Rendi kembali

15 9 0
                                    

" Mencoba melupakanmu ?bukan perkara mudah untukku"

*******

Saat hidup menjadi terasa berat hanya yakin dan terus menjalani tanpa kenal lelah solusinya mungkin kenyataan ini memang terlalu pahit bagi dania kini dirinya tak lagi bersama freza .
Jika mengingatnya hanya akan membuat luka hati
Andai bisa dania ingin memeluk freza lagi karena dihatinya hanya ada freza yang selalu dirindukannya .

Pagi itu dania berjalan menuju kelas dengan membawa novel di tangannya ,langkah dania terhenti sejenak menyadari kehadiran rendi yang sedang berdiri didepan pintu .

" ngapain kamu disini ren , minggir aku mau masuk!"

" galak amat sih dan ,lo lagi pms ya ?" celetuk rendi

" rend, aku lagi nggak mau diganggu aku ingin sendiri ,jadi tolong kamu hargai keinginanku ,permisi "

Akhir akhir ini suasana hati dania sedang kacau bahkan dia enggan untuk sekedar bercerita tentang apa yang dipikirkannya kepada siapapun saat ini , yang dania inginkan saat ini hanyalah lari sejauh jauhnya dari kenyataan pahit ini!

" dan ,lo nggak lagi nangis kan?" terdengar nada suara fiona yang cemas akan keadaan dania saat itu , namun dania sendiri memilih berpura pura terlihat baik baik saja dihadapan fiona sahabatnya.

" nggak ,aku baik baik aja kok fi " balas dania dengan mengulas senyum terpaksanya

" dania, nggak perlu nyembunyiin air matamu kamu nggak sendiri aku ada disini untuk kamu "

" biarpun semua orang pergi menjauh aku akan tetap disini ,disampingmu membantumu kembali ke duniamu yang cerah bukan suram seperti ini!"

Dania hanya menunduk , perkataan fiona baru saja menyadarkannya bahwa benar dia tidak sendiri ,dania juga tak sepantasnya menjauhi semua orang termasuk orang terdekatnya hanya karena cintanya tak terbalaskan .

" dania harus kamu tahu satu hal yang kamu perlukan saat ini tetap berjuang menjalani hidup bukan menangisi keadaan "

" apa kamu ingin menderita selamanya? "

Cairan bening mulai mengembang lagi dimata dania ,dengan sigap fiona memeluk tubuh dania menghapus derai air mata yang jatuh dari matanya.

********

Bel pertanda berakhirnya seluruh pelajaran berbunyi nyaring semua siswa berhamburan keluar meninggalkan kelasnya masing masing tak terkecuali dania dan fiona .


" selamat siang nona manis si pemikat hati ?"

Celetuk rendi yang dengan tiba tiba muncul dihadapan dania dan fiona .

" Lo masih mau ngejar dania yakin lo ren?" tanya fiona

" apaan sih fi , kita cuma temen nggak lebih" sahut dania

" iya teman hidup kan dan maksud lo?" ujar rendi dengan percaya diri

" gue akan selalu ikut kemana lo pergi karena gue mau jadi temen hidup lo dan ,jadi nggak perlu lo mikirin cara nghindari gue itu gak berfaedah ingat ya dan"

Sebenarnya dania tahu apa maksud dari perkataan rendi tetapi dirinya seperti memberi dinding penghalang bagi rendi untuk masuk ke dalam dirinya dan lebih memilih diam tanpa kata ,menurutnya diam adalah pilihan terbaik disaat seperti ini , mungkin dengan begitu dania bisa mengendalikan dirinya agar tak mudah terpengaruh rayuan cinta yang menyiksa lagi, dan tidak terlalu memberikan harapan kepada rendi .

" saat ini kamu hanya terobsesi akan imajinasimu tentang cinta ren ,jadi jangan mudah mengucap kalimat harapan kepada orang lain " ujar dania

" harus kamu tahu dania trauma itu pasti ada tapi itu bukan acuan untukkmu menutup diri dan berfikir negatif pada orang lain " sahut rendi

Tanpa bisa ditahan kalimat itu keluar dari mulut dania dan rendi, mengejutkan keduanya dan juga fiona yang tak percaya mendengarnya ,rendi merasa apa yang diucapkan dania ada benarnya , dania pun menarik tangan fiona dan berjalan tergesa gesa manjuhi tubuh rendi yang masih terdiam ditempat .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dania NalithaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang