebentar diruang makan, dan setelah makan saya diantar supirnya untuk pulang kerumah, saya sempat berpikir beliau tidak punya supir karena setiap saya lihat beliau kepasar selalu sendiri, dan menggunaka mobil yang jelek, lalu saya coba bertanya pada sang supir kenapa ibu kalo kepasar selalu bawa mobil yang jelek dan tidak dengan supir, sibapak supir hanya tersenyum dan berkata, kamu beruntung, lalu supir itu terdiam dan melanjutkan focus kejalan,saya bingung dan tidak tau lagi mau bicara apa, Bersambung..
YOU ARE READING
Teriak Santri
Short StoryIni bercerita seorang lelaki muda yang ingin bersekolah dalam pendidikan agama, tapi terbentur dengan keadaan keluarga yang sangat miskin, dia memiliki sorang ayah yang hanya belerja sebagai tukang tambal ban, semua sangat sulit ketika merka hidup...