Di kantor Marchel, pria itu sedang ada meeting siang ini. Tiba-tiba saja ponselnya berdering tertera nama Steffany disana. Sebuah senyum terlihat di sudut bibirnya. Ia meminta ijin pada relasi bisnisnya untuk mengangkat telfon itu dan menjauh dari meja meeting.
"Hallo".
"....."
"Ya aku akan menyuruh anak buahku untuk kesana".
"....."
Setelah panggilan itu tertutup Marchel menghubungi beberapa anak buahnya untuk menuju tempat dimana sang istri berada. Ingin rasanya pria itu sendiri melindungi Steffany namun karena banyaknya pekerjaan yang membuat ia tak bisa untuk kesana.
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, Marchel telah sampai di mansionnya dan langsung disambut oleh beberapa pelayannya.
"Apa Steffany sudah pulang ?". Tanyanya pada salah satu pelayan.
"Nyonya sudah pulang dari sore Tuan, tapi dia belum makan malam ".
"Kenapa kau biarkan dia tidak makan malam ?".
"Maaf tuan, sepulang sore tadi nyonya langsung tertidur mungkin karena kelelahanan".
"Pergilah, biar aku sendiri yang membangunkannya !!".Kemudian pelayan itupun pergi.
Marchel manaiki anak tangga dengan cepat untuk melihat keadaan Steffany, saat ia sampai di kamarnya. Ia terkejut mendapati Steffany sedang tertidur pulas dengan posisi yang kurang nyaman. Marchel mencoba memperbaiki posisi gadis itu dan menyelimutinya sampai dada. Pria itu tersenyum kecil, melihat wajah Steffany yang masih ada sedikit riasan bekas pemotretan tadi siang. Marchel tahu bahwa gadis itu kelelahan dan belum sempat mandi serta makan malam. Ia menyingkirkan anak rambut dari wajah Steffany.
"Kenapa kau harus susah payah mencari uang seperti ini, bahkan aku bisa memberikan semua yang kau mau, dan kau tak perlu bekerja lagi ". Marchel teringat jika siang tadi ada notif masuk di ponselnya, sebuah pemberitahuan dari pihak bank jika sudah terjadi transaksi dari kartu yang ia berikan pada Steffany. Ia merasa senang karena akhirnya Steffany mau menggunakannya juga.
"Eeeegghh". Steffany merasa terusik karena tangan Marchel terus saja mengelus puncak kepalanya.
Marchel yang tersadar dari lamunannya, segera ia menyudahi aksinya takut sang istri terbangun. Ia berjalan pelan-pelan untuk keluar dari kamar.
****
Seorang gadis menggeliatkan tubuhnya ia membuka matanya pelan merasa jika tidurnya sangat lama. Steffany melihat jam digital diatas nakas menunjukkan pukul 01.00 dini hari, ia merasa lapar dan juga tubuhnya sangat lengket segera ia ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Setelah mengganti pakaiannya dengan kemeja santai ia keluar berjalan ke dapur untuk mencari makanan. Semua lampu di ruangan padam namun sebuah cahaya terlihat dari dapur. Steffany merasa takut ingin rasanya ia kembali ke kamar namun rasa lapar yang menderanya membuat ia mau tak mau harus memberanikan untuk berjalan kesana.
Ia berjalan mengendap-ngendap dan menoleh tidak ada orang, akhirnya ia membuka lemari es mencari minuman dingin disana.
"Apa yang kau lakukan malam-malam seperti ini". Suara yang cukup mengagetkan bagi Steffany.
"Ah..astaga kau". Steffany menoleh mendapati Marchel berada di kitcen set.
"Seharusnya aku yang bertanya apa yang kau lakukan disini, dan hampir saja membuat jantungku copot". Steffany memasang wajah kesal.
"Maaf aku tidak bermaksud mengejutkanmumu, aku sedang membuat makanan apa kau lapar ?". Marchel sedang memotong sayuran dan Steffany menghampiri pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Bee 2
Roman d'amour(21+) [HR #198 dalam generalfiction 28-03-19] Meneruskan cerita dari akun @Vhivie93 karena tiba-tiba tidak bisa dibuka...