1

26.1K 1K 7
                                    

Seluruh hak cipta penulisan adalah milik saya. Kisah dan karakter para tokoh tidak mencerminkan kehidupan aslinya. Semuanya ditulis atas imajinasi saya sendiri. Mohon maaf apabila ada kesamaan tapi ini MURNI karya saya.
.
.
.
.
.
.
.

~000~

"Enghh" terdengar suara erangan lemah didalam kamar kecil dengan ukiran kuno dibeberapa tempat. Terlihat sesosok gadis yang tengah berbaring ditempat tidur kecil perlahan menggerakan kelopak matanya agar terbuka.

"Lisa!" ucap seorang gadis yang dari tadi tengah menjaga perapian supaya tetap hangat. Perlahan mendekat ke sosok gadis yang dipanggilnya Lisa.
"Kau bisa mendengarku? Bukalah matamu perlahan agar tidak menyakitimu," tambahnya lembut seraya menggenggam tangan Lisa.

Perlahan Lisa membuka kelopak matanya. Sesekali ia akan mengerjap menyesuaikan dengan pencahayaan ruangan tersebut. Ia memandang langit-langit dengan mengernyitkan dahinya ketika melihat ukiran-ukiran yang terdapat disana.

"Kau sadar," ucap gadis yang sedari tadi memperhatikan Lisa. Matanya berkaca-kaca tetapi terlihat ia sangat senang melihat Lisa tersadar.

"Ini dimana?" tanya Lisa bingung.

"Apa maksudmu 'ini dimana'?' Tentu saja ini dikamar kita berdua," ucap gadis itu dengan suara halusnya.

"Kau siapa?" kata itu langsung meluncur dari bibir cerry Lisa. Ia memandang polos gadis disampingnya.

"Aku Jennie. Kakakmu. A-apa kau tidak mengingatku?" ucap gadis yang mengaku bernama Jennie itu. Terdengar suaranya yang bergetar juga matanya yang berkaca-kaca siap meluncurkan cairan bening yang tergenang di pelupuk matanya yang menandakan bahwa ia bersedih akan kondisi Lisa yang tidak mengenalnya.

Lisa hanya terdiam sambil memandang sosok Jennie. Jennie mempunyai perawakan yang cantik dengan kulit putih serta bibir cerry yang tipis. Suaranya juga sangat halus. Lisa pun kembali memandang sosok Jennie yang kini tengah meneteskan air matanya. Dengan refleks tanganya terangkat menghapus air mata yang mengalir dipipi putih Jennie.

"Jangan menangis," lirihnya.
"Maaf aku tak bermaksud tidak mengingatmu,aku-" ucapannya terhenti kala ia mengingat sesuatu. Ia ingat, sebelum sadar ia tengah berada ditaman yang indah juga terdapat jembatan cantik yang terbentang entah menghubungkan kemana. Ia juga ingat akan sosok gadis cantik dengan perawakan yang sama dengannya.

Flashback...

'Aku dimana?' Ucap Lisa. 'Ini taman terindah yang pernah aku temui' tambahnya.

Lisa berkeliling mencari tau tempat yang sedang dipijaknya. Ia terus memutari taman, tetapi tidak menemukan ujung taman. Hingga akhirnya kilasan akan tragedi di gedung mall memenuhi pikirannya.

'Apakah ini surga? Apa aku sudah mati?' Lisa hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan sambil tersenyum miris. Ia pun mendongkakan kepalanya ke atas melihat bentangan langit dengan warna biru yang cantik.

'Apakah aku harus melewati jembatan itu? Aku sangat penasaran tempat apa yang ada diseberang jembatan? Apakah tempat itu lebih indah dibanding taman ini?' pikirnya seraya melangkahkan kaki jenjangnya mendekati jembatan itu. Saat kakinya akan menapak di kayu jembatan, seseorang menghentikannya dengan berteriak memanggil namanya.

"Jangan Lisa!"

"Eh?!" Lisa pun menghentikan pergerakan kakinya seraya menengokkan kepalanya ke belakang.

Disana terlihat seorang gadis cantik dengan perawakan sama sepertinya tengah berdiri tak jauh darinya. Gadis itu mengenakan dress putih selutut dengan rambut hitam legam yang tergerai indah.

Time Slip : The Strongest Princess [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang