Regret

85 3 0
                                    

I watched you cried bathed in sunlight by the bathroom door

You said you wished you did not love me anymore

Ada masa dimana segala yang telah diperhitungkan matang-matang sebelumnya menjadi buyar hanya dalam satu malam. Pada satu malam yang berhasil mengubah rangkaian mimpi indah menjadi kepingan kehancuran. Kehancuran yang mengujung tanduskan hubungan pernikahan seumur jagung antara Rana dan Tian.

Isak tangis tak henti-hentinya menguar dari bibir mungil Rana. Sudah sekitar satu jam ia bersembunyi dibalik kamar mandi, terduduk sambil memeluk lututnya sendiri dalam bathub yang tak diisi air. Bahunya terus menerus naik turun, mascara yang ia kenakan telah bercampur air mata, sesekali ia menjambak rambut indah sepunggungnya. Tak ia hiraukan lagi merah dipipi kirinya, rasa sakit didalam hatinya jauh lebih menyayat ketimbang apapun. Berbagai penyasalan berkecamuk dalam pikirannya, tak pernah seumur hidupnya ia merasa sesendu ini.

Sementara di lain sisi terlihat Tian yang sedang terduduk diluar pintu kamar mandi, berualang-ulang membenturkan kepala sambil mengacak rambutnya dengan frustasi, didengarkannya isak tangis dari istri yang baru dinikahinya selama delapan bulan itu tanpa bisa berbuat banyak. Tak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa semua akan menjadi sesulit ini.

Mestinya mereka mengerti, menjalani pernikahan diusia muda tidaklah semudah yang mereka pikirkan. Diumur 22 tahun, banyak hal asing yang belum seharusnya mereka rasakan. Mereka mengetahui banyak perkataan miring diluar sana yang meragukan kelangsungan hubungannya, dan kini mereka menyadari bahwa tak selamanya cibiran tersebut hanya berisi omong kosong.

Rana dan Tian, pasangan muda yang sebelumnya meyakini bahwa hubungan berlandaskan rasa cinta yang mereka bangun akan berlangsung dengan alur bahagia. Tak pernah sekalipun mereka mengindahkan nasihat yang mengharuskan mereka untuk memikirkan lebih matang tentang keputusan yang telah mereka ambil sebelumnya. Selain buta, cinta juga ternyata dapat membuat mereka menjadi tuli, mematikan syaraf-syaraf hingga tak lagi terpikir realita macam apa yang akan mereka hadapi.

Teringat perdebatan panjang berujung penyesalan yang baru saja mereka lalui. Perdebatan yang berkali-kali coba mereka redam namun justru berakhir menjadi pertengkaran hebat pada malam ini. Pertengkaran yang menyadarkan mereka pada kenyataan bahwa cinta tak cukup kuat untuk mengalahkan realita yang ada.

"Istri macam apa kamu, suami kerja kamu malah sibuk foya-foya. Aku tuh nyari uang susah, tolong kebiasaan bermewah-mewahan kamu di ilangin. Kamu udah gak hidup sama orang tua kamu!" Sekelebet wajah merah Tian terbayang di ingatan Rana, membuat isak tangisnya tak dapat dihentikan.

"Harusnya aku dengerin kata ibu aku dengan gak usah nikah sama kamu. Kamu beneran gak bisa bikin aku bahagia!" Balasan yang telak menohok hati Tian sontak membuatnya melayangkan tamparan keras pada pipi kiri istri tercintanya tanpa sadar.

Rana tertegun, merasa terkejut bukan main. Seumur hidupnya, baru kali ini ada yang dengan berani menampar pipi mulusnya. Air matanya langsung mengalir begitu deras, ia menangis sejadi-jadinya. Tak dapat ia bayangkan sebelumnya bahwa orang yang ia kira akan melindunginya justu melakukan kekerasan padanya. Tak sanggup lagi menatap mata suaminya, Rana bergegas masuk kedalam kamar mandi dan mengunci pintu. Meratapi kenyataan pahit yang ia alami.

Rana mungkin berpikir, kalau ia lah satu-satunya pihak yang tersakiti. Tanpa pernah melihat bahwa disana ada Tian dengan segala rasa penyesalan dan takut kehilangan yang berkecamuk dalam hatinya. Tak terbayangkan olehnya kemungkinan terburuk yang akan menimpa hubungan pernikahannya dengan istri yang teramat ia cintai itu. Pikirannya kali ini benar-benar kacau, terlintas satu kalimat terakhir yang dilontarkan Rana sebelum menangis sejadi-jadinya, kalimat yang cukup membuat Tian merasa benar-benar gagal dalam segala hal.

"Mungkin kata orang diluar sana benar mas, gak seharusnya kita bersatu. Aku harap aku gak pernah cinta sama kamu!"

It's just a feeling that I have
No I can't believe that is over

~maroon 5 - just a feeling ~

Nada RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang