Minggu senja itu tak semerah biasanya. Langit biru kehitaman membentang di angkasa. Membuat Taehyung enggan meninggalkan meja meski apa yang ia pesan telah ia habiskan. Lalu lalang manusia masih memadati trotoar jalan. Tergesa membawa kaki melangkah sebelum hujan kembali membasahi bumi.
Taehyung menyandarkan punggungnya. Meja yang didudukinya terletak tepat disamping kaca besar tembus pandang yang membatasinya dengan dunia di luar sana, memudahkan ia untuk mengamati keadaan yang terjadi di sekitarnya.
Tak butuh waktu lama, tetes permata yang jatuh dari surga itu membentur ubin-ubin beku hingga menciptakan kecipak syahdu. Orang-orang mulai berhamburan. Tergesa menyelamatkan diri dari guyuran hujan.
Perhatian Taehyung teralih pada bunyi gemerincing dari pintu utama. Di sana, ia melihat dua pemuda setengah basah sibuk membersihkan diri. Pemuda yang lebih tinggi menyambar tissue di atas meja, dan menggunakan itu untuk mengusap wajah pemuda yang satunya.
Taehyung mendecih. Pasangan yang dimabuk cinta, pikirnya.
Kedua sosok asing itu saling melempar senyum, sebelum pemuda yang lebih tinggi menuntun teman kencannya duduk pada salah satu meja yang masih kosong. Tepat di depan meja Taehyung.
Double sial.
Taehyung tak lagi berkeinginan untuk memperhatikan pasangan itu. Tapi percakapan mereka masuk dalam telingannya begitu saja. Bagaimana pemuda tinggi itu membersihkan sudut bibir teman kencannya juga masuk dalam penglihatannya. Tanpa sadar, senyum manis pemuda yang lebih kecil membuatnya melayang di udara. Saat wajah itu tiba-tiba berganti dengan seseorang yang pernah mengisi relung jiwanya.
Pemuda menawan dengan senyum yang mampu membuatmu melayang.
Taehyung seolah duduk di sana, memuja teman kencannya dengan tatapan mata. Membersihkan sudut bibirnya layaknya adegan dalam sebuah drama. Mengusap kepalanya hanya untuk membuat lawan kencannya menggerutu, pura-pura kesal karena Taehyung membuat rambutnya berantakan. Dan Taehyung akan berakhir menepuk-nepuk pipinya untuk menenangkan.
.
.
.
[ F L A S H B A C K ]
.
.
.
Taehyung merasakannya.
Ia akhirnya jatuh cinta. perasaan berbeda yang dia rasakan dari puluhan wanita yang pernah menghangatkan ranjangnya. Mulanya ia tak mengerti. Dadanya berdebar hanya dengan menatap matanya. Hatinya menghangat tiap kali sosok yang ia puja melengkungkan garis bibirnya, hingga membentuk sebuah kurva yangg mempesona. Taehyung memandangnya dalam diam. memperhatikan dari kejauhan. Ia bahkan tak peduli keeberadaan para wanita yang mengelilinginya. Atensinya seolah direnggut paksa.
Namjoon yang mengetahui gelagat kawan karibnya itu menepuk pundak Taehyung. Ia menggeleng prihatin.
"Tidak kali ini, kawan," ujarnya serius. "Kau tidak tahu siapa dia?" tunjuk Namjoon pada sosok yang menarik perhatian Taehyung.
"Apa yang kau bicarakan," dengus Taehyung.
Sekali lagi Namjoon menggeleng, "Jangan kira aku tidak tahu apa yang kau pikirkan. Memangnya apa yang ada di otak bajingan sepertimu itu selain selakanganmu terpuaskan?"
"Brengsek!" Taehyung menggeplak kepala Namjoon yang segera dihindari pemuda tinggi itu.
"Aku akan mendapatkannya." Taehyung terkekeh pelan.
"Dia tidak akan sudi bersamamu, percaya padaku."
Taehyung tak peduli. Sekali ia menginginkan sesuatu, maka saat itu juga ia akan mendapatkannya. Apapun itu. Maka tanpa membuang waktu, ia berdiri dari bangku kantin yang tengah menopang tubuhnya. Berjalan begitu saja pada sosok yang mengambil seluruh atensinya. Menulikan telinga pada umpatan dua gadis yang sebelumnya menggelayut manja padanya.