[EP #1 : First Meet with Chan]

1K 74 10
                                    

[Spesial Extra Part, selalu menjadi Author POV]

Hari ini adalah hari pertama dimana para pelajar sibuk mempersiapkan perlengkapan sekolahnya. Haeyoung segera memakai seragam sekolahnya yang merupakan pemberian dari seorang teman.

Jika dilihat dari wajahnya, betapa bahagianya ia saat memakai seragam itu. Bagaimana tidak, Ia adalah gadis sebatang kara yang tak memiliki apa pun. Untuk makan saja ia tak mampu. Soal biaya sekolahnya, tentu saja ia mendapat beasiswa karena kecerdasannya.

Rumahnya hanya bermodal satu petak saja yang diisi oleh barang-barang tak layak. Menurutnya, itu cukup baginya karena hanya tinggal seorang diri.

Setiap pulang sekolah, ia langsung melaksanakan tugasnya sebagai pekerja Part-time di salah satu restoran hingga jam sepuluh malam. Lalu melanjutkan aktivitas lainnya sebagai seorang pelajar.

Upah perharinya juga tak banyak. Sekitar empat sampai enam puluh ribu sehari. Separuh dari uang hasil Part-time nya ia juga tabungkan untuk keperluannya selama menjadi seorang pelajar.

Hari pertama masuk sekolah menengah atas, Haeyoung segera mengambil tas barunya lalu memasukan beberapa buku yang telah dibelinya minggu lalu. Jika murid-murid pelajar mengganti semua perlengkapan sekolah yang lama dengan yang baru, lain halnya dengan Haeyoung.

Ia tak mampu untuk melakukannya. Ia hanya membeli sebuah tas obral yang cukup murah tapi tetap terlihat bagus. Sepatu yang digunakannya adalah sepatu yang ia gunakan saat SMP. Dengan semua itu, sudah menjadi hal biasa bagi Haeyoung. Ia tak malu atau pun takut jika teman-temannya akan mengoloknya nanti.

-

"Perkenalkan, nama saya Go Haeyoung,"

Semua pandangan teman-teman sekelasnya tertuju pada Haeyoung saat tiba gilirannya maju ke depan untuk memperkenalkan diri. Bukan karena ia memakai seragam bekas atau sepatu bekas, tetapi karena mereka terkejut akan kecantikannya.

Memang betul, Haeyoung tak memiliki apa pun kecuali wajahnya. Sejak kecil ia di anugerahi memiliki wajah yang sangat cantik. Irene Red Velvet atau Bae Suzy yang sering dipuji oleh para wanita, kalah telak dengan kecantikan Haeyoung.

"Nah, Haeyoung, tolong antar formulir ekstrakulikuler ini pada Park Chan."

Haeyoung terdiam sesaat. Rautnya terlihat sangat bingung ketika diminta tolong oleh wali kelasnya.

"Park Chan? aku tak mengenalnya," Jawab Haeyoung linglung.

"Tanya saja dimana jika kau ingin bertemu dengan ketua OSIS. Pasti beberapa dari teman-mu sudah mengenalnya."

"Ah, baiklah."

Haeyoung melangkahkan kakinya keluar dari kelas sambil membawa tumpukan kertas yang cukup banyak. Setiap ruangan yang dilewatinya ia perhatikan satu-persatu jikalau ada papan nama bertuliskan 'Ruang OSIS'.

Brukk...

Karena badannya yang cukup pendek dan tumpukan kertas tersebut sejajar pada wajahnya, ia tak bisa memandang ke arah depan yang membuatnya baru saja menabrak seseorang.

"Kau tidak apa-apa?" Suara pertamanya yang dikeluarkan oleh orang itu menandakan bahwa ia adalah murid laki-laki.

"Aku tak apa-apa," Haeyoung sejenak memerhatikannya hingga ujung kaki. Badannya sangat tinggi untuk ukuran murid SMP. Wajahnya juga sangat tampan. Dari penampilannya, ia terlihat pintar dalam belajar juga segala apa pun di bidang olahraga.

The Woman Who Satisfy Me✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang