~Sebuah penyelesaian yang tak berujung menimbulkan masalah baru yang berbuntut. Rasa muak pasti ada saat kau merenung memikirkan bagaiman bisa kau melakukannya~
-----------
Sore ini Ahra kembali mendapatkan ujian hidup yang terlampau berat untuknya. Setelah kemarin malam ia mendapat makian dari sang kakak, ia kembali ke rumah besar keluarga Yoon untuk menemui sang ibu. Saat tadi siang ia masih sibuk dengan salah satu pekerjaan sampingannya, bibi Hong memberitahu jika nyonya Yoon ingin menemuinya. Tak ingin membuat sang ibu menunggu lama, Ahra melangkah lebih cepat menuju taman belakang tempat dimana sang ibu berada.
Setelah tubuh ideal Yoon Ahra melihat perangan sang ibu, ia mencoba mendekati wanita yang sedang menikmati secangkir teh hijau dengan melihat pemandangan kolam ikan yang dipenuhi berbagai jenis tanaman di sekitarnya. Dalam hati, gadis itu tengah tersenyum melihat hobi ibunya yang tak pernah berubah sejak dulu.
"Kau memanggilku?" tanya Ahra sesaat setelah berada tepat di samping Jung Haena
"Tak usah basa-basi! Cepat duduk dan selesaikan urusan ini. Aku terlalu muak melihatmu" ucap acuh sang ibu yang memilih fokus pada majalah fashion yang baru saja digapainya
Ahra memilih diam dan mencoba kembali bersabar menghadapi sikap sang ibu. Ia tak ingin mendapat kemarahan dari wanita itu lagi, cukup kemarin hatinya benar-benar terluka parah. Tidak untuk hari ini karena ia sudah teramat lelah.
"Baiklah ... Langsung saja gadis manis. Apa kau sudah memikirkan perkataanku kemarin? Bagaimana? Apa kau menyetujuinya?" tanya beruntun Haena sembari melipat angkuh kedua tangannya di depan dada
"Apa maksudmu?" aku Ahra yang mendapat decihan tak suka dari sang ibu
"Aku tau kau tak sebodoh itu untuk mencerna apa maksud dari perkataanku. Jadi ... Bagaimana putriku?" Haena mencondongkan setengah badannya untuk lebih merapat pada Ahra
"Aku yakin, kau tak bisa menolak ibumu ini" bisik Haena yang kemudian menuju posisi sebelumnya
"Tidak ... Aku tidak mau ibu" tolak Ahra mencoba selembut mungkin walau kini pikirannya tak tenang dan juga gelisah
"Kau taukan, walaupun kau menolaknya ... Semua pasti akan berjalan sesuai perkataanku. Jadi bantahanmu ini tak berguna sama sekali" ungkap Haena kembali mengacuhkan Ahra dan memilih sibuk dengan majalah di depannya
"Aku tidak mau ibu, jangan memaksaku. Sudah cukup kau mengaturku selama ini, dan aku tidak akan menurutimu" Ahra kembali melontarkan bantahan yang hanya dianggap sia-sia oleh sang ibu
"Dasar tak tahu diri! Kau pikir aku mau repot-repot mengurusi anak pembawa sial sepertimu! Hei ... Kau seharusnya mengaca dan perbaikilah takdir burukmu itu" kini ibunya mengeluarkan kata-kata yang kembali menyakiti hati Ahra
"Kalau bukan karena nasip perusahaan, aku mungkin tak akan pernah berurusan denganmu! Lagi pula ... Apa salahnya menerima perjodohan itu? Apa kau tak ingin mengubah takdir burukmu itu? Setidaknya kau akan aman dengan menyandang gelar nyonya muda kaya raya yang berhasil menaklukkan hati pebisnis sukses di Korea. Bukankah itu topik yang menguntungkan untukmu? Mungkin dengan itu pula, kesialan yang kau berikan akan menjauhi keluarga kami. Jadi kau harus menerimanya karena kami tak memberimu pilihan lain"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Young Bridle
Fanfiction(n.) hence Byun Baekhyun Lelaki sempurna yang kehadiran nya tidak pernah ku harapkan. Aku sepenuhnya telah terikat, tak bisa menjauh tak bisa pula bertahan. Kesalahan yang kamu lakukan membuat hubungan ini rumit dan melelahkan. Kesalahan yang terlam...