06 - Damn Man!

4.5K 539 165
                                    

~Kadang niat membantu seseorang bisa saja membuat mereka terjebak dalam masalah yang lebih besar. Tapi setidaknya, ada niat baik yang kau utarakan tulus berasal dari dalam hatimu~
——————————








































































































































Dengan nafas yang tersenggal-senggal, Ahra tak berhenti mengayuh kakinya. Keringat terus saja menetes di setiap ia mematutkan langkah. Bahkan tak jarang, umpatan dan juga makian ia lontarkan untuk dirinya sendiri.

Setelah menerima pesan singat dari Jaewan, Ahra segera berlari dari sekolah menuju rumah keluarga Yoon. Bahkan saking paniknya, ia lupa jika jarak antara sekolah dan rumahnya lumayan jauh. Ia tidak akan berlari seperti ini, jika saja bus tujuannya itu mau lebih lama berhenti di halte. Jika gadis itu menunggu pemberhentian selanjutnya, Ahra yakin ia akan sangat terlambat.

Tanpa sopan santun, gadis itu melangkah cepat untuk menerobos pintu jati kokoh di depannya. Ahra dapat melihat, keadaan ruang keluarga yang di penuhi oleh beberapa manusia. Ia mencoba menetralkan pernafasannya dan bergerak lebih mendekat.

"Bae-Baekhyun?!" seorang lelaki yang terpanggil namanya itu menoleh, memasang wajah datar yang sangat susah di tebak oleh Ahra

"Ap-apa yang kau laku——"

Plak!

Satu tamparan berhasil lolos di pipi gadis itu, bahkan saking kuatnya, wajah Ahra berubah menjadi merah. Menahan sakit, dan menahan perasaan lain yang mungkin dapat di deskripsikan sebagai rasa takut. Ia takut ibunya akan semakin menaruh benci pada Ahra. Katakanlah ia bodoh karena masih saja memikirkan perasaan Jung Haena disaat wanita itu pun tak pernah memikirkanmu.

"Ibu ... "

"Menjijikan! Jangan pernah memanggilku ibu dengan mulut kotormu itu! Bahkan kau lebih menjijikan dari sampah sekalipun" telunjuk lentik itu mengacung sempurna di depan wajah Ahra yang dengan tegang menahan air mata "Enyah kau dari hidupku sialan! Ini memang pantas untukmu! Ini ganjaran atas kerugian yang kualami atas sikapmu!"

"Ibu kumohon, aku bisa menjelaskan" Ahra meraih tangan wanita itu dan langsung di hempaskan dengan kasar

"Pergi! Kau memang anak pembawa sial! Nama baik keluargaku hancur karena ulahmu!" peringat Haena yang dengan tak manusiawinya menjambak surai legam gadis itu

"Hentikan nyonya, aku akan bertanggung jawab" Baekhyun yang sedari tadi diam, kini mulai berbicara. Membuat semua orang yang ada disana menoleh dan menatap remeh sosok Byun Baekhyun "Ini adalah salahku nyonya, aku akan bertanggung jawab"

"Cih! Bawa dia! Jangan sampai aku melihat wajahnya lagi di rumah ini. Kami tidak membutuhkan sampah sepertinya" Jaewan berdecih tak suka "Ayo nenek"

"Tidak, kumohon. Nenek percaya padaku, nenek" Ahra mencoba mencegah kepergian Jaewan dan neneknya, kedua orang itu memilih untuk menyusul Ibunya yang sudah lebih dulu pergi

Ahra hanya bisa menatap nanar, melampiaskan rasa sakitnya dengan mengepalkan kedua tangan. Satu-satunya orang yang selalu mendukung Ahra kali ini juga membencinya, katakan dengan apa Ahra bisa bertahan hidup.

"Maaf, aku——"

"Tak seharusnya kau minta maaf. Ini adalah salahku" Ahra berjalan menuju pintu, lebih baik ia segera pergi sebelum di usir lagi seperti binatang

The Young BridleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang