Beberapa orang memiliki hati
seperti sebuah lahan
yang bertahun-tahun
tahan dicoba Tuhan.Tak menuntut hujan
untuk dirinya yang gersang,
tak menolak kalaupun
diberi hujan.Dan kau merasa hatimu
lahan semacam itu.Kau perhatikan daun-daun
menginjak usia tua; gugur,
menguning lalu musnah,
menandakan bahwa yang kekal
hanyalah Tuhan.Maka di dalam hati:
kesedihan dan kebahagiaan
hanyalah tamu.Dua hal itu akan
pergi setelah dua
atau dua puluh dua kali
meneguk kopi.Seperti kalimat-kalimat pada puisi:
setiap kesedihan akan
menemukan tanda komanya.
lalu dilanjutkan oleh
kalimat-kalimat kebahagiaan
atau sebaliknya.Sampai pada akhirnya
kausadari dirimu meniru-niru
daun yang menginjak usia tua;
gugur, menguning lalu musnah.Maka seperti sebuah kalimat
pada novel: setiap cerita sedih
atau bahagia akan menemukan
tanda titiknya.Kau selalu dalam dua keadaan:
yang pertama baik-baik saja
dan yang kedua tidak baik-baik saja.Sebab cerita hidup membutuhkan
setidaknya dua hal: kesedihan dan
kebahagiaan.Kausadar, hatimu juga seperti rumah.
Setelah banyak menerima
kesedihan sebagai tamu,
kelak kebahagiaanlah
yang tinggal di dalam dirimu.Penghuni dalam dirimu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Memelihara Kesedihan (Ensiklovedia)
PoetryMembaca ini kau boleh dengan atau tanpa kopi.