Suara azan berkumandang di seluruh penjuru kota, menyadarkan seluruh umat yang bertakwa untuk kembali pada tuhannya.Sekarang seluruh wanita di kediaman keluarga Agam sedang melaksanakan tugasnya sebagai seorang muslim, sedangkan Agam, ayah dan ayah mertuanya pergi ke masjid komplek.
**********"**********
Pagi ini arfa akan kembali ke rumahnya dengan Agam. Mungkin suaminya itu akan menyusulnya beberapa hari lagi.
"Kak arfa yakin mau pulang sekarang?" Aini bertanya saat melihat Arfa yang sedang membereskan barang barangnya
"Iya aini, nanti kalau rumahnya kakak tinggal lama lama takutnya kotor, kakak pemalas soalnya" Ucap Arfa sedikit terkekeh, masih bisa ternyata dia untuk mengelabuhi orang-orang dengan kekehannya
"Oh, tapi kan ini masih pagi banget kak. mas Agam aja belum pulang dari masjid" Aini berkata seraya menunjuk jendela yang sudah terbuka gorden nya
"Gk papa, lagian juga kakak udah pesen taksi, sebentar lagi juga sampe" Arfa masih sibuk dengan acara membereskan barangnya
"Kamu marah sama ibu fa?"
Di tengah acaranya membereskan barang-barangnya Arfa mendengar suara ibu mertuanya, dan sekarang wanita yang tak lagi muda itu sudah berdiri diambang pintu
"Eh ibu, sejak kapan ibu di situ?" Ucap Arfa seraya tersenyum menatap ibu mertuanya itu
"Jawab pertanyaan ibu fa, kamu marah sama ibu?" Ucap Nina seraya mendekati menantunya
"Gk ko Bu, kenapa ibu bilang begitu?" Arfa duduk di samping ibu mertuanya, yang Sekarang menatapnya
"Maaf ya fa, ibu gk bisa bantu kamu, ibu itu udah tua, ibu juga udah pengen gendong cucu" ada sedikit tatapan penyesalan dari matanya, dia memang tak bisaelawan suaminya, lagipun dia sudah sangat menginginkan seorang cucu
"Ibu gk perlu minta maaf, harusnya arfa yang minta maaf, maaf belum bisa jadi menantu yang baik, maaf belum bisa kasih ibu cucu, maafin arfa Bu.." Arfa menggenggam tangan ibu mertuanya, dia rindu dengan ibunya yang ada di kampung sekarang, dia rindu dengan pelukan ibunya dalam keadaannya yang sekarang tertekan
"Gk sayang, kamu gk salah.. seharusnya ibu tau kalau kamu mungkin belum di kasih rezeki untuk punya anak, tapi ibu malah nurutin perkataan papah buat nikahin Agam sama Arum, harusnya ibu mikirin perasaan kamu juga, tapi ibu malah ngebiarin Agam menikah sama Arum, maafin ibu.."
"Iya gk papa Bu, mungkin dengan cara ini mas Agam bisa cepet punya anak, dan ibu juga bisa secepatnya gendong cucu.." Arfa mencoba kembali tersenyum, siapakah orang yang lebih munafik darinya sekarang?
"Jujur fa, sebenarnya ibu juga bahagia liat Agam sama Arum menikah, karna kemungkinan keinginan ibu sama papah akan terkabul, tapi setelah ibu liat kamu, ibu jadi merasa bersalah sama kamu.."
"Ibu gk perlu merasa bersalah, insyaallah aku ikhlas Bu.." dimana ada seorang istri yang iklas saat suaminya menikah lagi? Mungkin hanya satu dari jutaan
"Makasih fa, ibu berterima kasih sama kamu..."
Titt...titt...titt...
"Arfa pamit ya Bu, taksinya udah nyampe, salam buat ayah sama semuanya ya bu.. kalau nanti mas Agam nanya, bilangin aku pulang ke rumah ya bu, tadi arfa udah SMS mas Azam buat izin pulang, takutnya gk di baca..." Ucap Arfa seraya berdiri dan mengambil kopernya
"Kenapa gk nunggu Agam pulang dulu fa, biar bisa di anterin.."
"Gk perlu Bu, lagian taksinya juga udah datang.."
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Husband
RomanceHigest rank #1 in spiritual (270319) #10 in romance (301118) "Ya udah mas kalau itu mau kamu, silahkan..." "Kamu beneran? Kamu gk keberatan kalau aku nikah lagi?" "Lagian, kalau aku nolak emang kamu bakal dengerin?" "Bukan begitu sayang... Mas gk ma...