PART 2

72 16 0
                                    

"Beberapa hal,memang tidak bisa di paksakan salah satunya ialah Bahagia."

🌸🌸🌸

Hujan,terus mengguyur Kota Jakarta,Adina tengah tiduran di sofa ruang keluarganya, dan asik bermain game yang berada di ponselnya.

"Adina,makan yuk. Mama udah masakin kesukaan kamu,rica-rica ceker ayam." mendengar Elvi berbicara dengan nada yang menggoda, Adina hanya bisa terkekeh kecil melihat tingkah Elvi sang mama tercinta.Yang kemudian di balas anggukan olehnya.

"Kamu mau ceker ayam, apa ceker mama?" pertanyaan Elvi, sepertinya, membuat Adina tertawa lepas. Elvi sangat senang, melihat tawa dan senyuman di wajah anak semata wayangnya itu.Sayangnya, Elvi belum bisa memberikan kebahagiaan, yang benar-benar Adina inginkan.

"Hahaha ceker mama kan, ada kapalnya ga mau ah." sahut Adina,yang sendari tadi hanya bisa tertawa, dan memegang perutnya, yang sakit.
"Kamu ini ya,kalo ngomong.....suka bener, hahaha." tawa keduanya pecah,ketika berada di meja makan.Adina jika ada Elvi, dia akan jadi gagal untuk menjadi orang yang pendiam. Elvi, menurut Adina adalah sahabat sejati, dan juga kebahagiaan bagi kehidupan Adina.

"Nih buat kamu lima ceker ayam." ucap Elvi,sembari mengacungkan kelima jarinya, yang malah, mendapatkan beberapa gelengan dari Adina.
"Thanks mom." jawab Adina, dengan senyum tipis, terlihat di bibirnya.
"Sama-sama sayang." Elvi yang melihat Adina makan dengan lahap, hanya bisa tersenyum sendu.

🌸

"Hujan." batin Elang, yang sedang melihat hujan dari jendela kamarnya..

"Hae bro apakabs." sapa Vito,yang tiba-tiba masuk kamar Elang, dengan ala ala seorang youtubers.
"Ck,alay lo." Cibir Natha yang juga ikut masuk ke kamar Elang diiikuti Revan.Mereka memang selalu datang tiba-tiba,dan tidak pernah meminta ijin sang pemilik kamar.

"Ngapain malem-malem kesini??" tanya Elang, tidak mengalihkan pendangannya dari jendela.
"Gue kan kangen sama kak Elang." jawab Natha, yang langsung melingkarkan tangan kirinya, ke leher Elang dan ditepis olehnya.
"Najis" sahut Elang dengan tatapan tajamnya bak burung elang.
"Elah,, sensi amat lo Lang.Lagi PMS??" tanya Natha memastikan.
"Gue cowok bego." gertak Elang,sembari menarik kuping kanan Natha.
"Lo bukannya, cowok jadi-jadian ya Lang hahaha." ejekan dari Vito membuat Elang sebal, dan langsung menjambak rambutnya.Revan yang berdiri menatap mereka bertiga, hanya terkekeh kecil dan menggelengkan kepalanya.

"Mau ngapain siii!?" gertak Elang,setelah berdebat cukup lama, akhirnya mereka mencari kesibukkan sendiri-sendiri. Vito mengobrak abrik cemilan Elang, Natha mengecek lagu yang berada di mp3 milik Elang,dan Elang sendiri malah merebahkan badannya ke tempat tidur sambil mengotak-atik ponselnya,serta Revan duduk di sofa melihat aktivitas yang di lakukan ketiga sahabatnya itu. "Eh pada laper ga??" tanya Revan, kepada ketiga sahabatnya. "Laperrrr.....beliin makanan sono Van,cemilan doang ga kenyang." siapa lagi kalau bukan Vito yang menjawab.
"Me tooo." sahut Natha,sembari mengangkat satu tangannya. "Lang laper ga??" tanya Revan, memastikan sahabatnya yang satu ini.
"hmm" jawab Elang singkat,disertai anggukan singkat pula.

"Ada yang mau ikut?" lagi-lagi, Revan bertanya kepada semua temannya, dan hanya dilirik oleh Elang.
"Ito ga mau ikut ah,ntar dedek kena hujan, ntar kalo dedek sakit gimana??" jawab Vito, dengan nada sok imutnya.
"Ewh jijik bego!!!" gertak Natha, sambil melempar bantal yang berada di depannya ke arah Vito.Dengan sigap, Vito langsung menangkap, dan menjulurkan lidahnya karena bantal yang Natha lempar tidak mengenainya.

PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang