Stefani Jovita

91 3 0
                                    

#Authorview

Selamat siang, memberdeul ^^/ Makasih buat kesempetan yang udah dikasih buat ngobrolin soal Light Novel terbaruku :D
.
Sebelumnya, mungkin ada yang bingung. Light Novel tuh apa sih? Novel ringan? Light Novel itu salah satu jenis novel di Jepang, nih, temen-temen. Seperti halnya Teenlit punya target pembaca, Light Novel juga punya, yaitu cowok remaja otaku, alias penggemar animasi, komik, dan game. Nah, berhubung yang suka anime Jepang di sini cukup banyak, dan adaptasi dari Light Novel ke anime juga semakin bertambah, Light Novel pun makin digemari di sini.
.
Ciri-ciri Light Novel yang paling mudah dilihat adalah adanya selipan-selipan ilustrasi bergaya anime atau komik Jepang, seperti yang memberdeul lihat di video. Itu adalah beberapa contoh gambar yang ada di The Golden Catalyst, Light Novel Animon yang sedang kita bicarakan ini :) Karena sebenarnya pembaca Light Novel adalah peralihan dari penonton anime dan pembaca komik, mereka tentu mengincar hal-hal seperti ini dulu. Cukup menarik, ya? Soalnya kita bisa narik orang yang tadinya malas baca jadi lama-lama suka baca dengan cara seperti ini.
.
Selain itu, ciri lain dari Light Novel adalah bahasa dan tema yang ringan. Anggap saja seperti teenlit, tapi ini buat cowok. Sebenarnya, di Jepang sendiri, banyak konten yang cukup berat dan dewasa dimasukkan ke Light Novel, dengan pengolahan ringan, tapi menurut Animon, remaja Jepang dan Indonesia kan berbeda. Animon lebih ingin menyesuaikan dan memberi konten yang ringan itu melalui buku ini.
.
Lalu, mengenai genre fantasi itu sendiri. Animon paham kalau fantasi belum digemari di sini karena terkesan susah dan tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata, apalagi yang setting-nya dunia baru. Harus kenal dunianya seperti apa, bisa ada makhluk baru atau sihir. Tapi sebenarnya, pembuatannya gak jauh beda sama nulis genre lain kok.
.
Untuk bisa bikin pembaca dekat dengan fantasi, kita tetap harus pakai logika dunia nyata, psikologi manusia dunia nyata, dan menciptakan sebuah dunia khayalan yang ingin ditinggali pembaca atau kekuatan yang ingin dipunyai pembaca. Benernya esensi fantasi itu di bagian terakhirnya. Bikin pembaca berkhayal dirinya bisa sekeren dan sejago tokoh-tokoh dalam cerita.
.
Gak jarang hal ini bisa membantu kita lebih kuat menghadapi dunia nyata, karena ketika kita melihat perjuangan pahlawan di cerita fantasi, kita juga jadi ingin sekuat itu. Gak jarang juga hal yang mengecewakan di dunia nyata makin terasa mengecewakan di dunia fantasi, karena ya balik lagi. Banyak isu dunia nyata yang dimasukkan ke dalam sebuah cerita fantasi dan isu-isu tersebut juga gak mudah kelar cuma karena karakternya punya kekuatan spesial :'D
.
Nah, sebagai contoh, beberapa hal yang Animon masukkan dari dunia nyata ke cerita fantasi kali ini, adalah masalah remaja yang ambisius dan mau buru-buru sukses, juga remaja yang punya mimpi tapi terhambat larangan orangtua.
.
Jadi, sekalipun fantasi memang memancing khayalan, kita pun harus menyesuaikan lagi dengan target pembaca, karena pada akhirnya, genre apa pun itu, kita bikin untuk pembaca-pembaca tersebut. Entah untuk menghibur, membantu, memberi semangat, atau menginspirasi.

Pertanyaan dari beberapa memberdeul KANOI

1. Putu Felisia: Menarik banget. Jadi light novel ini dikhususkan buat cowok apa gimana?

Jawaban: Diutamakan buat cowok, tapi sebenarnya, udah cukup meluas ke cewek juga. Apalagi dulu, seingetku Elex juga sempet nerbitin Light Novel serial cantik, yang gambarnya itu kayak komik serial cantik, tapi isinya novel. Dah lama tapi :'D Intinya sih, Light Novel lebih melekat ke sisi otaku-nya. Cewek otaku biasanya juga suka acara cowok kayak Naruto kok, makanya jadi sah-sah aja :'D

2. Narumon Kepomon:
Hmm aku punya beberapa pertanyaan nih terkait light novel, terutama soal promosi ke pasaran luar (aka promosi ke orang-orang yang memang bukan penulis light novel/penikmat light novel). Apa kira-kira light novel dapat dipasarkan keluar seperti itu? Dan bagaimana kira-kira caranya untuk memperluas jangkauan pasar namun tidak mengurangi esensi dari light novel itu sendiri?

Setidaknya nggak usah jauh-jauh ke masyarakat awam sih, mungkin dalam hal membangkitkan minat mayoritas fans anime/manga terhadap light novel.

Jawaban: Light Novel bisa dipasarkan kok. Cara promosi itu benernya ada banyak. Tapi, apa pun itu caranya, gak ada yang mudah dan cepet, apalagi kalau kita ingin membangkitkan minat pasar seperti itu. Kuncinya, pelan-pelan, konsisten, dan sesuai target. Kemarin temenku bikin acara taman baca dan anak-anak tertarik dengan LN ini karena gambarnya. Kurasa itu adalah salah satu tanda bahwa buku seperti ini masih bisa dipasarkan.

Untuk memperluas jangkauan pasar, kita harus mengokohkan dulu pasar utamanya. Perluasan itu gak bisa dimulai tanpa dukungan pasar utama. Untuk bisa lebih membangkitkan fans anime/manga terhadap LN, kemungkinan mesti pakai cara orang Jepang juga -> bikin anime/manga-nya. Seriusan. Kebanyakan orang itu justru baca gara-gara gak sabar pas nonton anime-nya. Hal kayak gini yang bakal mancing mereka untuk baca Light Novel lain juga. Merasa susah? Sekali lagi. Meningkatkan minat pasar terhadap sesuatu itu bukan hal yang mudah memang :)

Oya, dan perlu berhati-hati juga, ya. Meskipun mengincar perluasan pasar, tetep harus punya batasan-batasan mana yang cocok untuk remaja dan mana yang untuk dewasa. Masyarakat Jepang dan sini beda. Kalo di Jepang udah banyak konten dewasa, jangan sampai di sini pun bikin yang seperti itu. Kalo ada rencana mau meluaskan pasar, justru bikin yang untuk anak-anak atau remaja saja, konten dewasa dikurangi. Dengan begitu, orangtua pun bisa kasih ke anak-anak mereka juga, dan konten remaja yang cukup berbobot juga bisa menarik orang dewasa kok.

3. Puing Kanaya: Kak novel anak jaman dulu aku kecil juga ada gambarnya kak misal beberapa halaman tulisan nanti 1 halaman ada gambar ilustrasi, itu masuk light novel tidak?

Jawaban: Yang kayak gimana dulu tuh ilustrasinya? Kalo ilustrasinya bukan yang kayak kamu lihat di komik-komik Jepang, berarti bukan. Tapi, kalau format seperti ini makin populer di sini, bukan gak mungkin untuk nyebut novel-novel berilustrasi seperti itu Light Novel juga :)

4. Elsa Alina:

Apa light novel memang harus selalu fantasy?

Jawaban: Gak harus fantasi, tapi emang lumayan didominasi oleh fantasi. Genre ini sama misteri emang lumayan populer di sana. Mungkin karena anime sendiri lumayan gak terbatas ya kontennya, jadi buat mereka ya fantasi dah biasa. Bahkan anime populer sekarang juga cerita soal sel, jadi sel-sel dijadiin karakter (ada sel kanker yang dari lahir dah diburu harus mati :'D), jadi kek udah berburu unik-unikan ide di sana. Light Novel juga begitu, tapi gak seekstrem itu.

Authorview-Profil Para Penulis KeceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang