Rumah Sakit

1.4K 79 6
                                    


Beberapa waktu kemarin, aku sempat di rawat di salah satu rumah sakit swasta. Sekitar jam 20.00 wib, aku tiba dirumah sakit kemudian di periksa oleh seorang dokter yang bertugas malam itu. Saat di UGD aku sama sekali tidak ingin melihat atau mendengar sesuatu yang lain karena memang kondisiku yang tidak baik saat itu. Setelah hasil pemeriksaan keluar, aku beserta orangtuaku di antar menuju kamar inap. Sepi, saat kami melewati lorong rumah sakit hanya terdengar samar-samar suara orang yang sedang mengobrol disalah satu bangku yang ada di dekat pintu masuk. Kualihkan pandangan pada sebuah boneka yang ku bawa untuk menghindari melihat mereka. Tibanya di kamar, aku membaringkan tubuh di brankar dibantu oleh kedua orangtuaku dan salah satu perawat. Ayahku keluar untuk menyelesaikan administrasinya tinggallah aku, ibu dan adik dikamar ini.

Tak lama kemudian seorang perawat datang untuk memeriksa selang infusku dan menyuruhku beristirahat karena besok akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sepeninggalnya perawat tadi, aku mencoba untuk tidur. Tiba-tiba aku terbangun dan langsung duduk karena melihat seseorang yang sedang lewat di depan pintu kamar inapku.

"Aa kenapa, apanya yang sakit.?"ucap ibu khawatir

"Aa ngeliat sesuatu bu, tadi ada yang ngeliat kesini bu."aduku pada ibu

"Tadi memang ada ngeliat kesini, itu keluarga pasien di sebelah kamar Aa. Udah ya gak usah mikir yang aneh-aneh. Sekarang Aa tidur ya kan besok mau di periksa lagi."

Aku mengikuti perkataan Ibu. Ya, mungkin karena aku yang sangat lelah atau memang ada hanya perasaanku saja. Entahlah. 

Malam semakin larut, sementara aku belum juga tidur. Kulihat Ibu dan Adik sudah tertidur di sofa dan Ayah juga mulai tertidur. Aku mencoba memejamkan mata berharap rasa kantuk datang tapi tidak bisa. Mataku sama sekali tidak mau di pejamkan. Diluar hujan turun dengan sangat deras, sayup-sayup aku mendengar seseorang menangis di luar jendela kamar. Suhu ruangan kamar merubah menjadi sangat dingin entah karena AC atau hujan aku tidak tau. Sosok itu terus menangis, aku terlihat tidak nyaman dengan keadaan ini. Aku berbalik membelakangi jendela sambil memejaman mata dan suara itu terdengar semakin keras. Karena terus bergerak selang infusku hampir terlepas dan aku langsung memanggil Ibuku. Ibu segera memanggil seorang perawat yang bertugas untuk membenarkan kembali selang infus yang menempel di tanganku. Akupun menceritakan apa yang sebenarnya membuatku tidak nyaman.

"Aa gak bisa tidur Bu. Diluar jendela ada orang nangis kenceng banget Aa udah coba untuk tidur tapi gak bisa mana hujan lagi terus suara itu makin kenceng kan Aa takut Bu."

"Sekarang Aa baca doa terus tidur ya, kalau Aa denger yang aneh-aneh lagi gak usah di dengerin Aa pura-pura gak denger aja ya. Aa gak usah takut, Ibu sama Ayah yang jaga Aa. Sekarang tidur ya." Mendengar ucapan Ibu ada sedikit kelegaan. Namun aku masih penasaran dengan suara tangisan diluar, aku mencoba bangun dan mengintip seperti apa sosok itu. Sosok memakai baju berwarna putih dengan rambut panjang yang menutupi seluruh wajah. Satu sosok yang ada dikepalaku saat itu Kunti, aku segera kembali ketempat tidurku saat sosok itu melihat kearahku.

Keesokkan harinya, suara tangisan itu tidak terdengar lagi. Hanya ada suara anak kecil yang sedang bermain di taman rumah sakit dan suara langkah yang berlalu lalang di lorong kamar inapku. Sebelum melakukan pemerikasaan aku melihat Yai duduk di dekat ku sembari berkata untuk berhati-hati "Hati-hati nduk, banyak berdoa agar kamu tidak merasa takut lagi."  Mendengar ucapan Yai aku jadi ingat kejadian semalam mungkin karena itu beliau menyuruhku untuk lebih berhati-hati lagi.

Diary IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang