Pukul 7 malam lewat, kami sampai dihalaman belakang tman budaya. Tempat diadakannya Festival kebudayaan minangkabau.
Jajaran tenda wisata kuliner telah tertata rapi, dan yang paling menyenangkan bagi kami sebagai mahasiswa adalah harga makanan difestival ini tidak begitu mahal.
Tiga sahabatKu menikmati makanan yang lain. mulai dari kue, palai rinuak, dan berbagai makanan lainnya, selesai mengisi perut kami langusung menikmati Pertunjukan, Putri pun Mulai mencatat apa saja yang ditulis nanti. Pertunjukan seni berlangsung meriah.Kami pun larut dalam suasana yang kental dengan nuansa dan kebudayaan minangkabau. Acara seperti ini memang seharusnya diadakan lebih sering agar anak muda lebih dekat dan mengenal dengan budaya asal.
Sepulang Dari festival, aku duduk dikursi depan kos aku menatap kejalan yang masih saja ramai.
seolah malam belum mampu menghentikan pergerakan manusia, seiring semerbak wangi perih dibawa angin Menghempas dadaku. pada beberapa detik kemudian, sosok ayah juga hadir dipikiranku. Guru bahasa indonesia itu mengingikanku menjadi seperti Dia. Ayahku mengajar Bahasa.indonesia disekolah menengah Pertama Sebagi guru honorer, yang gajinya tidak seberapa, Namun ayah tidak pernah mempermasalahkan uang yang dia dapat dari mengajar.
Aku juga mencintai Bahasa.Indonesia Tetapi takdir berkata lain, namun Keinginan itu masih ada.
Aku mencoba mengukir Senyum dibibirku. Aku mencintai ayahKu seperti dia mencintai Bahasa.indonesia.
"Nak, Kau tau mengapa ayah mengajar bahasa indonesia ? Karna bahasa indonesia adalah identitas bangsa. Banyak anak muda berlomba-lomba Belajar bahasa asing dan lupa belajar bahasa sendiri. Ayah khawaatir, Bisa-Bisa Generasi bangsa ini Kehilangan identitasnya"
Aku banga dengan prinsip ayahku meski hidup sederhana, dia adalah ayah yang selalu membuatku ingin menjadi lbih baik."Ayah Merasa Memiliki ibumu, dia perempuan luar biasa, apapun yang ayah lakukan dia selalu didukung oleh ibumu, kelak ,carilah perempuan yang bisa menerima impian dan hidupmu"
Ingatan tentang kaila Malam ini dikalhkan oleh ingatan tentang ayahku. ada 1 hal yang kini aku sadari Dari kaila. Ternyata seperti yang sempat disingung Randi dan aku sangkal Kaila tidak benar-benar mencintaiku. itu adalah alasan mengapa aku harus belajar melupakannya.
****
(Maaf baru Update lagi :) , Ada sesuatu masalah yang ga bisaKu ceritakan dan aku memilih untuk memendamnya serta Menemukan jalan keluarnya sendiri dan allhamdulilah sekarang masalah itu perlahan-lahan dapat diatasi buat pembaca siapapun kalian kalo mau curhat Bisa Ke facebook saya (Adit-Septiar) atau wa (0878-7288-7071) Terima kasih buat semuanya yang udah baca)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pada senja yang membawamu pergi
RastgeleJudul : Pada Senja yang Membawamu Pergi Penulis : Boy Candra Penerbit : Gagas Media