Morgan ▪︎ On His Day

2.2K 99 5
                                    

"Tetap di sisiku selamanya ya?"

"Aku tidak bisa berjanji akan selalu ada di sisimu, Morgan. Tapi, aku akan selalu berada dalam hatimu, dan kamu juga akan selalu ada di dalam hatiku."

------

Bandung, Taman Ganesha
25 Mei 2013 - 10.15 WIB

Seorang laki-laki tampan yang mengenakan jaket hitam terlihat sedang duduk di sebuah bangku taman sambil memejamkan kedua belah matanya. Tangannya di masukan ke dalam saku jaket yang membungkus tubuhnya, menghangatkannya dari udara kotaBandung yang semakin hari semakin tidak jelas, kadang bisa terasa sangat panas, tetapi kadang terasa dingin sekali seperti pagi ini. Dan di bibirnya terbentuk sebuah senyum yang akhir-akhir ini jarang sekali di perlihatkannya di depan orang banyak.

Saat angin berhembus menerpa wajahnya, laki-laki itu kembali tersenyum. Sepertinya hari ini dia sedang bahagia.

Bahagia?

Tentu saja laki-laki itu bahagia, itu karena hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Dan di hari ini seperti biasanya, setiap tahun, laki-laki itu akan menunggu seseorang disini.

Seorang gadis.

Seorang gadis yang amat sangat dicintainya dan tentu saja di rindukannya setengah mati.

"Kau terlambat," bisik seorang gadis cantik yang mengenakan gaun berwarna merah-warna kesukaan laki-laki itu, yang entah sejak kapan sudah duduk bersisian dengan laki-laki itu.

Laki-laki itu mulai membuka matanya perlahan dan menoleh, menatap ke arah gadis cantik di sebelahnya. Kemudian melebarkan senyumnya saat melihat gadis di sebelahnya sedang menggembungkan pipinya karena kesal.

"Maaf," kata laki-laki itu. "Saudara-saudaraku tiba-tiba saja agak aneh pagi ini, mereka melarangku pergi."

"Rafael? Bisma?" tanya sang Gadis.

"Dua-duanya," jawab laki-laki itu sambil menghembuskan nafasnya. Sedikit kesal ketika mengingat tingkah aneh kedua saudaranya pagi ini. Yang secara tersirat melarangnya pergi. Sebenarnya bukan hanya pagi ini, hampir setiap kali dia akan pergi ke taman ini selama tiga tahun terakhir, kedua saudaranya akan sibuk menghalanginya dengan berbagai alasan.

"Kau harus mengerti mereka. Mereka itu menyayangimu, Morgan," ucap gadis itu sambil tersenyum manis.

Laki-laki bernama Morgan itu lagi-lagi menghela nafas, kemudian menatap langit. "Aku tau, tapi terkadang mereka sering membuatku kesal," ucapnya sambil menerawang, entah sedang memikirkan apa. Tapi tak lama, dia segera mengalihkan pandangannya pada gadis di sebelahnya. "Sudahlah, kita disini bukan untuk membicarakan mereka kan?"

Gadis itu tertawa mendengar kata-kata Morgan. Tawa yang selalu membuat semua orang yang mengenalnya merindukannya. Termasuk Morgan. "Kenapa tertawa?"

"Kamu lucu."

Morgan mengerutkan dahinya tidak mengerti. "Kamu pikir dengan tertawa kamu jadi tambah cantik?" tanya Morgan berpura-pura kesal melihat tingkah gadis cantik itu.

"Tentu saja," jawab Gadis itu di sela tawanya.

Morgan tersenyum melihat gadisnya yang tertawa. Ada kebahagian tersendiri yang di rasakannya saat dirinya bisa melihat senyum dan tawa dari gadis yang paling di cintainya saat ini, selain ibunya tentu saja.

Marsya, gadis itu, yang sedetik lalu masih tertawa tiba-tiba terdiam saat melihat Morgan hanya tersenyum. "Ada apa?" tanyanya.

Morgan menggeleng. "Tak ada," ucapnya. "Hanya saja aku sedang menatap bidadariku yang akan selalu berada dalam hatiku, yang membuatku akan selalu merindukannya."

PAHAT HATI ( SMASH's Fanfiction )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang