Bab 2

80 9 2
                                    

Bab 2

     "SE KA RANG!"

Pak Syahrul menyuruh mereka pergi, jari telunjuknya  mengarah ke tengah lapangan upacara, Mere menghela nafas dia tahu apa yang dimaksud oleh pak Syahrul.

"Pake kode kode segala" gumam Key pelan.

"Apa ?" Tanya pak Syahrul, sepertinya Pak Syahrul mendengarnya walau sekilas "mau ditambah hukumannya ?" Lanjut pak Syahrul mengoyang-goyangkan kumisnya.

"Suruh lari aja Pak biar si pig bisa ngurangi berat badan" ucap salah satu murid dikelas perkataan nya mengundang gelakan seluruh kelas.

"DIAMMM!!" teriak pak Syahrul, muncratan liurnya tersaring mengenai kumis tebalnya, kadang para siswa bersyukur dengan adanya kumis tebal  pak Syahrul.

Mere dan Key bergegas pergi kelapangan upacara, berdiri disana dan hormat.

Pak Syahrul tak mengatakan itu, tapi para siswa tahu kodenya jika ia menunjuk lapangan upacara.

"Mere, hidup lo kok enak  banget dah...makan enak tiap hari gak heran tubuh lo sebesar kebo" Key berbicara sesuai fakta, dan tak memperdulikan hati Mere.

"Kebo kebo enak aja. Kalau mau setiap pagi sarapan aja dirumahku"  saran Mere membuat mata Key berbinar-binar.

"Betul nih ?" Key mencoba memastikan.

"Iya..." Nadanya cukup yakin.

"Parah banget dah, pak Syahrul kejam banget hukum kita dengan cara begini"  Key mengeluh, lalu ia melihat bendera yang berkibar dibawa hembusan angin dengan langit yang berwarna biru cerah, yah itu memang sangat menawan apalagi matahari yang membakar itu. "Hadehhh... Indonesia mengapa kamu panas banget dahhh... nyebelin!!" lanjut Key sambil memanyunkan bibirnya.

Mere mengangguk tanda setuju.

Sudah hampir setahun mereka berteman, mereka bertemu saat masa orentasi dulu.

Bagi Mere Key adalah teman terbaiknya hanya Key yang setia bermain dengan nya. Yah, walaupun kadang joke milik Key kelewatan.

"Mer, tangan gue pegel" keluh Key yang sedari tadi hormat.

"Sama aku juga Key, kita sama-sama pegel" rintih Mere.

Di satu sisi...

"Wah, siapa nih yang dihukum" tegur seorang dengan nada menghina

Hinaan itu muncul dengan begitu saja.

"Key kamu diam aja, ngak usah membalas" Mere mencoba menenagkan Key yang sedari tadi geram melihat Elvan

"Elvan, lo itu ketua OSIS kenapa lo bersikap begini sama kami ?"  Key menyalurkan isi hatinya

"Begini bagaimana ?" Elvan mencoba nyolot.

"Lo kejam aja" jawab Key

"Gue bukan kejam ama lo dan lo" tunjuk Elvan kepada Mere dan Key dan tegas.

Key tampak marah.

"Lah kalau 'ini' bukan nya kamu kejam ?" Mere mencoba membela

"Bukan kejam, tapi jahat"  pikiran Elvan kesambet.

"Udah sono pergi, gue gak mau debat dengan lo" usir Key kepada Elvan.

"Iya meningan kamu pergi aja, dari pada suasana nya jadi panas gini" 

Key dan Elvan terdiam.

"....."

"Apa ? Kenapa ?"

"Lo gak tahu kalau cuaca nya emang panas" Key menyadarkan Mere.

Elvan tersenyum tipis, tak ada yang menyadarinya.

"Gue gak bakal pergi, sebagai ketua OSIS yang baik gue disuruh jaga kalian. Takut aja ada yang bolos"  jelas Elvan berdiri didepan mereka, mengawasi Mere dan Key.

"Siapa yang suruh ?" Tanya Mere kurang yakin.

"Pak Syahrul" jawab Elvan dengan wajah datar.

Kini Key dan Mere yakin dengan perkataan Elvan.

Mere The FatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang