Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh semua😊 ga tau deh kenapa kepengen nyoba buat cerita ala ala teenfic😅 semoga kalian suka ya!
***
"Hai! Kenalin nama gue Bulan Rheanata Luna, biasa dipanggil Lucinta Luna, eh maksud gue Bulan."
"Hai semua! Nama gue Bulan Rheanata Luna. Panggil aja Bulan."
"Halo everybody! My name is--"
"Udah tau! Dari dalam kandungan kita juga udah kenal, Bulan."
Kalimat itu terdengar membosankan ditelinga laki-laki itu sekarang. Ia mendengus kesal. Sudah 10 kali, ahh... bahkan lebih, gadis itu mengulang-ulang rentetan kata demi kata tersebut.
"Yang ngomong sama lo siapa?" Ucap Bulan sinis. Tatapan membunuh nya ia lemparkan kepada Bintang yang sedang asik membaca komik Harry Potter yang baru saja kemarin dimilikinya karena telah membantu ibunya memotong rumput ditaman rumahnya.
"Gue jadi gak fokus baca nya. Mending kalo suara lo kaya Jenita Janet. Lah ini? Lo juga ngapain coba ngomong gak jelas gitu?" Bintang sedikit meninggikan nada bicaranya. Dia sudah kepalang kesal melihat Bulan yang tidak mau mengalah.
Namun, gadis itu tak menggubris nya sama sekali. Dia mengembalikan fokusnya kepada cermin.
Saat ini, ia sedang latihan perkenalan untuk MOS alias Masa Orientasi Siswa yang akan dilaksanakan dua hari lagi. Ia bisa berubah jadi orang yang paling gugup apabila berhadapan dengan banyak orang.
"Tinggal nyebutin nama doang susah." Sindir Bintang dan lagi-lagi tak digubris oleh cewek pemilik nama Bulan itu.
"Hai! Kenalin nama gue--lebih sopan pake hai atau halo ya?" Bulan menimbang-nimbang.
"Pake salam." Jawab Bintang. Bulan hanya mengangguk.
"Oh iya. Lupa gue." Bulan memukul pelan keningnya.
"Kebiasaan maling dirumah gue sih lo, gak pernah ngucapin salam." Bintang bicara pelan sambil pura-pura fokus ke komiknya. Ia berharap Bulan tak mendengar ucapannya barusan.
Ctak!
"Duh! Apaan sih?" sebuah sisir yang tadinya dijadikan microphone oleh Bulan mendarat mulus dikepala Bintang.
"Kalo lo emang gak ikhlas bantuin, mending lo pulang aja sono. Angkat jempol dari rumah gue, sekalian bawa tuh komik-komik gak guna!" Bulan membalas ucapan Bintang dengan nada bicara yg gak ada woles-woles nya. Coba bayangin, ada tanduk warna merah dikepala Bulan dan ada asap yang keluar dari telinganya.
"Rumah lo? Ini rumah nya Tante Luna." Ucap Bintang santai sambil membolak-balikkan komiknya. Bulan memutar bola matanya malas.
"Ya, emang. Tapi dia kan emak gue, Bintang yang pinter nya ngalahin Albert Einstein." Bulan benar-benar gemas melihat sahabat nya yang gilanya kuadrat alias pangkat dua.
"Gue kan tetangganya. Lo mau apa?" Ucap Bintang tak mau kalah. Ia menutup komiknya dan berjalan mendekati Bulan.
Bintang kian memangkas jarak diantara mereka hingga menyisakan Bulan yang jantungnya jedag-jedug tak karuan melihat Bintang sedekat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mond Un Sterne "Aku Bulan dan Kamu Bintang"
Teen FictionNama gue Bulan, tapi ga tau kenapa gue malah suka sama yang namanya Bintang. Bintang di atas noh, buka elo! - Bulan Rheanata Luna - Gue ga suka bintang ataupun bulan yang ada dimana pun. Gue sukanya sama elo, anaknya om Nata dan tante Luna. - Bint...