Ken Terate

299 6 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat siang! ^^)/

Akhirnyaaa ... inilah yang ditunggu-tunggu! Apalagi kalau bukan authorview bareng penulis cantik yang sudah tidak asing lagi, Mbak KEN TERATE! <3

Mbak Ken Terate adalah seorang ibu sekaligus penulis berprestasi. Kemarin ada yang nanya, apa Mbak Ken ini penulis Marshmellow Cokelat. Yep, benar sekali! Beliau adalah penulis novel-novel memikat seperti Jurnal Joe, Minoel, Dark Love, dan lain-lain. Tentu saja, tangan dingin beliau ini juga diimbangi dengan kerja keras selama bertahun-tahun, so ... novel-novelnya juga faktual dan bergizi.

Menggunakan wewenang sebagai host #Apasih xD inilah wawancara singkat Bigsis dengan Mbak Ken:

Bigsis (BS bukan BTS :p): Siang, Mbak Ken. Mau tanya, dong. Mbak Ken, kenapa Mbak Ken tertarik menulis cerita remaja dan anak kuliahan, alih-alih romansa yang banyak penggemarnya?

Ken Terate (KT): Menurutku bukan pengarang yang memilih genre, tetapi genrelah yang memilih pengarang. Memang agak sulit dijelaskan. Mengapa Agatha Christie menulis novel detektif dan Astrid Lindgren menulis novel anak-anak? Kalau dirunut dengan saksama bisa jadi kita menemukan sebabnya, tetapi saya nggak heran kalau jawaban mereka hanya simpel: karena suka! Ini kayak jatuh cinta. Nggak harus beralasan. Setidaknya alasan yang logis. Aku sendiri sedari dulu sangat tertarik dengan masalah remaja. Itu adalah dunia yang unik karena merupakan peralihan dari anak-anak ke dewasa dan peralihan itu sendiri sudah menjadi masalah yang nggak akan habis dibahas.

BS: Bagaimana Mbak bisa menemukan begitu banyak permasalahan real dan mengemasnya dengan apik? Bagi tipsnya, dong ;)

KT: Banyak baca dan banyak mengamati. Contohnya Dark Love dan Minoel. Dua novel ini aku angkat dari fenomena nyata. Banyak sekali kehamilan remaja yang aku saksikan di sekitarku. Aku menjadi gelisah karenanya dan dari situlah muncul Dark Love. Cerita kekerasan dalam pacaran yang kudengar dari teman-temanku juga membuatku gelisah dan dari situ muncul Minoel. Untuk novel Minoel aku melakukan wawancara dengan pedamping korban kekerasan dalam pacaran.

BS: Di dalam Savanna dan Samudra sendiri, masalah apa yang Mbak ketengahkan selain kisah cinta Savanna dan Samudra sendiri?

KT: Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kemandirian perempuan. Keduanya berkaitan erat. Studi membuktikan perempuan yang tidak mandiri rentan mengalami KDRT.

BS: Menurut Mbak, siapa-siapa aja yang wajib punya buku Savanna dan Samudra ini?

KT: Perempuan antara 17-25 tahun. Itu sasaran utamaku untuk novel ini. Semoga novel ini bisa menjadi bekal untuk memasuki masa dewasa atau bekal untuk menjalin hubungan serius.

BS: Lanjut ke dunia kepenulisan, ya ... Mbak :D Bagaimana perkembangan dunia kepenulisan menurut Mbak saat ini?

KT: Dunia penulisan saat ini, sama seperti bidang lain, tengah mengalami disrupsi karena tsunami teknologi digital. Pola membaca berubah. Pola menulis ikut berubah. Ini merembet ke perubahan metode promosi dan sebagainya. Penulis dituntut lebih gesit dan terbuka pada gagasan baru. Ini tantangan sekaligus peluang. Platform fiksi digital membuat pembaca bisa dapat cerita tanpa membayar dan akibatnya pendapatan penulis bisa menurun. Namun, ini juga peluang karena kita bisa menulis dan meraih pembaca dengan lebih mudah (tanpa harus antre di penerbit misalnya). Makin banyak media yang butuh penulis dan makin banyak pula kesempatan untuk dikembangkan.

BS: Bagaimana pendapat Mbak mengenai minat baca yang konon rendah dan standar bacaan yang konon cukup romantisan saja?

KT: Ha, minat baca mungkin makin tinggi tapi tingkat literasi kita, jujur saja, masih memprihatinkan. Kemampuan literasi adalah kemampuan memahami dan mencerna bacaan sekaligus bersikap kritis terhadapnya. Sebetulnya kita belum mencapai tingkat 'bisa membaca' tapi sudah melompat dan terpaksa menghadapi gelombang bacaan digital. Akibatnya ya terbanting-banting. Sangat maklum kalau akhirnya kita lebih suka 'mengunyah' yang gampang-gampang, ecek-ecek, dan 'asal romantis'. Jangan salah ya, saya juga penggemar roman. Tetapi lagi-lagi, membaca roman pun butuh kekritisan (dalam arti nalar yang sehat).

BS: Apa pesan-pesan untuk penulis muda dan newbie?

KT: Satu, perbanyak baca karya-karya bermutu. Dua fokuslah pada dirimu dan karyamu tanpa perlu mengejar 'viral' atau 'likes'. Bisa stress kita kalau nurutin itu. Jujurlah pada dirimu dalam menulis dan bersenang-senanglah.

Waaa :o

Prinsip Mbak Ken luar biasa sekali, ya. Semoga kelas hari ini bisa menginspirasi kita semua.

Tuhan memberkati

Authorview-Profil Para Penulis KeceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang