11 - Kang Daryl

3.7K 470 108
                                    

~Apa hidup bisa berubah melihat bagaimana orang itu berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan? Jika iya, haruskah aku berjuang sekali lagi untuk mendapatkan dia?~
—————————————
























































































































































































































Hujan. Seseorang menyukai hujan karena menyejukkan, menyegarkan, dan selalu indah jika dipandang. Hujan juga sering berperan untuk menyamarkan tangis di bawah guyurannya, sering kali seseorang menggunakan kesempatan itu untuk meluapkan kesedihannya. Tapi hujan juga memiliki sisi jahat, ia membawa kedinginan, namun setelah hujan berhenti, hanya akan ada kesejukan. Bagaikan hidup, selalu ada rintangan sebelum kebahagiaan.

Entah kenapa saat ini Ahra benar-benar membenci hujan, ia selalu senang saat rintikan itu datang membasahi tubuhnya, namun tidak untuk sekarang. Dalam diam, gadis itu merutuki kebodohan Byun Baekhyun yang benar-benar membuatnya jengkel setengah mati. Apanya yang sudah lelaki itu siapkan? Apa ini yang disebut menyediakan tempat tinggal?

"Ya kakek, kenapa kau tidak mau mendengarkanku?" geram Ahra pada pria berumur sekitar 50 tahun itu

"Aku tetap tidak mau" ucap kakek itu yang masih betah terduduk di depan pintu apartemen nya, ayolah ... Tenaganya sudah terkuras habis setelah berhadapan dengan Shin Hyeri

"Kakek, di luar sangat dingin. Biarkan aku membuka pintu ini atau tubuh kita berdua akan membeku" bujuk Ahra pada sang kakek yang sudah dua jam ini tidak mau ia ajak masuk ke dalam "Aish! Ayolah kakek, disini sangat dingin" Ahra menyerah, ia ikut terduduk di samping kakek itu, hening diantara mereka dengan Ahra yang senantiasa menggosok kedua tangannya

"Apartemen ini adalah peninggalan mendiang cucuku" sang kakek mulai bercerita "Aku hanya takut kau tidak akan betah tinggal disini"

"Kenapa?" tanya Ahra yang mulai merasakan hawa di sekitarnya tidak enak

"Sudah terhitung lima penghuni meninggalkan apartemen ini dengan mengorbankan salah satu keluarganya" kakek tersebut menoleh pada Ahra membuat gadis itu meneguk ludah ketakutan

"Jangan mengada-ngada kakek" gadis Yoon itu terkekeh canggung, ia benar-benar ketakutan sekarang

"Aku tidak mengada-ngada, bahkan apartemen ini mendapat julukan tragedi 402" tutur sang kakek dengan mengangkat kedua tangan membentuk sebuah cakaran "Jja! kalau begitu aku pergi. Setidaknya aku sudah menyampaikan hal ini padamu, aku merasa lega karena kau bisa berwaspada" kakek paruh baya itu pergi menjauhi sosok Yoon Ahra yang sudah pucat, gadis itu menyerah dengan hal-hal ghaib seperti ini

"Berwaspada apanya? Apa kakek itu sengaja menakutiku? Atau tragedi 402 itu memang benar?" sembari melihat sekeliling, Ahra baru menyadari jika ia sendiri. Lorong apartemen di depannya nampak sepi dan sedikit gelap "Astaga Tuhan, kumohon biarkan aku hidup lebih lama lagi" harap Ahra saat mendengar suara berisik yang muncul dari ujung lorong, gadis itu menekuk tubuhnya dan menelungkupkan kepala diatas lipatan tangan yang ada di atas lututnya

Gadis itu bergetar ketakutan, sampai sebuah benda atau lebih tepatnya tangan memegang pundaknya pelan.

"Astaga! Kumohon, jangan celakai aku. Aku masih ingin berlibur ke Paris, kau bisa memakanku saat aku sudah pergi kesana. Kumohon ... " racau Ahra yang menggosokkan kedua tangannya kedepan, memohon dengan gemetar

The Young BridleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang