Suatu Hari Hujan Deras Sekali

1.1K 9 0
                                    

 Hujan semakin deras, diantara Suara rintik. Aku berdiri kedinginan, Sore ini aku harus menemui kaila kekasihku namun, sepertinya hujan tidak mengizinkanku melihat senyumnya.
"Gie...Kamu dimana?"
"Aku terjebak hujan,Kai."
Lalu dia tidak membalas pesan singkatku.Aku tahu kaila pasti kecewa kepadaku.Hari ini adalah Hari ulang tahunnya,Sekaligus hari jadi Hubungan Kami yang memasuki Tahun Kedua.
 Katanya merayakan hari jadi tiap bulan selama tahun pertama adalah cara untuk menguatkan Fondasi Hubungan Kami.
                                          Hujan pun mereda,tetesnya kini tinggal gerimis,diantara sisa gerimis itu aku menaruh harapan untuk bisa bertemu dengan kaila.
Aku Berjalan Menuju lantai 2, menaiki tangga yang cukup melelahkan. 
"Kok,Baru datang?" tanya putri sahabatku
"Kaila mana ?" tanyaku tanpa membalas pertanyaan putri 
"udah balik" andre menjawab
"kau,sih pakai telat segala dia udah nungguin kau dari tadi" Randi menambahkan
"Kalian kenapa sih?" aku bertanya heran
"Gie,Kamu nggak Nyadar juga ? Parah!" Putri mengalihkan wajahnya ke kaca
"Jelaskan,ran" andre meminta randi menjelaskan
"Hei,kalian ga liat hujan deras banget tadi?"
"Terus,Cinta kamu dikalahkan  hujan?" 

Aku pergi dan,Mlaam itu aku datang ke tuman kaila,
dia datang diAntar adiknya.

"Main dulu aja, Nanti aku telpon" kata kaila ke adiknya
"Maaf......" aku membuka pembicaraan

"Udah,lupain aja" ucapnya dingin
"tapi,aku ga bermaksud seperti itu "
"kamu ngak pernah benar-benar ihklaskan,melakukan semua itu?" ucapnya dan menatapku
"Kai.....Kita Udah Dewasa aku cuman ga mau melakukan halRemaja Labis Seperti itu"
"remaja Labil?"Matanya membecakak Kepadaku.
"Aku ngak bermaksud Begitu"
Malam itu kaila meninggalkanku Dan menelpon Adiknya lebih cepat, hanya 15 menit Dia Bersamaku. 
Keesokan harinya, Aku berjalan menuju kafe di kampusku, aku memesan makanan dan aku duduk dengan 3 sahabatku, Andre sibuk dengan laptopnya sedangkan putri sibuk membaca novelnya.
aku bangkit dari tempat dudukku,dan aku sadar sekarang aku punya masalah dengan kekasihku. Kaila tampak tak senang saat aku menunggunya.
"Kai," Balasku "Aku mencarimu"
"Kenapa baru sekarang" balas kaila
"Sepertinya,aku emang udah nggak penting untukmu"kaila berhenti menatap dan mulai melangkah.
"aku bawa mobil,kamu duluan aja,aku nyusul"ucapnya dingin
                                    aku duduk di kursi dekat pohon beringin besar, didekat kampusku, Aku menatap lau pada sore yang tak begitu panas. Beberapa saat kemudian kaila pun sampai. wajah yang dulu begitu hangat,penuh kebahagiaan namun hari ini apa yang pernah ku tatap diwajah itu seolah sirna.
"Kamu Masih marah padaku,kai?"
"enggak" dia menatapku dengan tatapan dingin aku tidak melihat rasa cinta dimatanya
"ada yang salah denganku?"
"enggak"
"Kai,ada apa sebenarnya ?" 
"gie," Dia mengatur napasnya
"....Aku ga bisa meneruskan hubungan kita.papa dan keluargaku nggak akan pernah bisa menerimamu"
         aku tau keluargaku dan keluarga kaila sangatlah berbeda namun Harta Dan fisik Bukanlah alasan untuk menyatukan sebuah Hubungan.
"Gie...Maafkan aku. Tapi keluargaku adalah hal yang nggak pernah bisa kutukar dengan apa-pun.
                Dia melangkah tanpa menunggu balasan dariku.
"Kaila..." Ucapku untuk menahan kepergiannya.
                 Sore ini, Aku sadar ini adalah hal yang disiapkan oleh kaila sejak lama, juga menjadi alasan kenapa dia tidak mau mengenalkanku kepada keluarganya.

senja di alun-alun datang membkar diri yang mengisyaratkan akan ada yang berubah pada hari ini, SUKA TIDAK SUKA KEHIDUPAN AKAN TERUS BEJALAN, NAMUN APAKAH MENYEMBUHKAN HATI YANG TEREMPAS KARANG SEMUDAH SENJA BERGANTI MALAM?

Pada senja yang membawamu pergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang