Part 5

647 43 1
                                    

Kami berdiri berhadapan, saling memandang mesra. Panji tersenyum. Disibaknya anak-anak rambutku yang beterbangan menutupi wajahku.

"Kamu cantik sekali Ratri....sejak pertama melihatmu aku sudah terpesona olehmu. Kamu punya kecantikan alami yang benar-benar anugerah Tuhan, bukan karena polesan kosmetika..." bisiknya dengan suara bergetar membuatku tersanjung. Aku hanya tersenyum lalu dengan manja kurebahkan kepalaku di dada bidangnya, Panji erat memelukku, hapir meremasku dalam kedua tangan kekarnya. Diciuminya ujung kepalaku. Kembali aku menggigil merasakan sensasi cinta yang begitu dalam.

"Aku memang nggak pintar berdandan bisikku, masih di dadanya. Terdengar suara tawa yang renyah dari mulut lelakiku. Aku mendongak. Kupandangi lagi wajah tampan mempesona yang membuatku tidak bisa tidur ini. Ia balas menatapku dengan sejuta bintang di matanya.

"Justru aku suka perempuan yang tidak bisa dandan...karena aku tidak suka perempuan dengan wajah topeng yang menor seperti gadis-gadis di kantor itu..." ujarnya. Aku kembali tersenyum.

"Mereka berdandan karena ingin menarik perhatianmu Mas..."

"Haha...sayangnya aku malah terpikat habis-habisan dengan gadis tanpa kosmetik di depanku ini." Panji kembali merengkuhku, memelukku erat seakan tidak ingin melepaskannya lagi. Tubuh mungilku serasa tenggelam di tubuh kekarnya. Aku pasrah saja saat ia kemudian mengangkat daguku, mendekatkan wajahnya pada wajahku, lalu perlahan dengan penuh rasa cinta ia membelai bibirku dengan bibirnya. Tubuhku menggoigil lagi. Panji pun merasakan itu, ia lalu menekan bibirnya ke bibirku. Sangat lembut dan hati-hati. Lama ia menikmati gelegak gairah cinta yang terpancar dari gerak bibir kami masing-masing, perlahan lalu dilepasnya bibirku dengan sebuah kecupan.

Cup...

Ahhh...

Bibirku bergetar hebat, sehebat getaran dalam jantungku. Belum pernah aku meraasakan kecupan seindah ini. Panji membelai rambutku lagi, lalu mengelus pipiku sambil tersenyum.

"Ratri...maukah kamu menjadi istriku?" katanya lembut. Aku ternganga. Secepat itu ia melamarku? Bagaimana mungkin? Dua bulan pasti belum cukup untuk saling mengenal. Namun aku melihat kemantapan dan kekerasan hati di mata lelaki tampan di depanku ini.

"Secepat itu?" bisikku ragu. Panji tertawa, lalu diraihnya lagi wajahku dan dikecupnya lagi bibirku. Dua kali.

"Kenapa? Aku mengejarmu karena aku ingin mengajakmu mengarungi hidup berumah tangga. Aku ingin menikahimu. Bukan mau mengajakmu pacaran...Aku serius Tri..." bisiknya lagi lebih mantap.

"Tapi.. baru dua bulan.."

"Aku sangat yakin dengan cintaku. Sejak melihatmu pertama kali, aku ingin menerima dan memiliki semua yang ada dalam dirimu. Cintamu, kelebihan dan kekuranganmu. Begitupun aku sangat berharap kamu memliki perasaan yang sama...Bagaimana? Mau ya? Jangan buat aku patah hati Tri...Kalau kamu menolakku, aku janji nggak akan pernah menikahi siapapun...Aku hanya mau kamu. Cuma kamu" Panji menjentik hidungku. Aku terpana dengan ungkapan cintanya itu. Dan itu membuatku tak ragu lagi untuk menganggukkan kepalaku. Bukankah aku juga telah tergila-gila padanya?

"Iya..aku mau.."

"Sungguh?" Mata Panji tampak berbinar. Ia lalu mengangkat tubuh mungilku dan dibopongnya sambil berputar. Ia menjerit kegirangan bagai anak kecil yang mendapatkan mainan kesukaannya.

"Ratriiii... Aku cinta kamuuuuuu..." pekiknya di tengah suara ombak pantai.

'Panjiii... sudah... turunkan aku..." Aku tergelak namun juga ngeri. Hatiku bahagia karena melihat kesungguhan Panji. Lelaki itu pun menurunkanku lalu menarikku lagi dalam pelukannya. Cinta kami pun mencapai kesepakatannya hari itu.

***

TBC

Lop u all ❣️

Nana👑

Hate For Love[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang