아내 2

52.7K 4.7K 241
                                    

Jungkook melongo saat mendengar perkataan Taehyung. Jungkook langsung mensejajarkan langkahnya dengan Taehyung.

"Maksut hyung?" Taehyung berbalik menatap Jungkook

"Hm. Saya akan terima perjodohan kita. Kamu nggak usah takut. Saya tidak akan menyakiti kamu selama kamu tidak menyakiti saya dan membuat saya marah. Saya tidak suka dibantah dan dihianati. Selama kamu baik dan nurut sama saya. Saya juga akan baik ke kamu"

"Saya pilih kamu karena saya percaya sama kamu. Jangan hianati kepercayaan saya Jungkook. Saya harap kamu tidak memiliki motif lain seperti gadis gadis itu. Saya tau kamu anak baik. Saya harap kamu bisa menjadi istri yang baik untuk saya"

"Masalah gadis gadis itu, saya perlakukan buruk mereka karena mereka hanya ingin harta saya Jungkook" Taehyung berjalan semakin dekat ke Jungkook

"Saya harap kamu tidak seperti mereka. Mari melangkah bersama saya Jungkook. Biarkan saya membahagiakan kamu" entah dapat sengatan dari mana. Taehyung yang sedingin es dan irit bicara bisa mengucapkan kata kata sepanjang itu walaupun ekspresi dia masih sama.

Jungkook cukup tersentuh dengan kata kata namja tampan didepanya. Dia bisa lihat kalau kata kata itu tulus. Dia tau Taehyung bukan seperti kebanyakan lelaki yang hanya umbar bullshit. Taehyung bukan tipe seperti itu.

Dia tau bahwa Taehyung serius dengan ucapanya. Tak bisa Jungkook pungkiri jika ia suka melihat wajah tampan Taehyung sejak tadi siang. Dengan berani Jungkook peluk tubuh kekar Taehyung.

"Saya tidak kuasa menolak permintaan anda hyung. Saya tidak memiliki pilihan. Saya tau saya seperti terpaksa. Tapi itu tadi sebelum saya tau ternyata hyung bukan seperti yang mereka bicarakan"

"Saya benar benar tidak memiliki niat lain. Saya akan berusaha menjadi istri yang baik untuk hyung dan saya akan mencoba mencintai hyung. Saya akan mencoba percaya pada hyung" diam diam Taehyung tersenyum tipis

"Kamu serius? Karena jika kamu sudah saya genggam maka saya tidak akan melepas kamu"

"Hmm jangan lepas saya hyung. Saya ingin selamanya menjadi bagian dari hidup anda" keduanya kembali. Baekhyun sudah was was jikalau Taehyung menolak lagi. Namun ternyata diluar dugaan.

"Saya tidak ingin terburu buru. Saya ingin Jungkook beradaptasi dengan saya dan semua sifat saya. Jadi saya tidak ingin segera menikah" Baekhyun membolakan matanya

"Jadi kamu mau nak?" Taehyung mengangguk

"Mulai malam ini Jungkook akan tinggal bersama saya" Jungkook hanya diam. Dia tadi sudah janjikan untuk menuruti perkataan Taehyung. Lagipula lebih baik dia bersama Taehyung, walaupun tidak tau dia akan diapakan. Namun setidaknya ia terbebas dari sandiwara.

"Kenapa begitu?" Tanya Ibu tiri Jungkook. Taehyung yang memang menaruh curiga pada ibu tiri Jungkook pun menatap tajam ibutiri Jungkook.

"Saya ingin Jungkook tau kebiasaan saya. Saya tidak suka ada kesalahan dan ketidak sempurnaan. Saya ingin dia belajar" Ibu tiri Jungkook tersenyum dan menyeringai dalam hati. Ia berpikir pasti Taehyung akan menyiksa Jungkook. Padahal sebaliknya, Taehyung memiliki rencana untuk mengungkap kehidupan calon istrinya itu.

Sementara Jungkook menggigit bibir bawahnya. Ia sedikit resah, namun ia mencoba untuk yakin jika Taehyung tidak akan setega itu padanya. Baekhyun dan Daehyun juga tau jika putranya memikiki rencana. Maka mereka membiarkan saja.

Jungkook benar benar pulang bersama Taehyung. Selama di mobil Jungkook hanya diam. Tidak tau harus bicara apa. "Ekmm Jungkook"

"Iya hyung?"

"Besok kuliah?" Jungkook mengangguk

"Iya hyung. Saya ada kelas pagi" Taehyung mangut mangut.

"Mulai besok saya yang akan antar jemput kamu. Besok sampai jam berapa?"

"Apa tidak merepotkan anda hyung? Saya bisa naik taxi"

"Saya tidak suka penolakan" kata Taehyung penuh penekanan yang membuat Jungkook menciut

"Baik hyung. Besok saya sampai jam sepuluh" Taehyung mengangguk

"Besok kamu saya jemput dan akan saya ajak ke Jeju untuk bertemu kolega disana" Jungkook kembali mengangguk

"Baik hyung" karena ini sudah larut malam. Jungkook mengantuk, ia menyamankan duduknya dan beberapa menit kemudian terlelap. Taehyung tersenyum begitu tampan.

"Aku tidak tau harus bersikap bagaimana padamu Jungkook. Tapi aku ingin kamu menerimaku apa adanya. Bukan karena perubahan sikap atau hartaku. Kamu benar benar sudah membuatku gila. Aku benar benar jatuh dalam.pesonamu Jungkook. Dan kamu harus menjadi milikku" kata Taehyung sambil membelai kepala Jungkook.

"Aku harap kamu bertahan dengan sikapku. Selamat malam bunny kecilku"

Sampai di apartemen mewah milik Taehyung. Taehyung segera keluar dari mobil. Karena tidak tega membangunkan Jungkook akhirnya dia gendong Jungkook. Dan saat dia ada di lift, Jungkook terbangun.

"Hyung? Kita sudah sampai? Kenapa hyung tidak membangunkan saya?" Tanya Jungkook kaget saat dia sudah berada di gendongan Taehyunh

"Hhyung.. saya berat, turunkan saya hyung"

"Apa kamu tidak makan dengan baik dirumah? Kenapa seringan ini" Jungkook terdiam, dia memang tidak makan dengan baik selama ini. Bahkan uang bulanan saja sering dipakai ibu tirinya.

"Jadi saya benar" Jungkook menunduk. Taehyung segera keluar saat lift berhenti di lokasi apartemenya. Menurunkan Jungkook didepan pintu kemudian segera membukanya.

"Tunggu apa? Ayo masuk" Jungkook mengangguk dan segera masuk.

"Kamar di apartemen saya ada satu, karena saya tidak pernah menerima tamu di apartemen saya"

"Tidak apa apa hyung, saya bisa tidur di sofa" Taehyung melepas jasnya yang kemudian diambil Jungkook. Jungkook juga membantu Taehyung melepas dasi. Hm sudah seperti istri.

"Tidak, mana mungkin tamu saya biarkan tidur di sofa. Apalagi kamu calon saya" muka Jungkook bersemu merah saat mendengar kata calon dari mulut Taehyung.

"Kamu tidur bersama saya" Jungkook membolakan matanya

"Atau saya akan di sofa" Jungkook masih dalam mode shock. Dia tidak tau harus bilang apa. Mana tega dia membiarkan Taehyung di sofa. Dia tau rasanya tidur di sofa seperti apa. Tapi dia tidak bisa tidur berdua dengan Taehyung juga.

Jungkook meletakan jas dan dasi Taehyung di tempatnya. Dia segera menyusul Taehyung ke kamar. Taehyung duduk dan membuka kancing bajunya. Jungkook kembali merona saat melihat tubuh bagian atas milik Taehyung yang benar benar bagus.

"Hyung ingin mandi? Saya siapkan air panas ya?" Taehyung mengangguk. Setelah Jungkook berlari kekamar mandi, Taehyung tersenyum saat melihat muka merah Jungkook.

"Hyung air sudah siap" Taehyung segera masuk kekamar mandi. Sementara Jungkook mengelilingi kamar mencari lemari baju Taehyung. Matanya tertuju pada sebuah pintu.

"Apa itu lemari?" Jungkook membuka pintu kemudian mengaga. Ternyata benar. Ruangan ini berisi semua pakaian dan segala macam aksesoris.

Jungkook segera mencari sepasang piama untuk Taehyung. Tapi ternyata tidak ada piama sejauh matanya mencari. Jungkook menggaruk kepalanya bingung.

"Lalu hyung pakai apa ya? Hmm" Jungkook menimang nimang. Cuaca sedang dingin jadi Jungkook memilih mengambil celama training dan baju hangat untuk Taehyung

"Haruskah aku mengambilnya juga?" Mata Jungkook menatap deret celana dalam.

"Ah tentu saja lah" Jungkook mengambil satu dan keluar dari ruangan. Ternyata pas dia keluar Taehyung keluar dari kamar mandi.

"Hyung sudah selesai?" Jungkook menaruh baju di kasur dan membantu Taehyung mengeringkan rambutnya.

"Maaf saya masuk kamar baju hyung tanpa izin"

"Tidak perlu izin, apapun yang ada di apart ini milikmu juga. Kamu bebas melakukan apapun. Anggap saja rumah sendiri"

"Terima kasih hyung"

"Untuk?" Jungkook tersenyum

"Telah membuat saya merasa hangat dan bahagia"

_______________

TBC

Mr. Kim [END-Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang