Fiona pov
"Fio! Fio!"
Gue refleks menoleh.
"Fio!" panggilnya lagi. Oh, Rebecca.
"Kenapa Bec?"
"Mich.. Mich... Itu... Si itu..." lapor Rebecca tergagap.
"Kenapa sih?" tanya gue semakin 'kepo'
"Michael... berantem sama Kak Mahira Fi,"
"APA?! KOK BISA?!" pekik gue.
"Michael nendang bola kenceng banget sampe temennya Kak Mahira pingsan. Cewe temennya, kayaknya lagi sakit terus maksain sekolah gitu jadinya ya lemes banget. Nah si Michael gamau ngaku kalo dia yang nendang, dan sekarang belum ada yang berani lerai mereka. Bacot bacotan doang sih mereka, tapi ngeri juga."
"Yaudah cepet anter gue kesana Bec!" ujar gue panik. Gimana engga, gua adalah penanggung jawab murid alias pjm kelas 10.9 dan kalo masalah ginian pasti gue yang tanggung jawab. Hadehhh
Rebecca segera mengantar gue ke Lapangan Basket atau Lapbas, tempat dimana Kak Mahira dan Michael bacot bacotan.
"LO NGAKU AJA SUSAH BANGET SIH?!" terdengar suara yang gak asing lagi, ya, suara Kak Mahira.
Gua langsung berlari menerobos kerumunan.
"Ada apa ini?"
"Lo siapa?"
"Gue pjm kelas 10.9 kak. Kenapa lo marah marah sama Michael?"
"Dia bikin Brenda, sahabat gue, pingsan gara gara dia nendang bola terlalu kenceng. Dan dia gamau ngaku coba! Cowok apaan tuh!"
"Gua emang gak salah kok!"
"Eh! Gua tadi ngeliat ya lo yang nendang!"
"Udah udah! Brenda yang mana?"
"Brenda Aberta Amanda, itu sahabat gue."
DHEG
Apa? Kak Brenda?
"Kak Brenda mana?" tanya gue semakin panik
"Dia udah dibawa ke rs sama ambulance,"
"Yaudah yaudah Michael lo masuk kelas Becc bilangin ke pjm kelas 12.1 kalo gue sama Kak Mahira nyusul Kak Brenda ke rs bilangin juga ke Ms. White kalo gua nyusul Kak Brenda ke rs bareng Kak Mahira, okay?"
"Okay."
Semua langsung bubar jalan ke kelas masing masing sementara gue dan Kak Mahira menuju tempat parkiran.
--
"Tadi Kak Brenda kesini sama siapa?"
"Ada Daffin, Raihan, "
"Coba lo hubungin salah satu diantara mereka."
Kak Mahira langsung merogoh saku celananya.
"Dek, kata Daffin, Brenda ada di UGD." ucap Kak Mahira ke gue.
"Yodah kak kesana aja langsung." ujar gue.
--
Sampai di bangunan bercat putih itu, gue dan Kak Mahira berlarian menuju UGD.
"Mahira!" panggil Kak Daffin begitu melihat gue dan Kak Mahira
Kak Mahira menghampiri Kak Daffin dengan gue yang mengikutinya dari belakang.
"Boleh masuk ga Daf?" tanya Kak Mahira
"Gaboleh soalnya masih diperiksa dokter,"
Kak Mahira duduk disamping Kak Daffin.
Mata Kak Mahira...kayaknya khawatir banget deh.
"Eh ini siapa?"
"Ini? Pjm kelas 10.9 kelasnya si kampret Michael."
"Ooh. Siapa nama lo dek?"
"Fiona Adalbrechta Jessica."
"Ada keluarga dari saudara Brenda?" ucapan dokter mengagetkan kami.
"Saya dok!" ucap gue spontan.
"Lo siapanya coba?" bisik Kak Mahira
"Bawel yang penting ada,"
"Mari ikut saya ke ruangan."
"Dok, Brenda sudah bisa di jenguk?" tanya Kak Mahira.
"Ya, tetapi dia belum siuman."
"Baik, terima kasih dok."
--
"Jadi begini, saudara Brenda terkena penyakit demam berdarah, dan harus dirawat untuk beberapa hari."
"Baik dok. Saya minta surat izin nya ya untuk sekolah."
"Iya nanti saya buatkan, silahkan diurus dulu administrasinya agar saudara Brenda dapat dipindahkan ke ruang perawatan biasa."
"Baik dok. Terima kasih."
Gue mengirim sms ke mama dan papa lalu menyelesaikan administrasi dengan uang yang telah papa transfer ke rekening gue.
Setelah itu gue ke ruangan westroom 304, karena kata suster Kak Brenda udah dipindah kesitu.
"Brenda sakit apa dek?" tanya Kak Mahira begitu melihat gue.
Gua menghela nafas panjang, lalu duduk di sofa. "Kak Brenda sakit dbd."
Kak Raihan, Kak Daffin, dan Kak Mahira kaget.
"Serius ah lo dek!" kata Kak Raihan.
"Serius gue kak.."
"Fio.. Gue dimana.."
Gua langsung berlari ke ranjang Kak Brenda. "Kak? Lo udah siuman?"
"Iya, gue dimana Fi.."
"Lo dirumah sakit kak, lo dbd." kata gue lemas
"Bren, dia siapa lo?" tanya Kak Raihan.
"Dia adek gue Rai. Maaf gue gapernah cerita ehehe,"
"Eh sekarang udah jam 3, udah waktu pulang. Gua pulang dulu ya Bren?" pamit Kak Raihan.
"Iya, Daff lo balik juga?"
"Iya Bren, gue duluan ya."
"Kak gue mau balik ya kan gue harus ambil pakaian buat nginep disini sekalian buku buku." pamit gue.
"Lo tadi kesini naik apa dek?"
"Dia sama gue Bren, kan dia pjm 10.9,"
"Udah kak gue pulang naik taksi aja, nanti gue bawa pulang mobil lo ya."
"Gausah Fi, biar gue anter." kata Kak Mahira lalu menggandeng tangan gue.
"Yaudah Kak gue balik ya," pamit gue.
"Gue juga ya Bren, gws ya." pamit Kak Mahira sambil tersenyum.
--
Author's Note :
Gimanaaaa? Keren ga keren ga? Ehehe vomments yah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally Love
Teen FictionSebuah ketidak sengajaan yg kecil bisa merubah rasa yg di hati This is our first teen fiction Enjoy and don't forget to feedback!