4

467 99 31
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

"Dasar anak kecil bikin gue tambah emosi aja" Gumam Yuki sambil berjalan "perut sakit lagi... "

"Thanks.... " Yuki terlonjat kaget karna dengan seenak nya pemuda yang ada di depannya ini muncul tanpa aba-aba.

"Bikin kaget aja si lo.... "

"Makasih lo udah belain gue... " Ucap pemuda itu yang tak lain adalah Al. Yuki menaikan alisnya bingung menatap Al.

"Jangan GR gue bukan belain lo,  gue gak suka aja ada orang yang rempong sama kehidupan orang lain" Al hanya menganggukan kepalanya.

"Tapi secara gak langsung lo udah bela gue dan yah thanks... "

"Yayayaya.... " Ucap Yuki acuh.

Yuki kembali melangkah tapi saat ada di samping Al,  Yuki langsung berhenti.

"Gue saranin kalo mau ngelakuin sesuatu pikirin dulu resiko yang bakal kemungkinan terjadi.  Atau seengganya pikirin perasaan orangtua lo" Setelah mengatakan itu Yuki benar benar pergi sambil memegang perutnya yang sakit.

Al tersenyum kecil melihat punggung Yuki.  Tapi senyumnya langsung hilang dan dengan tergesa mendekat ke arah Yuki.

Yuki terlonjak kaget saat ada seseorang yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"A... Ap.. A yang lo lakuin? " Gugup Yuki saat mengetahui siapa yang seenaknya memeluknya itu.

"Lepasin gue Al atau... " Perkatan Yuki terpotong karna Al menyelanya.

"Diem... Rok lo berdarah" Yuki membulatkan matanya.

Omg berdarah?  Sejak kapan?  Apa banyak?  Yuki menjerit dalam hati.

"Gimana dong Al? Nanti kalo yang lain liat gimana? " Tanpa Yuki sadari dia merengek kepada Al bahkan air matanya hampir jatuh.

"Makannya diem,  nih pake jaket gue dulu" Al berkata seperti itu sambil membelitkan jaketnya ke pinggang Yuki.

"Al banyak banget ya? " Lirih Yuki.

"Lumayan,  udah jangan nangis kan udah di tutupin"

.
.
.
.
.
.

Al dan Yuki terus berbicara tanpa memperdulikan banyak pasang mata yang melihatnya atau yang lebih tepat belum menyadarinya.

Dan itu semua tidak luput dari pandangan Keyna dkk.

"Mereka kenapa sih? " Tanya Nina.

"Lagi buat film kali" Sahut gema.

"Eh far... Ofar mau kemana? " Tanya gema tapi yang ditanya tak menghiraukan.

"Ki... "

"Eh... " Yuki sedikit terhuyung ke belakang karna tarikan ofar.

"Gak liat banyak yang liat kalian? " Ofar menatap tajam Al.

"Far rok gue merah.. " Kalau saja disini hanya ada dirinya dan ofar Yuki ingin sekali menangis sekencang mungkin.

"Yaudah kita pulang ya" Yuki menganggukan kepalanya.

"Al ini ja.... "

"Udah pake aja... " Al menyela saat Yuki akan melepas jaketnya "lo bisa balikin kapan aja" Ucapnya menatap Yuki tanpa memperdulikan laki-laki yang masih menatapnya tak suka.

"Thanks Al gue janji bakal balikin ko... " Setelah mengatakan itu ofar membawa Yuki pergi menghampiri teman-temannya tanpa memperdulikan orang-orang yang sedang berbisik.

Peluk AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang